Berita Manggarai Barat
Es Cendol Legendaris di Labuan Bajo Solusi Dahaga Para Pembeli
Terik siang yang menyengat menghantar kerumunan pelajar dan pengunjung tetap ramai mendatangi lapak Es Cendol
Penulis: Petrus Chrisantus Gonzales | Editor: Ricko Wawo
Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Petrus Chrisantus Gonsales
TRIBUNFLORES.COM, LABUAN BAJO - Terik siang yang menyengat menghantar kerumunan pelajar dan pengunjung tetap ramai mendatangi lapak es cendol legendaris milik Nurafiq yang berdiri di Jalan Frans Nala, Desa Batu Cermin, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, pada Selasa (29/7/2025).
Sebagian dari mereka datang memesan es cendol tersebut, ada juga yang meminta dibungkus lalu dibawa pulang.
Mono Marplo, salah seorang pembeli, menuturkan dirinya baru pertama membelai es cendol legendaris, karena merasa penasaran.
Baca juga: Sejumlah Warga Desa Ponu Dilaporkan ke Polisi karena Intimidasi Anak di Bawah Umur
"Saya baru datang di Labuan Bajo, kemarin dengan saudari lewat, saya lihat banyak orang yang beli. Karena saya suka jajan juga jadi saya coba beli," katanya.
Marplo memesan es cendol yang harganya sepuluh ribu rupiah, agar lebih puas mencicipinya.
"Kalau ini kan banyak ya, jadi lebih puas menikmati kaka. Apalagi harganya juga murah. Lalu panas begini kan kita cepat harus, jadi ini juga solusi untuk hilangkan dahaga," ujarnya.
Ia tertarik dengan cara penyajiannya karena campurannya kental, bungkusannya juga rapi, tutupan cup sudah di-press menggunakan mesin, sehingga saat dipegang tidak akan tumpah.
Secara terpisah Nurafiq, mengaku berjualan es cendol karena ingin menekuni warisan dari ayahnya.
"Bapak saya juga dulu penjual es cendol di Jepara. Kami satu keluarga hidup dari situ. Sehingga saat saya di sini, saya memilih untuk buka usaha cendol ini," tutur Nurafiq.
Kepada TRIBUNFLORES.COM, Nurafiq mengaku menghabiskan modal sekitar Rp 700.000 dalam membangun usaha es Cendol.
"Karena harus beli bahannya kaka. Tepung kanji, gentongnya, mesin pres cup, sedot, pewarna, gula jawanya, cup, sedotannya lagi. Jadi banyak kaka kebutuhan awalnya" kata Nurafiq.
Nurafiq menuturkan, dalam sehari ia bisa meraup penghasilan sebesar Rp 1.500.000.
Es cendol legendaris tersebut bila dijual di cup pendek, seharga Rp 5.000 sedangkan di cup tinggi, Rp 10.000.
"Santannya kita pakai santan asli, supaya rasanya tetap khas Jepara. Gula merahnya kita pakai gula Jawa dan gula dari Manggarai, lalu pewarna itu pun kita pakai pewarna makanan yang dibeli di toko. Terua es batunya juga kita simpan di tempat yang aman biar tetap tahan dinginnya," terang Nurafiq.
Saat melayani konsumen, Nurafiq dibantu istrinya. (moa)
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Sejumlah Warga Desa Ponu Dilaporkan ke Polisi karena Intimidasi Anak di Bawah Umur |
![]() |
---|
Vivin Sungkono Hadiri Rapat Komite AFC, Bahas Masa Depan Sepak Bola Wanita Asia |
![]() |
---|
KKNT 2025, Stiper Flores Bajawa Lepas 40 Mahasiswa Menuju Kecamatan Riung |
![]() |
---|
Gunung Lewotolok Meletus Pagi Ini, Tinggi Kolom Erupsi Tidak Teramati |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.