Flores Bicara

Nong Yonson:  Kemampuan Literasi Penting Ditanamkan Sejak Dini

Sebagian besar kosa kata yang digunakan saat berbicara dan menulis adalah sebanyak kosa kata yang kita jumpai saat kita mendengarkan dan membaca

Penulis: Cristin Adal | Editor: Cristin Adal
TRIBUNFLORES.COM/TANGKAPAN LAYAR
FLORES BICARA- Emanuel Nong Yonson, penulis dan sastrawan muda NTT dalam talkshow Flores Bicara Tribun Flores, Jumat (28/7/2025). 

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE- Emanuel Nong Yonson, seorang penulis dan konsultan pendidikan NTT, mengingatkan pentingnya kecakapan literasi bagi generasi muda ditanamkan sejak sejak dini.

Dia mengatakan dalam literasi ada empat konsep yang harus dipahami yakni mendengar, membaca, menulis dan berbicara.

"Di dalam konsep (literasi) itu ada empat bagian yaitu, menyimak, berbicara, membaca, dan menulis,"kata satrawan NTT yang karib disapa Nong Yonson itu dalam talkshow Flores Bicara, Jumat (25/7/2025) lalu.

Dia menjelaskan, kecakapan literasi melatih terbentuknya proses berpikir kritis yang bisa dituangkan dalam bentuk tulisan dan berbicara. 

 

Baca juga: Tekankan Pentingnya Literasi, Mahasiswi Unika Ruteng: Membaca Merupakan Sebuah Pintu 

 

 

"Jadi struktur berpikir seseorang dibentuk dari menulis dan membaca. Menulis adalah puncak dari konsep bahasa,"kata alumnus SMAS Bhaktyarsa Maumere ini.

"Percaya atau tidak sebagian besar kosa kata yang digunakan saat berbicara dan menulis adalah sebanyak kosa kata yang kita jumpai saat kita mendengarkan dan membaca. Tidak ada satu pun penulis di dunia ini bisa menulis tanpa membaca,"lanjutnya.

Dia tak menampik bahwa peradaban suatu bangsa berakar dari budaya membaca dan menulis. Dia menyebut literasi anak-anak di negeri ini mengkhawatirkan.

"Kita saat ini mengalami persoalan literasi. Di Kupang, disampaikan oleh kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Kupang mendata ada ribuan anak SD-SMP tidak bisa membaca sama sekali,"ujar Nong Yonson.

 

Baca juga: Alumni SMAS Katolik Bhaktyarsa Maumere Hadir Beri Pelatihan Menulis Kreatif bagi Para Siswa SMABHAK

 

Dia mengumpamkan pendidikan sebagai tubuh, membaca dan menulis sebagai jiwa. Menulis dan membaca menurutnya literasi yang harus terbentuk sejak dini.

"Pendidikan itu tubuh sementara jiwanya ada di membaca dan menulis. Bagaimana kita membayangkan tubuh dengan tanpa jiwa, seperti pula pendidikan tanpa membaca dan menulis tidak ada guna sama sekali,"ungkapnya.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved