Berita Sikka

Wujudkan UHC, Desa Geliting Pilot Project Agen Pesiar di Sikka Flores NTT

Program Pesiar merupakan bentuk kolaborasi BPJS Kesehatan bersama sejumlah kementerian terkait.

Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / GG
SERAHKAN LAPORAN - Agen Pesiar saat menyerahkan laporan kepada Kepala Desa Geliting di Kantor Desa Geliting, Kecamatan Kewapante, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, Jumat 25 Juli 2025. 

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Desa Geliting di Kecamatan Kewapante, Kabupaten Sikka, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi pilot project agen Pesiar Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS) Kantor Cabang Maumere.

Program Pesiar adalah program untuk merekrut peserta dan meningkatkan keaktifan peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di tingkat desa.

Program Pesiar merupakan bentuk kolaborasi BPJS Kesehatan bersama sejumlah kementerian terkait.

Di antaranya adalah Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.

Mekanisme kerja program ini berupa pemetaan dan rekrutmen calon peserta Program JKN di setiap desa dan kelurahan lewat pembiayaan operasional dana desa.

Baca juga: Terlindungi Sejak Lahir, Inovasi JKN Ubah Masa Depan Anak-Anak Ende

 

Dan implementasi program Pesiar BPJS Kesehatan di tingkat desa dan kelurahan dilaksanakan oleh Agen Pesiar yang ditunjuk oleh pemerintah desa setempat.

Di Desa Geliting ada tiga orang agen Pesiar, Maria Nona Erni (39), Margareta Nona Sandri (37) dan Ignasai Tince (30).

Maria Nona Erni menjelaskan sejak tahun 2023 lalu ia Bersama dua rekan sudah melaksanakan kegiatan Pesiar, mulai dari pemetaan, penyisiran, advokasi dan registrasi.

Kepala Dusun Kloangbolat ini mengatakan rutin berkeliling ke wilayah Dusun Kloangbolat untuk menyisir warga yang belum menjadi peserta JKN.

Tiga orang agen Pesiar itu sebelumnya sudah mendapatkan pembekalan dan pelatihan dari BPJS Kesehatan Cabang Maumere di Kabupaten Sikka.

Ibu dari tiga orang anak ini mengaku setelah mendapatkan pelatihan, ia langsung mendatangi rumah warga dengan membawa atribut lengkap atau tanda pengenal dan data-data dari BPJS untuk mempermudah pemetaan dan penyisiran.

Istri dari Stefanus ini menyisir di RW 03 RT 10, RT 11 dan RT 12 Desa Geliting dengan metode jalan dari rumah ke rumah.

Alumnus Kampus Muhammadiyah Kupang ini mengaku sangat senang menjadi agen Pesiar BPJS Kesehatan karena bisa membantu banyak orang.

"Saya orang pertama yang jadi agen Pesiar. Saya dari rumah ke rumah untuk cek dan saya bawa dengan data-data yang sudah diberikan oleh petugas dari BPJS Kesehatan. Saya mendata lagi yang belum terkover (terinput)  menjadi peserta JKN khusus yang mandiri. Terus saya temukan ada yang menunggak dan ada yang keluar serta ada yang baru mau mendaftarkan diri,"ujar Erni saat dijumpai TRIBUNFLORES di Kantor Desa Geliting, Jumat 25 Mei 2025.

Saat itu, Erni datang menyerahkan laporan perkembangan kepada Kepala Desa Geliting terkait kepesertaan JKN yang baru ia dapatkan setelah mendatangi rumah-rumah warga.

Ia berharap agar BPJS Kesehatan terus berinovasi agar bisa mewujudkan cakupan kesehatan semesta atau Universal Health Coverage (UHC).

"Sampai saat ini baru 10 orang yang mendaftar menjadi peserta JKN mandiri,"ungkapnya.

Agen Pesiar lainnya, Margareta Nona Sandri mengaku senang menjalankan tugasnya sebagai mitra BPJS.

Kata dia, agen Pesiar merupakan bagian dari pekerjaan kemanusiaan karena banyak membantu warga.

Apalagi masih banyak warga desa yang belum memiliki kartu JKN. Pemerintah Desa terus mendorong agar semua warga mendapatkan akses pelayanan kesehatan lewat agen Pesiar. 

"Saya mau jadi agen itu karena banyak masyarakat kita belum punya KIS atau JKN pemerintah itu. Waktu BPJS Kesehatan Maumere kerjasama dengan pemerintah desa, bapak kepala desa pilih kami tiga orang untuk jadi agen Pesiar. Jadi, saya waktu itu langsung mau,"ujar Sandri, begitu ia akrab disapa.

Kepala Dusun Jedawair ini mengaku setelah dipilih langsung melakukan pemetaan dan menyisir dengan mendatangi rumah-rumah warga. Ada yang menolak, ada pula yang menerima kedatangan mereka. 

Ia tak peduli dengan penolakan warga, pasalnya itu adalah kerja kemanusiaan yang dijalani dengan sungguh.

"Saya berhasil mendapatkan 3 orang peserta JKN mandiri,"ujarnya.

Agen Pesiar lainnya, Ignasai Tince ingin menjadi agen Pesiar agar membantu masyarakat mendapatkan akses informasi dan kemudahan dalam pendaftaran serta administrasi JKN. 

Sejak tahun 2024 dirinya berhasil mendaftarkan 2 warga menjadi peserta JKN mandiri. Ia berhasil mendaftarkan dua warga menjadi peserta JKN mandiri.

Perempuan yang akrab disapa Tince ini mengaku setiap bulan saat pelaksanaan Posyandu, dirinya selalu melakukan edukasi bagi warga tentang JKN.

"Untuk mendatangi warga sangat sulit bagi saya, karena alasan dari warga ada yang keluar kerja, ada yang tidak punya waktu, jdai saya menunggu waktu saat Posyandu saja,"ujarnya.

Ia mengaku ada warga yang menolak dengan namun ia dengan penuh kesabaran memberikan penjelasan JKN sangat penting demi akses pelayanan kesehatan yang merata serta membantu ketika warga sakit.
 
"Untuk warga yang sering menolak, kami selalu dekati dan tetap beri edukasi, setiap kali kami beri edukasi kami harus omong yang mana mereka merasa ini hal yang sangat penting, apalagi untuk Lansia dan Bumil, bahkan semua kami selalu tekankan bahwa JKN sangat penting dan bisa membantu kita. Ketika kita tidak memiliki JKN dan kita masuk rumah sakit biayanya lebih besar . Dari situ mereka mulai perlahan tertarik,"ujarnya.

"Kami ada 3 agen Pesiar dan kami punya 3 dusun sehingga kami bagi per masing-masing dusun, setiap agen Pesiar selalu memberi informasi ke RT/RW untuk menghadirkan warganya pada saat kegiatan sedang berlangsung. Saya hanya memberikan penyuluhan pada saat Posyandu, pertemuan di desa dan pada saat kegiatan apa sja yang dilakukan ketika warga berkumpul,"sambungnya.

Bersalin Gratis

Ewaldus Geli (40) membagikan kisahnya tentang manfaat JKN.

Dua tahun lalu ketika istrinya hendak bersalin, ia tak memikirkan biaya, pasalnya ia sudah hampir 5 tahun bergabung menjadi peserta JKN. 

"Kalau mau dibilang JKN ini penyelamat nyawa warga di Flores, memang ada benarnya juga. Pasalnya saat kita mau berobat, pasti gratis. Pengalaman saya itu sangat luar biasa, ketika istri bersalin gratis di rumah sakit, nah coba kalau waktu itu kami tidak ada kartu JKN, pasti kami harus keluarkan biaya lebih,"ujar Ewaldus.

Ia mengajak agar warga yang belum menjadi peserta JKN segera mendaftarkan diri karena sangat membantu ketika berobat atau membutuhkan perawatan saat sakit.

Ia juga mengaku empat anggota keluarga dirumahnya sudah menjadi peserta JKN mandiri dan setiap bulan rutin membayar iuran.

Pemdes Apresiasi

Sementara itu, Kepala Desa Geliting, Makarius Oskar (58) mengapresiasi perjuangan agen Pesiar di wilayah itu.

Pria yang akrab disapa Oskar ini tampak semangat saat menerima laporan perkembangan dari agen Pesiar. Sejak tahun 2023 itu agen Pesiar sangat bertanggungjawab menjalankan tugas dan berhasil mendaftarkan 15 orang warga menjadi peserta JKN mandiri. 

Oskar mengatakan pada tahun 2022 pemerintah pusat menetapkan Desa Geliting sebagai desa mandiri dengan berbagai penilaian dan indikator.

Sehingga tahun awal tahun 2023 itu Desa Geliting dijadikan sebagai pilot project agen Pesiar. 

Ia menyebutkan di Desa Geliting ada tiga orang yang menjadi agen Pesiar. 

Di Dusun Kloangbolat, Maria Nona Erin, Dusun Bajo, Ignasai Tince dan Dusun Jedawair, Margareta Nona Sandri. 

Ketiga orang tersebut bekerja tanpa kenal lelah untuk mewujudkan akses jaminan kesehatan yang merata dan ada 15 orang warga sudah menjadi peserta JKN mandiri berkat kerja mereka.

"Mereka tidak hanya untuk agen Pesiar tapi juga menjalanakan program kesejahteraan sosial,"ujar Oskar.

Oskar menyebutkan desa mandiri adalah desa yang mempunyai ketersediaan dan akses terhadap pelayanan dasar yang mencukupi, infrastruktur yang memadai, aksesibilitas/transportasi yang tidak sulit, pelayanan umum yang bagus (pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur dasar), serta penyelenggaraan pemerintahan yang sudah sangat baik.
 
Ia mengaku tahun 2022 pemerintah pusat menetapkan Desa Geliting menjadi Desa Mandiri dengan skor 80,08.

"Di Kabupaten Sikka ada 3 desa saja yang sudah dikategorikan menjadi Desa Mandiri, Desa Geliting, Desa Nita dan Desa Paga,"sebut dia.

Dia menyatakan satu diantara beberapa indikator penetapan Desa Mandiri adalah soal pelayanan umum seperti akses pelayanan kesehatan. 

"Karena indikator akses pelayanan kesehatan bagus maka BPJS Kesehatan jadikan desa kami sebagai pilot project agen Pesiar, itu kami sangat bangga dan menurut saya ini pencapaian luar biasa,"ujar Kades dua periode ini.

Sejak tahun 2014, Oskar menjabat sebagai Kepala Desa Geliting hingga kini di desanya terus mendapatkan penghargaan atas capaian kinerja yang luar biasa.

"Dari desa berkembang ke desa maju, dari desa maju ke desa mandiri itu orang bilang akan mengurangi dana desa, ternyata tidak. Justru kami mendapatkan reward dari pemerintah karena prestasi itu, maka sekarang banyak lembaga atau perorangan datang belajar di sini,"ujarnya penuh bangga.

Ia menyebutkan jumlah penduduk di Desa Geliting hingga saat ini yaitu 2.428 jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga 613.

"Jumlah peserta JKN hingga Juni 2025 yaitu 2.401 jiwa. Peserta aktif 1.726 peserta dan yang tidak aktif itu sekitar 675 peserta. Itu data terbaru dari BPJS Kesehatan Maumere. Ada peningkatan jumlah kepesertaan karena tahun lalu itu, peserta masih di bawah angka yang sekarang. Kami terus mendorong dan berupaya agar tahun ini kami 100 persen kepesertaan JKN. Kami sudah capai 70 persen lebih peserta JKN, lagi 30 persen kami capai 100 persen kepesertaan aktif,"ujarnya.

BPJS Apresiasi

Sementara itu, Kepala Bagian Kepesertaan BPJS Kesehatan Cabang Maumere, Carol Desmon Bani (37) mengatakan program Pesiar merupakan singkatan dari 4 aktivitas utama, yaitu:

1. Petakan, upaya pemetaan data potensi penduduk yang belum menjadi Peserta JKN atau Peserta JKN yang sudah tidak aktif karena PHK.

Termasuk juga peserta menunggak dan peserta JKN non aktif berdasarkan berbagai variable data, semuanya sebagai potensi penduduk yang akan direkrut sebagai Peserta.

2. Sisir, mekanisme kunjungan terorganisir berdasarkan wilayah sesuai hasil pemetaan data potensi target peserta yang akan direkrut.

3. Advokasi, upaya persuasi dan edukasi mengenai hak, kewajiban dan prosedur yang dilakukan kepada stakeholder terkait.

Ini dilakukan untuk mendorong penduduk memahami pentingnya jaminan kesehatan hingga bersedia mendaftar menjadi Peserta JKN dan mengajak orang lain untuk ikut.

4. Registrasi, mendaftarkan penduduk yang telah diadvokasi menjadi Peserta JKN dan memastikan peserta melakukan pembayaran iuran pertama.

Ia menyebutkan secara umum, program Pesiar BPJS Kesehatan bertujuan untuk merekrut peserta dan meningkatkan keaktifan peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di tingkat desa.

Melalui program ini, diharapkan pemerintah bisa menyisir kepesertaan hingga 100 persen, yang berdampak positif pada pencapaian jaminan kesehatan nasional.

Ia mengapresiasi peran tiga agen Pesiar di Desa Geliting. 

Menurut pria yang akrab disapa Desmon ini agen Pesiar memiliki peran penting untuk membantu BPJS Kesehatan Maumere dalam  upaya mendapatkan peserta JKN. 

Apalagi program Desa Pesiar ini adalah inovasi baru maka butuh pilot project.

"Menurut saya, mereka sangat luar biasa mendapatkan 10 hingga 15 peserta JKN mandiri, butuh waktu dan tenaga. Karena mau edukasi satu orang saja itu itu susah. Ajak satu orang saja, mulai tahap petakan, sisir, edukasi hingga registrasi itu luar biasa sulitnya, apalagi pesertanya itu JKN mandiri, itu lebih lagi. Untuk mengedukasi seseorang itu sangat susah, tapi agen Pesiar sangat luar biasa,"ujar Desmon.

Kata dia, jumlah penduduk Desa Geliting tahun 2024 yaitu 2.428 jiwa.

Realiasasi peserta JKN hingga 30 Juni 2025 yaitu 2.401 jiwa (98,89 persen). Peserta aktif 1.726 jiwa (71.09 persen) dan peserta tidak aktif 675 jiwa (27.80 persen).

Ia menerangkan di Kabupaten Sikka ada 16 desa/kelurahan yang memiliki agen Pesiar. 

Sehingga BPJS Kesehatan terus berkolaborasi baik dengan pemerintah daerah, pemerintah kecamatan, pemerintah desa ataupun kelurahan untuk mewujudkan cakupan kesehatan semesta. 

Ia menyebutkan perlu edukasi kepada masyarakat tentang JKN. Selama ini masih banyak orang berpikir bahwa mengurus kesehatan itu semuanya tanggung jawab BPJS.

"Ada beberapa pilar dalam program JKN ini sebenarnya BPJS hanya salah satunya saja. BPJS sebagai penyelenggara yang memberikan jaminan terhadap kondisi finansial. Sedangkan lebih ke pelayanan kesehatan ada sisi mitra dalam hal ini rumah sakit, puskesmas dan lain sebagainya, jadi medis itu tidak bisa diabaikan,"ujarnya.

Ia mengatakan masyarakat juga berada di posisi yang penting dalam mendukung JKN. Sebagai peserta JKN masyarakat dihadapkan pada dua persoalan yaitu ability to pay (kemampuan membayar) dan awareness to pay (kesadaran untuk membayar). 

"Sedangkan untuk ability to pay kita kerja sama dengan berbagai stakeholder dan sebagainya untuk mengurangi. Contohnya, ada segmen Penerima Bantuan Iuran atau PBI pemerintah daerah. Mereka ini adalah kategori masyarakat yang kurang mampu, dia dibiaya oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah,"ujarnya.

Ia mengaku masih banyak warga yang tidak mau bergabung menjadi peserta JKN dengan berbagai alasan termasuk kendala ekonomi.

“Ada yang di luar dari itu yang sampai dengan saat ini tidak mau mendaftar, sudah terdaftar tapi non aktif, sehingga mereka tidak terlalu peduli dengan bayar iuaran atau tidak mau mendaftar sama sekali. Pada saat mengalami dulu (sakit) baru mencari agen Pesiar atau mendaftar jadi peserta JKN,”ujarnya.

Ia pun memuji agen Pesiar karena tanpa henti melakukan edukasi kepada masyarakat. Sehingga peran mereka sangat strategis dalam rangka meningkatkan kepesertaan JKN.

"Untuk agen Pesiar ini sisi edukatifnya luar biasa. Dari sisi kemanusiaannya, apa yang dia kerjakan itu sangat bagus. Dia punya peran rangkap, dia tidak hanya berperan mengedukasi warga tentang program JKN ini tapi dia maping dulu, sisir, edukasi dan registrasi,"ujarnya.

"Dia punya fungsi ganda, satu orang saja susah. Tentu setiap tahap itu agen Pesiar punya imbal jasanya, yang mungkin saat ini evaluasi lebih lanjut, apakah layak atau seharusnya ditambah. Karena ini bentuknya pilot project. Agen Pesiar ini baru awal tahun 2023. Tahun 2025 sudah semakin banyak,"tambah dia.

Kata dia, BPJS Kesehatan Cabang Maumere menaungi 3 Kabupaten yaitu Kabupaten Sikka, Kabupaten Flores Timur dan Kabupaten Lembata.

"Agen Pesiar di Sikka 16 orang, Flores Timur 17 orang dan Lembata 9 orang. Tidak hanya di desa tapi juga di kelurahan-kelurahan. Kita kerja sama dengan pemerintah untuk penentuan desa atau kelurahan mana yang layak disasar. Untuk mencapai cakupan kesehatan semesta tidak hanya skop nasional, tapi sasaranya mulai provinsi, kabupaten. Di desa, skop Universal Health Coverage (UHC) itu skop sampai tingkat paling bawah. Harapannya dengan kehadiran agen Pesiar dapat menjangkau semua lapisan masyarakat dan semua peserta JKN aktif guna mendukung UHC,"ujarnya. (kgg).

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved