Berita Ende

Terlindungi Sejak Lahir, Inovasi JKN Ubah Masa Depan Anak-Anak Ende

Begitu seorang bayi lahir, petugas di rumah sakit atau puskesmas langsung mengirim data ke grup. 

Penulis: Albert Aquinaldo | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM/ALBERT AQUINALDO
KANTOR BPJS – Kantor BPJS Kesehatan Ende di Jalan Melati, Kota Ende, Kabupaten Ende, Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur. 

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Albert Aquinaldo

TRIBUNFLORES.COM, ENDE - Di balik tangis pertama yang menggema dari ruang bersalin RSUD Ende, sebuah masa depan sedang dipersiapkan. 

Bukan hanya untuk bayi mungil yang baru lahir itu, tetapi juga untuk ribuan anak lainnya di Pulau Flores yang kini mendapatkan jaminan kesehatan sejak hari pertama mereka menghirup udara dunia.

Selama lebih dari sepuluh tahun melayani bangsa, BPJS Kesehatan terus menunjukkan komitmennya dalam menghadirkan akses kesehatan yang inklusif. 

Namun di Ende, Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur, komitmen itu bertransformasi menjadi inovasi lokal yang berdampak langsung, setiap bayi baru lahir langsung didaftarkan sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Baca juga: Kisah Perjalanan Setahun Cuci Darah, Program JKN Selamatkan Nyawa Warga Pelosok NTT

 

Semua bermula dari ide sederhana, bagaimana caranya agar tidak satu pun anak di Ende dan sekitarnya tumbuh tanpa perlindungan kesehatan? Jawabannya ternyata tak serumit yang dibayangkan. Tak ada sistem rumit, tak ada rapat berhari-hari. Hanya sebuah grup WhatsApp lintas lembaga.

“Kita ada inovasi yang memastikan setiap bayi baru lahir itu terdaftar, langsung punya surat keterangan lahir, NIK, tercatat di KK dan memiliki BPJS. Ide dasarnya adalah semua pihak yang berkaitan dengan kelahiran bayi, rumah sakit, puskesmas, Dukcapil, Dinas Sosial, dan kami di BPJS Kesehatan, terhubung dalam satu grup WhatsApp,” jelas Nara Grace Boru Ginting, Kepala BPJS Kesehatan Cabang Ende, saat diwawancarai TribunFlores.com, Senin (28/7/2025) disela-sela kesibukannya yang padat.

Begitu seorang bayi lahir, petugas di rumah sakit atau puskesmas langsung mengirim data ke grup. 

Dari sana, proses berjalan cepat, Dukcapil segera mengurus NIK dan KK bayi, Dinas Sosial memverifikasi apakah keluarga masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), dan BPJS Kesehatan langsung mengaktifkan status kepesertaan JKN bagi si bayi.

“Inovasi ini menjamin bayi tidak perlu menunggu. Kalau orang tuanya peserta PBI (Penerima Bantuan Iuran), otomatis bayinya ikut ter-cover pemerintah pusat atau daerah. Kalau mandiri, langsung masuk tanggungan keluarga,” lanjut Nara Grace penuh semangat. 

Inovasi yang mulai diterapkan sejak tahun 2023 itu kini menunjukkan hasil nyata. Sepanjang tahun 2024, tercatat 12.454 bayi yang baru lahir di wilayah kerja BPJS Kesehatan Cabang Ende langsung didaftarkan sebagai peserta JKN. Hingga pertengahan tahun 2025, jumlahnya sudah mencapai 8.527 anak.

Angka itu bukan hanya statistik. Di baliknya ada wajah-wajah kecil yang kini tidak perlu lagi takut sakit karena tidak punya jaminan. 

Ada keluarga yang merasa lega karena tak perlu bingung memikirkan biaya rumah sakit untuk imunisasi, demam, atau perawatan bayi baru lahir.

Langkah ini tidak hanya menciptakan efisiensi layanan, tetapi juga mencerminkan perwujudan nyata Universal Health Coverage (UHC) di daerah pelosok. 

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved