Renungan Katolik

Renungan Katolik Rabu 6 Agustus 2025, Gunung, Cahaya, dan Kemuliaan

Mari simak renungan Katolik Rabu 6 Agustus 2025. Tema renungan Katolik gunung, cahaya, dan kemuliaan. Baca renungan katolik hari ini.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / HO-ANGGY BOEKAN
IKUT MISA - Umat saat misa di Gereja Paroki St. Yohanes Rasul Pringwulung, Jogjakarta, Minggu 16 Februari 2025.Mari simak renungan Katolik Rabu 6 Agustus 2025. Tema renungan Katolik gunung, cahaya, dan kemuliaan. Baca renungan katolik hari ini. 

Renungan Harian Katolik : "Mengikuti Kristus di Puncak dan Lembah Hidup"

Hari Raya Yesus Menampakkan Kemuliaan-Nya

Injil: Lukas 9:28b–36

Gunung, Cahaya, dan Kemuliaan

Di puncak gunung yang sepi, Yesus berubah rupa—wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau. Musa dan Elia menampakkan diri, berbicara dengan Yesus tentang "kepergian-Nya" yang akan digenapi di Yerusalem. Petrus, yang terbangun dari kantuk, nyaris tak mampu memahami apa yang ia saksikan. Lalu, datanglah awan menaungi mereka, dan suara dari surga berkata:

“Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia!” (Lukas 9:35)
Transfigurasi ini bukan sekadar pengalaman spiritual pribadi, melainkan pewahyuan tentang siapa Yesus sebenarnya: Sang Mesias, Putra Allah, penuh kemuliaan, namun juga akan menderita demi keselamatan manusia.

Keindahan Gunung dan Realita Salib

Sungguh menggoda ketika Petrus ingin membangun tiga kemah dan tinggal di sana. Siapa yang tidak ingin berlama-lama dalam kehadiran ilahi dan pengalaman surgawi? Namun Yesus tidak tinggal di puncak. Ia turun kembali ke realitas dunia—menuju salib, penderitaan, dan penolakan.

Kita pun sering mengalami “gunung transfigurasi” dalam hidup: saat-saat iman kita kuat, doa terasa nyata, dan kehadiran Tuhan begitu dekat. Namun Yesus mengingatkan: gunung itu bukan tempat akhir, melainkan tempat penguatan sebelum kembali ke lembah kehidupan untuk menjalani misi kasih.

“Dengarkanlah Dia!”

Suara dari surga memerintahkan kita untuk satu hal sederhana namun menantang: mendengarkan Yesus. Dalam hiruk-pikuk kehidupan modern, suara Tuhan sering tenggelam oleh notifikasi, opini, dan distraksi digital. Mendengarkan Yesus berarti memberi ruang hening, menenangkan hati, dan memberi-Nya kesempatan berbicara dalam Sabda-Nya, dalam peristiwa harian, dan dalam hati nurani.

Pertanyaannya: apakah hari ini kita masih memberi waktu untuk sungguh mendengarkan Tuhan?

Misi Kemuliaan di Dunia

Yesus menunjukkan bahwa kemuliaan-Nya tidak terlepas dari salib-Nya. Maka, hidup Kristiani sejati bukanlah tentang mencari kenyamanan spiritual saja, melainkan kesiapan untuk ikut serta dalam penderitaan dunia sambil tetap membawa cahaya kemuliaan Tuhan.

Menjadi murid Kristus berarti:

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved