Flores Bicara
Dari Klub Bahasa Jerman di Ruang Kelas SMAK Frateran Maumere, Yora Raih Beasiswa ke Jerman
Bermula dari klub bahasa Jerman di SMA Katolik Frateran Maumere, Yosefa Maria Ernestin Leyn (Yora) berhasil meraih beasiswa ke Jerman.
Penulis: Cristin Adal | Editor: Cristin Adal
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE- Bermula dari klub bahasa Jerman atau deutsche club di SMA Katolik Frateran Maumere, Yosefa Maria Ernestin Leyn (17) berhasil menginjakan kaki pertama kali di Jerman pada Juli 2025 lalu.
Siswi kelas XII SMAK Frateran Maumere, salah satu sekolah swasta unggulan di Kabupten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), lolos seleksi beasiswa dari program PASCH (Schulen: Partner der Zukunft ” atau yang dikenal di Indonesia sebagai "Sekolah: Mitra Menuju Masa Depan“ di bawah naungan Goethe Institut.
Yosefa Maria Ernestin Leyn, siswi yang akrab disapa Yora melalui talkshow Flores Bicara bertajuk "Pengalaman Belajar Bahasa dan Budaya di Jerman Bukan Cuma Kursus", Rabu (6/8/2025) sore, baginya beasiswa tersebut ia raih karena proses belajar di klub bahasa Jerman yang ia ikuti.
"Saya bergabung di klub bahasa Jerman di sekolah. Meskipun saat awal saya masuk SMAK Frateran Maumere saya tidak memikirkan untuk belajar bahasa asing. Kemudian saya memutuskan bergabung dan belajar. Perjuangan tidak menghianati hasil, saya belajar di klub kurang lebih satu tahun, nyaris setiap hari,"kata Yora.
Baca juga: Pelajar SMA Asal Sikka dan Alor Wakili NTT dalam Paskibraka Nasional 2025
Yora menuturkan, ia terlambat bergabung di klub bahasa Jerman dibandingkan teman-teman seangkatannya. Namun, keinginan kuat untuk belajar bahasa baru membuat Yora bersemangat untuk belajar di klub setiap hari setelah kelas regular.
Setiap sore, dia meluangkan waktu mendengarkan audio berbahasa Jerman, berbicara menggunakan bahasa Jerman dari kosa-kata yang ia dapat saat les di klub dan mencatat kosa-kata baru.
"Saat saya bergabung di klub bahasa Jerman, saya paling terlambat di angkatan saya. Untuk saya yang bergabung terlambat, saya mengejar waktu untuk bisa sama seperti teman-teman yang sudah bergabung jauh sebelum saya,"ujarnya.
Tidak menyangka bisa ke Jerman
Proses tidak menghianati hasil, itulah kalimat yang membuat semangat Yora membara. Siswi berusia 17 tahun itu belajar bersama teman-teman di klub dengan media pembelajaran yang berbeda.
Ia pun mengikuti seleksi dan berada di urutan ke-9 untuk beasiwa. Kemudian ia terpilih mengikuti kompetisi tingkat sekolah PASCH di Indonesia yang berjumlah kurang lebih 29 sekolah. SMAK Frateran Maumere, satu-satunya mitra PASCH di NTT.
Baca juga: Siswa SMAK Frateran Maumere, Anna Jasmin Bangga Ikut Lomba Pidato Bahasa Inggris di Unipa
Dari 29 sekolah itu terpilih 15 peserta dan salah satunya Yora, untuk mengikuti program beasiswa kursus bahasa ke Jerman .
"Di awalnya sebenarnya tidak menyangka bisa ke Jerman, tapi juga karena kami sekolah PASCH jadi ini sebuah keharusan. Saya awalnya pesimis sekali pada hal di rumah saya sudah berjuang,"ungkap Yora.
Tiba di Jerman seperti ada di dalam film
Bagi Yora saat tiba di Jerman sekitar awal Juli 2025 lalu seperti sedang berada di film. Tentang Jerman, negara yang dijuluki “Negara Para Penyair dan Pemikir” di dunia itu, Yora mengetahuinya dari film dan video yang ia nonton di media sosial.
"Seperti berada di dalam film. Karena selama ini tempat seperti itu dan suasannya seperti itu hanya saya sering lihat di layar kaca, dari film atau dari video-video di media sosial. Saya tidak menyangka saya bisa ke tempat itu ke Benua Eropa, benar-benar hal baru buat saya.
Kemampuan bahasa Jerman naik satu level
Kurang lebih tiga minggu Yora memperdalam kemampuan berbahasa Jerman di Jerman. Setiap hari ia bergabung bersama 90 peserta dari 13 negara, termasuk Indonesia, mengikuti kursus selama 3-4 jam.
"Karena tujuan awal kami adalah kursus sudah jelas kami memperdalam kemampuan bahasa Jerman. Di sana saya naik satu level kemampuan bahasa Jerman. Di sini saya A2 dan di sana naik B1,"kata Yora.
Dia melihat metode pembelajarannya tidak berbeda dari metode di klub sekolah maupun yang diajarkan guru bahasa Jerman.
"Ketika saya mengikuti pembelajaran yang di klub baik dengan guru bahasa Jerman di sekolah tidak ada yang beda. Hanya di sana harus setiap hari berbahasa Jerman. Tapi menurut saya malah itu menjadi lebih gampang untuk menguasai bahasa Jerman,"ujarnya.
Selain itu Yora menilai atmosfer selama proses belajar membuat peserta sangat nyaman dan tidak tertekan.
"Kami tidak tertekan selama belajar tiga minggu di sana karena kami mengikuti arusnya,"kenangnya.
Baca juga: Cerpen Rano Koli Heret Karya Pelajar SMAK Frateran Maumere Juarai Lomba Menulis Cerpen Gramedia
Bangga kenakan kain tenun NTT
Pada pekan kedua selama mengikuti kursus itu, Yora bersama puluhan peserta dari berbagai negara mengikuti kegiatan pertukaran budaya.
Semua peserta berkumpul pada suatu ruangan di asrama pada malam pertukaran budaya itu. Sebagian peserta datang menggunakan pakaian kasual, sementara peserta dari Indonesia menggunakan pakaian tradisional dari daerah masing-masing.
Hal itu yang membuat peserta dari negara lain kagum dan mengapresiasi keindahan warisan budaya Indonesia yang natural.
"Yang saya ingat adalah mereka bilang bahwa negara Indonesia memiliki budaya yang sangat natural. Karena saat malam pertukaran budaya malam itu, semua yang datang dengan pakaian tradisionalnya hanya dari Indonesia dan Asia selatan,".
Yora mengaku sangat bangga karena saat itu ia mengenakan pakaian dari tenun khas Sikka, menggunakan sarung dari pewarnaan alam.
"Saya secara pribadi saya patut berbangga karena saya memakai pakaian dari NTT, saya bangga karena akhirnya orang Eropa tahu bahwa kita punya kain tenun yang bagus,"ungkapnya.
Kata Yora, pada momentum itu ia juga berbagi cerita tentang Indonesia kepada peserta lainnya. Tentang kondisi geografis Indonesia yang memiliki ribuan pulau.
"Kursus ini juga menambah wawasan. Kami berbagi cerita tentang negara Indonesia. Mereka kaget ketika tahu bahwa Indonesia memiliki banyak pulau dan kami datang dari sekolah berbeda. Itu yang menarik,"kata Yora.
Berita TribunFlores.Com Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.