Renungan Katolik Hari Ini
Renungan Katolik Rabu 13 Agustus 2025, Menasehati Sesama Saudara dalam Rangkulan Kasih
Renungan Katolik Rabu 13 Agustus 2025. Tema renungan Katolik pembawa kasih menasehati sesama saudara dalam rangkulan kasih.
Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
Renungan Harian Katolik
Ketika ada pengurus atau warga gereja melakukan kesalahan, sering
tidak ada yang berani untuk menegur. Berbagai alasan dikemukakan,
seperti sungkan, tidak tega, dan kasihan. Apalagi jika si pelaku orang
yang cukup terpandang. Antara percaya dan tidak percaya kalau orang itu
berbuat kesalahan sehingga orang lain takut untuk menegur.
Setiap orang dapat memberikan teguran, tetapi tidak semua mampu
menegur dengan kasih.
Yesus hari ini mengajar kita supaya belajar menyampaikan teguran dengan kasih. Inilah nilai lebih dari hidup seorang murid Yesus. “Apabila saudaramu berbuat dosa, tegurlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengar nasihatmu, engkau telah mendapatnya
kembali. Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua
orang lain, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu
tidak disangsikan. Jika dia tidak mau juga mendengarkan maka
sampaikanlah kepada jemaat.
Jika dia tidak mau mendengarkan jemaat
pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang
pemungut cukai (Mat.18:15-17),” demikian nasihat Yesus kepada kita.
Biasanya, orang lebih mudah untuk menghakimi daripada mengasihi.
Lebih mudah untuk mencari hukuman apa yang akan dilimpahkan dari
memikirkan solusi apa untuk mendamaikan perkara. Orang seringkali
mudah tersulut amarahnya karena melihat perbuatan dosa seseorang.
Orang mengabaikan motif-motif tertentu yang membuat orang
melakukannya.
Teguran yang benar bukan untuk menghakimi, melainkan untuk
mengingatkan dengan kelembutan dan kepedulian. Ini bukan sekadar
formalitas, tetapi sebuah proses pendekatan pribadi yang mendalam,
sebuah upaya menyembuhkan luka-luka yang mungkin telah
menghambat iman saudara kita.
Yesus pertama-tama mengingatkan kita akan nilai persaudaraan dalam
kasih-Nya. Itulah sebabnya, Ia bersabda, “Apabila saudaramu berbuat
dosa, tegurlah di bawah empat mata.” Memandang orang berdosa
sebagai saudara itu berarti kita berusaha mengabaikan pikiran penuh
penghakiman terhadap dia. Kita hendaknya tidak melihat dia semata
mata karena dosa yang dilakukannya, tetapi memandang dia karena
pribadi yang membutuhkan kasih dari Tuhan. Inilah yang dilakukan oleh
Yesus bagi orang-orang berdosa. Yesus sama sekali tidak memperkenankan dosa, tetapi Yesus menyambut mereka supaya mereka bertobat dan diselamatkan oleh kasih-Nya. “Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat”
(Luk.5:32).
Kita perlu secara terus-menerus belajar dari Yesus, yang hati
Nya penuh belas kasihan. Kita perlu juga waspada, sebab mudah sekali
jatuh dalam dosa penghakiman. Mudah melihat kesalahan orang lain
daripada kesalahan diri sendiri. “Mengapakah engkau melihat selumbar di
mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau
ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu:
Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok
di dalam matamu. Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari
matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan
selumbar itu dari mata saudaramu (Mat.7:3-5),” demikian sabda Yesus
kepada Kaum Farisi yang munafik.
Sabda Tuhan hari ini membantu kita untuk menjadi saudara yang baik
bagi semua orang. Banyak kali relasi di dalam komunitas, keluarga dan
tempat kerja berantakan karena kita lebih mudah berbicara tentang
orang daripada berbicara dengan orang. Mudah sekali kita menghakimi
atau menceritakan dosa saudara kita dari pada duduk bersama dan
memberi koreksi, membantunya untuk menyesali dosanya (tobat) atau
berdoa bersama.
Mari kita membawa ajaran Yesus hari ini ke tengah keluarga, komunitas
dan dimanapun kita berada. Sadari selalu akan hati Yesus yang penuh
belas kasihan bukan penghakiman. Kita dipanggil untuk membawa hati
Nya kepada sesama terutama yang terbelengu dalam dosa. Kita dipanggil
untuk membebaskan mereka dari dosa lewat pengampunan, bukan
membelenggu mereka dengan penghakiman. Alasan tertinggi mengapa
kita harus berjuang mengampuni adalah kasih Yesus yang total bagi kita.
Sengsara dan wafat Yesus di kayu salib adalah kasih Yesus bukan hanya
bagi orang benar tetapi juga berdosa.
Doa:
Tuhan, bantulah kami untuk dapat mampu menjadi saudara bagi
sesama. Amen
Sahabatku yang terkasih.
Selamat Hari Rabu Pekan Biasa XIX. Salam
doa dan berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada: Bapa dan
Putera dan Roh Kudus...Amin. (Sumber iman katolik.com/adiutami,com/kgg).
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.