Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Harian Katolik Jumat 15 Agustus 2025, Setia dalam Panggilan Hidup

Mari simak renungan harian Katolik Jumat 15 Agustus 2025. Tema renungan harian Katolik setia dalam panggilan hidup.

Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
TRIBUNFLORES.COM / HO-ARJAN
RENUNGAN HARIAN KATOLIK - Gereja Katolik Yesus Kerahiman Ilahi, Aeramo di Kabupaten Nagekeo.Mari simak renungan harian Katolik Jumat 15 Agustus 2025. Tema renungan harian Katolik setia dalam panggilan hidup. 

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak renungan harian Katolik Jumat 15 Agustus 2025.

Tema renungan harian Katolik setia dalam panggilan hidup.

Renungan harian Katolik disiapkan untuk hari Jumat biasa XIX, Perayaan fakultatif Santa Perawan Maria diangkat ke Surga, Santo Tarsisius, Martir, dengan warna liturgi hijau.

Renungan harian Katolik ada dibagian akhir artikel ini.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 15 Agustus 2025, Kesetiaan Bukan Beban, Melainkan Berkat

 

Adapun bacaan liturgi Katolik hari Jumat 15 Agustus 2025 adalah sebagai berikut:

Bacaan Pertama Yosua 24:1-13

"Aku telah mengambil bapamu dari Mesopotamia; mengeluarkan engkau dari Mesir; dan menuntun engkau masuk ke tanah perjanjian."

Menjelang wafatnya Yosua mengumpulkan semua suku Israel di Sikhem. Dipanggilnya orang tua-tua, para kepala, hakim, dan para pengatur pasukan Israel. Mereka semua berdiri di hadapan Allah.

Maka berkatalah Yosua kepada mereka, “Beginilah sabda Tuhan, Allah Israel, ‘Dahulu kala nenek moyangmu yakni Terah, ayah Abraham dan Nahor, tinggal di seberang Sungai Efrat.

Mereka beribadah kepada allah lain. Tetapi Aku mengambil Abraham, bapamu, dari seberang Sungai Efrat, dan menyuruh dia menjelajahi seluruh tanah Kanaan. Aku melipatgandakan keturunannya dan memberinya Ishak.

Kepada Ishak Kuberikan Yakub dan Esau. Esau Kuberi pegunungan Seir sebagai miliknya, sedang Yakub serta anak-anaknya pergi ke Mesir.

Lalu Aku mengutus Musa dan Harun, dan memukul Mesir dengan tulah yang Kulakukan di tengah-tengah mereka. Kemudian Aku membawa kalian keluar.

Setelah Aku membawa nenek moyangmu keluar dari Mesir dan kalian sampai ke laut, lalu orang Mesir mengejar nenek moyangmu dengan kereta dan pasukan berkuda ke Laut Teberau.

Sebab itu mereka berteriak-teriak kepada Tuhan. Maka Ia membuat kegelapan antara kalian dan orang Mesir dan mendatangkan air laut atas orang Mesir, sehingga tenggelamlah mereka.

Dengan mata kepalamu sendiri kalian telah melihat, apa yang Kulakukan terhadap Mesir. Sesudah itu kalian lama tinggal di padang gurun.

Aku membawa kalian ke negeri orang Amori yang diam di seberang Sungai Yordan, dan ketika mereka berperang melawan kalian, mereka Kuserahkan ke dalam tanganmu, sehingga kalian menduduki negerinya, sedangkan mereka Kupunahkan dari hadapanmu.

Ketika itu Balak bin Zipor, raja Moab, bangkit berperang melawan orang Israel. Disuruhnya memanggil Bileam bin Beor untuk mengutuki kalian. Tetapi Aku tidak mau mendengarkan Bileam, sehingga ia pun malahan memberkati kalian. Demikianlah Aku melepaskan kalian dari tangan Balak.

Setelah kalian menyeberangi Sungai Yordan dan sampai ke Yerikho, maka para warga kota itu berperang melawan kalian, dan juga orang Amori, orang Feris, orang Kanaan, orang Het, orang Girgasi, orang Hewi dan orang Yebus.

Tetapi mereka semua Kuserahkan ke dalam tanganmu. Kemudian Aku melepaskan tabuhan mendahului kalian, dan binatang-binatang ini menghalau mereka dari depanmu, seperti Aku telah menghalau kedua raja Amori.

Sungguh, bukanlah pedangmu dan bukan pula panahmu yang menghalau mereka. Demikianlah Kuberikan kepadamu negeri yang kalian duduki tanpa membangunnya.

Juga Kuberikan kepadamu kebun-kebun anggur dan kebun-kebun zaitun yang kalian makan buahnya, meskipun bukan kalian yang menanamnya.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm. 136:1-3.16-18.21-22.24


P. Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik!

U. Kekal abadi kasih setia-Nya.

P. Bersyukurlah kepada Allah segala allah.

U. Kekal abadi kasih setia-Nya.

P. Bersyukurlah kepada Tuhan segala tuhan!

U. Kekal abadi kasih setia-Nya.

P. Kepada Dia yang memimpin umat-Nya melalui padang gurun!

U. Kekal abadi kasih setia-Nya.

P. Kepada Dia yang memukul kalah raja-raja yang besar!

U. Kekal abadi kasih setia-Nya.

P. Dan membunuh raja-raja yang mulia.

U. Kekal abadi kasih setia-Nya.

P. Dan memberikan tanah mereka menjadi milik pusaka.

U. Kekal abadi kasih setia-Nya.

P. Milik pusaka kepada Israel, hamba-Nya!

U. Kekal abadi kasih setia-Nya.

P. Yang membebaskan kita dari para lawan kita.

U. Kekal abadi kasih setia-Nya.

Bait Pengantar Injil 1 Tesalonika 2:13

Ref. Alleluya.

Sambutlah pewartaan ini sebagai sabda Allah, bukan sebagai perkataan manusia.

Bacaan Injil Matius 19:3-12

"Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kalian menceraikan istrimu, tetapi semula tidak demikian."

Pada suatu hari datanglah orang-orang Farisi kepada Yesus, untuk mencobai Dia. Mereka bertanya, “Apakah diperbolehkan orang menceraikan isterinya dengan alasan apa saja?” Yesus menjawab, “Tidakkah kalian baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia, sejak semula menjadikan mereka pria dan wanita?

Dan Ia bersabda, ‘Sebab itu pria akan meninggalkan ayah dan ibunya, dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.’ Demikianlah mereka itu bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.”

Kata mereka kepada Yesus, “Jika demikian, mengapa Musa memerintahkan untuk memberi surat cerai jika orang menceraikan isterinya?” Kata Yesus kepada mereka, “Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kalian menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian.

Tetapi Aku berkata kepadamu, ‘Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan wanita lain, ia berbuat zinah’.”

Maka murid-murid berkata kepada Yesus, “Jika demikian halnya hubungan antara suami dan isteri, lebih baik jangan kawin.” Akan tetapi Yesus berkata kepada mereka, “Tidak semua orang dapat mengerti perkataan ini, hanya mereka yang dikaruniai saja.

Ada orang yang tidak dapat kawin karena ia memang lahir demikian dari rahim ibunya; dan ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain; dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri, demi Kerajaan Surga. Siapa yang dapat mengerti, hendaklah ia mengerti.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik

1. Pendahuluan

Injil hari ini mengisahkan percakapan Yesus dengan orang-orang Farisi tentang perceraian. Mereka mencoba “menjebak” Yesus dengan pertanyaan: "Apakah orang diperbolehkan menceraikan istrinya dengan alasan apa saja?" (Mat 19:3).

Jawaban Yesus membawa kita kembali pada rencana awal Allah: pernikahan adalah penyatuan yang tidak dapat dipisahkan oleh manusia.

Bagi zaman sekarang, ayat ini sering terasa “berat” karena kita hidup di tengah budaya yang memandang komitmen sebagai hal yang fleksibel. Namun, Yesus justru menegaskan bahwa kesetiaan adalah panggilan luhur yang mendatangkan berkat.

2. Kembali ke Rencana Awal Allah


Yesus mengingatkan bahwa sejak awal, Allah menciptakan laki-laki dan perempuan untuk menjadi satu daging (Kej 2:24). Artinya, relasi ini bukan sekadar kontrak sosial, tetapi perjanjian kudus di hadapan Allah.

Ketika kita menghidupi komitmen ini, kita sedang mengambil bagian dalam karya kasih Allah sendiri—kasih yang setia dan tak pernah meninggalkan umat-Nya.

3. Tantangan Kesetiaan di Zaman Modern


Di era digital, hubungan sering terjebak pada “instan dan mudah putus”. Konflik kecil kadang menjadi alasan untuk berpisah. Budaya “swipe” di media sosial membentuk pola pikir bahwa kita bisa selalu mencari yang lebih baik tanpa mengupayakan yang ada. 

Namun Yesus mengajak kita untuk menghidupi kesetiaan bukan sebagai beban, melainkan sebagai jalan menuju pertumbuhan sejati.

4. Kasih yang Berjuang


Kesetiaan tidak berarti hubungan akan bebas dari masalah. Justru, kesetiaan mengundang kita untuk berjuang melewati badai bersama. Pernikahan dan panggilan hidup lainnya (seperti imamat atau hidup selibat) memerlukan pengorbanan, komunikasi, dan pengampunan setiap hari.

Kesetiaan adalah keputusan harian untuk tetap memilih orang yang sama, meski ada godaan untuk menyerah.

5. Hidup Selibat dan Kerajaan Surga


Yesus juga berbicara tentang mereka yang memilih hidup selibat demi Kerajaan Surga (Mat 19:12). Hidup selibat bukanlah kekurangan, melainkan bentuk totalitas penyerahan diri kepada Allah. Baik yang menikah maupun yang selibat, keduanya dipanggil pada kesetiaan dan pengorbanan.

6. Kesetiaan Sebagai Kesaksian Iman


Di dunia yang penuh ketidakpastian, kesetiaan menjadi tanda nyata kasih Allah. Pernikahan yang bertahan melewati badai, imam yang tetap setia pada kaulnya, atau awam yang tekun melayani meski sulit—semua menjadi saksi bahwa kasih sejati itu mungkin, dan sumbernya adalah Allah.

7. Pesan untuk Kita


Renungan hari ini mengajak kita untuk:

Menghargai komitmen sebagai karunia Allah.
Menyadari bahwa kesetiaan adalah buah kasih sejati.
Mencari kekuatan dari doa dan sakramen, khususnya Ekaristi, untuk bertahan dalam panggilan hidup kita.
Mengampuni dan memulai lagi ketika hubungan retak.


8. Doa Penutup


Tuhan Yesus, ajarilah kami untuk setia dalam panggilan hidup kami, baik dalam pernikahan, imamat, maupun hidup selibat. Berikanlah kami hati yang mengampuni, sabar, dan penuh pengharapan. Jadikanlah kesetiaan kami sebagai kesaksian kasih-Mu di dunia. Amin. (sumber the katolik.com/kgg).

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved