Renungan Katolik Hari Ini
Renungan Katolik Hari Ini Rabu 20 Agustus 2025, Hidup Kekal adalah Anugerah Allah
Simak bacaan renungan Katolik hari ini Rabu 20 Agustus 2025. Tema renungan Katolik hari ini hidup kekal adalah anugerah Allah.
Penulis: Gordy | Editor: Gordy Donovan
Tetapi tuan itu menjawab salah seorang dari mereka, ‘Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadapmu. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? Ambillah bagianmu dan pergilah. Aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu.
Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau karena aku murah hati?’ Demikianlah yang terakhir menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu menjadi yang terakhir.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Katolik
Pernahkah kita merasa diperlakukan secara tidak adil oleh kehidupan ini
atau oleh orang lain? Mengapa kita yang harus mengalaminya? Apakah
kita kemudian pernah terpikir untuk bercerita kepada Tuhan tentang
betapa kita sangat marah karena iri? Penginjil Matius dalam bacaan Injil
hari ini menggambarkan Kerajaan Sorga sebagai sebuah ladang yang
subur dan butuh para pekerja. Ada seorang tuan rumah keluar untuk
mencari para pekerja untuk kebun anggurnya. Anggur melambangkan
umat Israel sendiri yang setia kepada Yahwe (Yes 5:1-7. Yer 2:21. Yeh
17:6-10; 19:10-14).
Upah yang ditawarkan adalah satu dinar sehari dan waktu kerjanya pun disesuaikan dengan waktu-waktu penting bagi orang-orang Israel saat itu. Tuan rumah itu pergi mendapatkan para pekerja dan mengundang mereka untuk bekerja pada jam enam pagi, sembilan
pagi, dua belas siang, jam tiga sore dan jam lima sore. Hal yang menarik
bagi para pekerja adalah upah harian sudah disepakati di antara para
pekerja dan tuan yang empunya kebun anggur yakni satu dinar. Tuan
rumah itu kelihatan murah hati, hanya cara pengupahannya provokatif.
Mengapa dikatakan provokatif? Karena Ia menggunakan caranya
tersendiri dalam memberi upah kepada para pekerja yang bekerja dari
pagi hingga malam sesuai dengan kesepakatan kerja. Orang yang
dipanggil pertama untuk menerima upah adalah mereka yang bekerja
dari jam lima sore, kemudian jam tiga sore, jam dua belas siang, jam
sembilan dan jam enam pagi. Mereka semua menerima satu dinar. Tentu
saja muncul protes dari para pekerja karena Tuhan tidak
memperhitungkan waktu kerja. Di pihak Tuhan, Ia memang mau
menunjukkan kemurahan hatinya dan mau juga mengatakan semua
orang itu sama atau sederajat.
Sikap murah hati dan provokatif tuan rumah ini tentu membuat para
pekerja menjadi iri hati satu sama lain. Masa orang yang kerja jam lima
sore juga mendapat satu dinar seperti orang yang masuk kerja pada jam
enam pagi. Orang-orang bersungut-sungut ketika mendengar
perumpamaan ini. Pikiran orang langsung kepada masalah keadilan
social, hak-hak buruh tidak diperhatikan dengan baik.
Tentu saja protes itu ditujukan kepada pemilik kebun anggur yang tidak lain adalah Tuhan
sendiri. Tetapi sang pemilik kebun anggur itu sambil tertawa,
berkata: “Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau.
Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? Ambillah bagianmu dan
pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini
sama seperti kepadamu. Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku
menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah
hati? Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan
yang terdahulu akan menjadi yang terakhir.”
Memang Tuhan itu sangat berbeda dengan manusia. Ia mengasihi semua
orang dengan kasihNya yang sempurna. Maka perumpamaan Yesus ini
dapat dipahami dalam konteks kehidupan kekal. Bagi Yesus dalam
perumpaman ini, kehidupan kekal tidaklah diperoleh karena hak untuk
memperolehnya ataukah jasa-jasa baik dalam pengabdian. Kehidupan
kekal itu adalah anugerah cuma-cuma dari Tuhan Allah. Dialah yang
punya andil untuk memberi kehidupan kekal kepada umat
kesayanganNya. Maka Tuhan yang disimbolkan oleh tuan rumah di sini
tidak membuat perhitungan berdasarkan jasa dan hak dari setiap orang,
tetapi semata-mata karena kemurahan hatiNya.
Di sinilah letak perbedaan Tuhan dan manusia. Tuhan memberi dengan murah hati,
manusia yang menerima penuh dengan perhitungan hak dan jasa.
Tuhan Yesus agaknya menggunakan perumpamaan ini untuk
mengakomodir dan membela kaum papa dan miskin, kaum pendosa yang
sering tidak diperhatikan dalam masyarakat saat itu. Bagi banyak orang,
kaum miskin dan pendosa memiliki kemungkinan kecil untuk masuk
dalam Kerajaan Surga. Tentu hal ini sangat berbeda di mata Tuhan.
Tuhan memandang kaum papa dan miskin, juga pendosa sebagai anak
anakNya yang patut di kasihi. Mereka juga memiliki kesempatan untuk
masuk di dalam Kerajaan Surga.
Sabda Tuhan pada hari ini sangat kaya maknanya. Kita semua diingatkan
oleh Tuhan bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga, tidaklah diukur
dari besarnya jasa dan hak manusia tetapi semata-mata pada kasih
Tuhan. Mari kita belajar bermurah hati, mengasihi semua orang tanpa
memandang siapakah orang itu(https://dailyfreshjuice.net/21082013).
Doa: Tuhan Bapa di dalam Surga. Kami bersyukur untuk Sabda yang
Engkau berikan kepada kami pada hari ini.
Bantulah kami untuk senantiasa bermurah hati dan mampu mengasihi semua orang
sebagaimana Engkau lakukan sendiri kepada kami. Amen.
Sahabatku yang terkasih. Selamat Hari Rabu Pekan Biasa XX . Salam doa
dan berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada: Bapa dan
Putera dan Roh Kudus...Amin. (Sumber the katolik.com/kgg).
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.