Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Oris Goti
TRIBUNFLORES.COM, ENDE - Pemerintah Kabupaten Ende, melalui Dinas Lingkungan Hidup bersama startup company comestoarra.com dan NGO Anak Cinta Lingkungan (ACIL) tengah mengembangkan energi terbarukan untuk bahan bakar kompor.
Menariknya, bahan dasarnya dari sampah biomassa seperti ranting kayu, rerumputan, limbah rumah tangga dan limbah pertanian. Sampah biomassa diolah sedemikian rupa hingga menghasilkan bulir - bulir yang disebut pellet biomasa.
Terobosan ini memberikan dampak ganda. Pertama, bisa mengatasi masalah sampah di Kabupaten Ende yang didominasi sampah biomassa. Kedua, sebagai solusi kelangkaan minyak tanah dan tentunya lebih hemat.
Baca juga: Rumah Berbahan Limbah Batu Bara di Ende Diberkati, Yosefina: Saya Bahagia Sekali
Teknologi ini dikenal dengan TOSS tau Teknologi Olah Sampah di Sumbernya (TOSS). Dengan demikian sampah biomasa tidak dibuang tetapi dibuat menjadi pellet biomasa.
Sementara untuk kompornya, dibuat dari tanah liat, campuran semen, pasir. Bisa juga dari plat dan cetakannya sudah disediakan.
Menurut Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Ende, Haris Abdul Madjid, pemerintah kabupaten Ende sedang berkoordinasi dengan kementerian terkait untuk bantuan beberapa unit TOSS sesuai Detail Engineering Design skala komunal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Sambil menunggu proses, maka langkah yang dilakukan selama 6 (enam) bulan kedepan adalah menggencarkan sosialisasi dan capacity building kompor biomassa berbahan bakar ranting dan kayu cacahan yang selama ini tidak dimanfaatkan oleh masyarakat.
“Kalau sebelumnya kita fokus pada peletnya, sekarang kita fokus pada kompornya”, tegas Haris.
Ia menambahkan bahwa saat ini, Pemerintah Kabupaten Ende juga mendapatkan solusi penyediaan kompor dari kolaborasi startup company comestoarra.com dan ACIL, dimana tercipta suatu molding stove (cetakan kompor) yang dapat mencetak kompor biomassa dari bahan tanah liat atau semen dan pasir.
Baca juga: Balita Disabilitas di Matim Diperlakukan Tidak Senonoh, Komnas Disabilitas Minta Tindak Tegas Pelaku
Ketua ACIL, Umar Hamdan mengatakan bahwa untuk bisa menyolusikan permasalahan sampah biomassa, maka hal utama yang harus dilakukan adalah membuat masyarakat yakin bahwa sampah biomassa tersebut dapat dimanfaatkan untuk energi.
“Dengan kondisi minyak tanah yang mahal dan langka saat ini, masyarakat benar-benar membutuhkan energi yang murah dan bersih. Kompor biomassa inilah yang akan menjadi solusi ketersediaan energi dengan memanfaatkan sampah biomassa. Bukan hanya pelet, namun juga ranting-ranting dan juga cacahan kayu yang melimpah di kabupaten Ende,” terangnya.
Umar Hamdan menambahkan bahwa ketika masyarakat sudah mengetahui manfaat, maka selanjutnya program TOSS yang telah menjadi program bupati Ende sejak 2020, akan mudah disosialisasikan kepada masyarakat.
“Semuanya butuh proses. Pemerintah melalui Dinas LIngkungan Hidup tidak bisa sendiri. Semua elemen masyarakat harus bergerak bersama-sama.