Torong Padang Surga Tersembunyi

Mengenal Komodo di Torong Padang Surga Tersembunyi Flores Utara

Penulis: Laus Markus Goti
Editor: Laus Markus Goti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

MBOU. Varanus Komodoensis di Torong Padang, Ngada

TRIBUNFLORES.COM, BAJAWA - Semenanjung Torong Padang di Riung, Kabupaten Ngada, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah habitat hewan liar, salah satunya, Varanus Komodoensis.

Dalam bahasa masyarakat setempat hewan ini disebut Mbau atau Mbou.

Direktur Direktur Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLF) Shana Fatina, mengatakan Komodo di Torong Padang memikili karakter yang berbeda dengan Komodo di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat.

Menurut Shana Komodo Torong Padang takut berinteraksi dengan manusia.

Baca juga: Torong Padang Surga Tersembunyi Flores Utara di Tengah Polemik Tiket Taman Nasional Komodo

 

Selain itu, Komodo Torong Padang memiliki fisik yang lebih kecil dibandingkan dengan Komodo di Labuan Bajo.

Komodo Torong Padang lebih ramping dan terlihat lebih elok dengan perpaduan warna coklat kekuningan.

Tidak hanya Komodo, Torong Padang juga menjadi habitat rusa timor (Rusa timorensis), babi hutan (Sus ferucosus), monyet (Macaca fascicularis), dan beberapa jenis burung termasuk elang.

Selain itu, tak jarang dijumpai sekelompok kuda dan sapi milik warga yang merumput di Semenanjung Torong Padang yang memang menjadi salah satu lokasi untuk masyarakat adat suku Baar melepas ternak.

Torong Padang juga kaya akan budaya dan legenda yang memikat. Berwisata ke Torong Padang, wisawatan akan mendapatkan beragam pengalaman atraktif dan imajinatif.

Melewati jalur treking dari Maro Raja hingga Pantai Wae Nepong wisawatan menapaki jejak nenek moyang warga setempat yang memang punya tradisi berburu di jalur tersebut.

Baca juga: BEAUTIFUL FLORES : Indahnya Sunset dan Siluet di Nusa Kutu Sikka

 

Hal itu diakui Shana Fatina, sebagai atraksi pariwisata yang memikat. Menurutnya produk, destinasi pariwisata di Flores termasuk di Torong Padang beraneka ragam.

"Produk - produk kita banyak, jadi jangan hanya fokus di komodo saja," ujar Shana, melalui pesan whatsapp, beberapa waktu lalu.

Padang Torong yang luasnya sekitar 800 hektar dengan garis pantai 13, 53 Kilometer, memiliki vegetasi seperti hutan musim, sabana, hutan bakau, padang garam.

Dalam bahasa setempat, Torong artinya tanjung. Torong Padang bisa diartikan tanjung berpadang savana, karena sebagian besar kawasan ini terdiri dari hamparan savana.

Torong Padang sendiri masuk dalam wilayah Kecamatan Riung, Kabupaten Ngada.

Dari Riung, transportasi utama ke Kampung Damu sebagai pintu
masuk ekowisata Torong Padang adalah ojek motor atau oto (truk
transportasi massal).

Baca juga: Pelaku Wisata di Labuan Bajo Minta Kenaikan Tarif Masuk Taman Nasional Komodo Dibatalkan

 

Masyarakat di sana menjalani kehidupan yang sederhana, mereka masih memelihara adat kebiasaan yang diwariskan nenek moyang mereka.

Mereka juga sudah sudah terbiasa membuat beragam kuliner dan souvernir khas untuk dijual kepada wisatawan sekaligus sebagai upaya meningkatkan atraksi pariwisata.

Kuliner khas yang warga hasilkan seperti ikan bakar, kopi Bajawa, rebok, kelor. Sementara itu souvenir antara lain, miniatur komodo, sarung, wiron dan masih banyak lagi.

Shana menerangkan, Komodo Survival Program atau KSP telah dilakukan di Torong Padang dimulai dengan pendekatan intensif ke masyarakat sejak tahun 2016.

"Membangun mindset konservasi dan sustainable ecoturismnya sendiri baru sekitar tahun 2018 setelah benar benar mendapatkan kepercayaan dari masyarakat," ujar Shana. (*)

Berita Torong Padang Surga Tersembunyi Lainnya