Ia masih menghafal derap langkah Gervasisus Gedo yang menapaki jalanan tanah berwarna cokelat dari rumah menuju bibir bendungan. Jaraknya kurang lebih 100 meter.
"Tidak bilang apa-apa," ucap Maria Goreti yang belum bisa berbicara banyak kata. Ia hanya manggut dan menggeleng saat ditanya ucapan suami sebelum nyebrang.
Martha Kasiana, putri sulung korban mengatakan, sang ayah pergi ke Desa Werang untuk mengikuti acara adat pada Senin 29 Agustus 2022.
"Bapa kemungkinan jalan siang. Saya pulang sekolah lihat bapa sudah tidak ada. Waktu mau berangkat sekolah, bapa masih di rumah," katanya.
Martha mengaku sang ayah tidak menyampaikan sepata kata kepada dirinya. Ia hanya pamit ke sekolah seperti hari-hari biasa.
"Bapa tidak bilang apa-apa kaka," ucap Martha.
Namun besoknya, semua keluarga dan warga terkejut bahwa Gervasisus Gedo menghilang karena diduga terjatuh dari rakit bambu.
Musibah itu diketahui saat Bernadus Guling (69), ipar kandung korban, berteriak dari tepi bendungan. Bernadus dikabarkan membantu menyeberangi korban dari Desa Werang Menuju Ilinmedo.
Bernadus yang menarik rakit korban tidak mendengar suara orang terjatuh selama perjalanan. Ia terus mendayung rakit dengan posisi membelakangi korban.
"Saya tahu dia hilang pas sampai di darat. Dari sana kami tidak ngobrol. Saya juga tidak dengar suara orang jatuh atau bunyi-bunyi lain," katanya.
Sementara Nikolaus Lai, yang juga ipar korban, mengaku pihak keluarga sudah ikhlas menerima korban dalam keadaan apa pun.
"Kami berharap secepatnya ditemukan. Kami pasrahkan jika keadaannya sudah tak bernyawa," ungkapnya.
Sementara Penjabat Kepala Desa Ilinmedo, Yoseph Uje menuturkan, belum ada tanda-tanda meski proses pencarian sudah berlangsung selama hampir satu hari penuh.
"Warga sudah cari dari tadi malam tapi belum ada hasil. Hari ini sudah hadir tim SAR juga belum ada tanda-tanda," jelasnya.
Yoseph mengenal korban sebagai sosok yang ramah dan murah senyum. Korban juga dipercayakan menjadi pengurus RT setempat.