"Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat. Sebab ia akan menimpa semua penduduk bumi ini. Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia."
Renungan Harian Katolik
AIkitab sering menulis tentang kata "berjaga-jaga" khususnya dalam Perjanjian Baru.
Kata tersebut mudah untuk diucapkan, tetapi sulit untuk dimengerti dan lebih sulit lagi untuk dilakukan. Apa yang harus kita lakukan agar kita dapat berjaga-jaga?
Pertama, kita harus berjaga-jaga dengan menjaga hati kita (ay. 34a).
Memang kita juga harus menjaga perkataan dan perbuatan kita, tetapi yang lebih penting dari itu adalah menjaga hati kita.
Segala perkataan dan perbuatan kita keluar dari hati kita.
Oleh karena itu, jika kita mau berjaga-jaga, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah menjaga hati kita agar tetap kudus dan memiliki motivasi yang benar di hadapan Tuhan.
Kedua, kita harus menjauhkan dari segala hal dan kepentingan duniawi (ay. 34b).
Dalam ayat ini kepentingan duniawi digambarkan sebagai pesta pora.
Tentu tidak salah jika kita menghadiri pesta ulang tahun teman kita, tetapi akan salah jika dalam hidup, kita hanya sibuk dengan segala macam acara seperti pesta sehingga melupakan Tuhan.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 25 November 2022, Peringatan Sta. Katarina
Ingat bahwa konteks berjaga-jaga adalah berjaga-jaga terhadap kedatangan Tuhan yang kedua kali, sehingga jangan sampai kita sibuk dengan hal-hal atau perkara-perkara duniawi yang sementara ini dan justru lupa mempersiapkan tentang hal-hal surgawi yang kekal.
Ketiga, kita harus berjaga-jaga sambil berdoa meminta kekuatan dari Tuhan (ay. 36).
Berjaga-jaga bukan berarti kita harus bangun terus-menerus dan tidak tidur (secara harfiah).
Berjaga-jaga harus kita isi dengan berdoa dan membangun hubungan yang intim dengan Tuhan, sehingga Tuhan memampukan kita dan menguatkan kita untuk tetap bertahan hingga akhir.