Pele berkunjung ke Indonesia dua tahun setelah timnas Brasil meraih trofi Piala Dunia 1970 di Meksiko.
Kedatangan Pele di Jakarta menggemparkan Indonesia dan menjadi perbincangan hangat masyarakat pada awal Orde Baru tersebut.
Harian Kompas terbitan edisi Rabu, 24 Mei 1972 menulis berita demikian: Kesebelasan "Santos" dari Brazil dengan pemain-pemain yang pernah berhasil menggondol "Jules Rimet Club" di Meksiko termasuk di antaranya "mutiara hitam" Pele menurut rencana akan memainkan pertandingannya di Indonesia dalam rangka tournya di enam negara Timur Jauh.
Berita ini menjadi kabar gembira untuk penggemar sepak bola di tanah air dan mereka yang menyukai Pele. Pihak pengundang membayar mahal untuk mendatangkan tim Santos ke Indonesia.
Baca juga: Pele Legenda Sepak Bola Asal Brasil Meninggal Dunia, Ada Pesan Menyentuh di Akun Instagramnya
Mereka mengeluarkan uang 40.000 dollar AS untuk menghadirkan Santos. Harga tersebut lebih mahal dibandingkan negara lain yang juga mengundang Santos. Untuk pertandingan di Hongkong, Santos dibayar 28.000 dollar AS (Kompas, 28 Juni 1972).
Harian Kompas pun memberitakan kedatangan tim Santos ke Jakarta pada koran terbitan edisi Selasa, 20 Juni 1972.
Warga Jakarta gembira karena sang mega bintang telah menginjakkan kaki di Indonesia dan akan tampil bertanding.
"Team sepakbola Santos Senin sore kemarin tiba di Jakarta dari Australia. Kedatangannya di Lapangan Terbang Kemayoran mendapat sambutan hangat, terutama kepada Pele yang sejak lama mendapat julukan "mutiara hitam". Teriakan-teriakan "Pele ! Pele !" menggema di Airport, seolah-olah yang datang dengan pesawat Garuda itu hanya Pele saja".
"Pertandingan sepakbola Rabu sore ini antara kesebelasan Santos dari Brazil dan PSSI disiarkan langsung dan lengkap oleh TVRI, dengan sponsor Bank Bumi Daya. Siaran dimulai jam 18.00. Sehubungan dengan siaran ini, maka acara televisi yang termuat dihalaman II mengalami perubahan".
Baca juga: Deretan Ucapan Duka dari Para Bintang Sepak Bola Ronaldo Messi Mbappe Neymar untuk Pele
Pengumunan tersebut ditulis di harian Kompas edisi Rabu, 21 Juni 1972.
Tim Santos akan menghadapi tim PSSI di Stadion Utama Senayan. "KARCIS HABIS: Nama Pele yang harum di dunia, menggemparkan pecandu bola Jakarta. "Pertandingan antara kesebelasan "Santos" dengan "PSSI A" tanggal 21 Juni ini jauh sebelumnya sudah meributkan masyarakat bola Ibu Kota. Tanggal 17 Juni tiket VIP yang harganya Rp 5000 dinyatakan habis terjual."
Berita yang ditulis Harian Kompas pada edisi yang sama memperlihatkan antusisme warga Jakarta untuk menyaksikan Pele berlaga di Stadion Utama Senayan -- kini berubah nama menjadi Stadion Utama Gelora Bung Karno.
Bintang timnas Indonesia pada saat itu adalah Risdianto. Dia merupakan ujung tombak yang produktif.