Berita NTT

Tanggul Bendungan Tetkolo Pukdale Kupang Jebol, Pasokan Air Ke Sawah Terancam Putus

Editor: Nofri Fuka
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TANGGUL JEBOL - Tanggul Bendungan Tetkolo Pukdale Kupang Jebol, Pasokan Air Ke Sawah Terancam Putus.

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ryan Tapehen

TRIBUNFLORES.COM, OELAMASI - Tanggul bendungan Tetkolo di desa Pukdale Kecamatan Kupang Timur pada Minggu 5 Februari 2023 Pukul 04.30 WITA jebol dan hampir memutus saluran air menuju persawahan.

Wakil ketua Posko Tanggap Darurat Bencana Kabupaten Kupang sekaligus Ketua Forum PRB Kabupaten Kupang Elfrid Saneh mengatakan hujan deras sejak Sabtu hingga Minggu membuat erosi di dinding tanggul.

Akibatnya tembok tanggul ambruk dan banjir dari bendungan yang cukup deras mengikis tanggul secara perlahan dan akhirnya jebol.

Untungnya saluran primer menuju persawahan dari bendungan tidak sampai patah dan masih aman.

Baca juga: Pembuat Kompos di Kota Kupang Ditemukan Mati di Kebun Jagung

 

"Jebol sekitar jam 4 lewat, kemarin BWS dengan BPBD sudah turun lihat kondisi ini," terangnya.

Akibat hujan juga puluhan keluarga di Kelurahan Naibonat mendapat imbasnya. Dari data yang dipaparkan El Saneh hingga Minggu 5 Februari 2023 mencapai 99 KK.

"Jumlah kk terdampak 99 KK dengan jumlah jiwa 398 jiwa, 22  diantaranya merupakan balita," terangnya.

Secara spesifik wilayah yang terdampak yakni RT 09, RT 17, RT 21, RT 32, RT 10, RT 35, dan RT 14.

Ketua RT 09 RW 04 Krisantus Boli saat dikonfirmasi mengatakan wilayahnya menjadi langganan terdampak banjir setiap tahun.

Mereka meminta agar pemerintah turun langsung memperhatikan saluran air yang terhambat.

"Kalau boleh pemerintah turun lansung lihat akses air itu supaya dibuka kembali sehingga saluran air lansung terus mengalir tidak terhambat lagi," pintanya.

Kejadian banjir seperti ini sudah terjadi sebelumnya beberapa tahun yang lalu. Berkali-kali kejadian tersebut juga sudah mereka laporkan ke pemerintah namun hingga saat ini belum ada tanggapan serius dari pemerintah terkait hal tersebut.

Dia menjelaskan debit air saat musim hujan dari areal persawahan sangat banyak ditambah lagi luapan air dari kali Pulau kayu dan juga dari bendungan raknamo sangat banyak sehingga saluran air tidak mampu menampung luapan air itu.

Halaman
12