Mereka secara berlebihan memperhatikan hal hal yang sifatnya lahiriah dalam beragama, dan mengabaikan hal hal yang rohani yang mendasar yang lebih penting.
Mereka hanya mengajarkan, namun tidak menghayati atau menghidupi apa yang mereka ajarkan.
Mereka kelihatan alim, saleh dan suci, namun sesungguhnya mereka adalah sangat lalim, penuh tipu muslihat, dan penuh kepura-puraan.
Demikian pula dengan ragi Herodes, yakni semangat keduniawian, yang dikuasai dengan kesenangan dan ambisi politik.
Oleh karena itu, Yesus mengingatkan para murid Nya, agar waspada terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes.
Namun, para murid Nya gagal paham tentang apa yang dimaksudkan oleh Yesus.
Mereka mengira, Yesus mengatakan demikian, karena mereka hanya membawa sepotong roti saja.
Padahal Yesus berbicara tentang "roti", secara rohani, yakni pengaruh buruk terhadap ragi orang Farisi yang kelihatan taat, saleh, suci dan alim dalam hidup beragama, namun sesungguhnya hatinya penuh kelaliman, penuh kejahatan, penuh tipu muslihat dan penuh kepura-puraan atau kemunafikan.
Demikian pula dengan ragi Herodes penuh dengan semangat hedonisme.
Dan oleh ketidakmampuan mereka untuk melihat dan mendengar apa yang telah dilakukan oleh Yesus, maka Yesus mengatakan: " telah degilkah hati mu?".
Bagaimana dengan kita? Adakah hati kita juga degil, terhadap ajaran dan perintah Yesus? Adakah hati kita juga degil terhadap mukjizat yang telah dilakukan oleh Yesus dalam hidup kita?
Dan akhirnya, adakah hati kita degil terhadap nasihat Yesus, agar kita waspada atau hati hati terhadap godaan kenikmatan duniawi yang menjerumuskan kita ke dalam dosa? Maka, mari membuka hati kita, untuk belajar dari hati Yesus yang lemah lembut dan rendah hati.
Semoga hati kita, dijauhkan dari hati yang degil. Mudah-mudahan.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News