U : Syukur kepada Allah.
08. BAIT PENGANTAR INJIL (Mzm 94:8ab)
[Selama masa Prapaskah, Alleluia tidak disebut atau dinyanyikan.]
P : Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
U : Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
P : Pada hari ini kalua kamu mendengar suara Tuhan,*
janganlah bertegar hati.
U : Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
09. INJIL (Mat. 6:1-6,16-18)
P : Marilah kita bersama-sama mendengarkan
Injil Yesus Kristus menurut Matius.
(Pemimpin dan semua yang hadir membuat tanda salib dengan ibu jari pada dahi, mulut, dan dada. Kemudian Pemimpin membacakan Injil) Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga. Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. "Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat
tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."
P : Demikianlah Injil Tuhan.
U : Terpujilah Kristus.
10. RENUNGAN SINGKAT
Kita sudah mendengarkan bacaan-bacaan yang memberikan nasehat bagi kita untuk merendahkan diri, berpuasa dan memohonkan pengampunan Tuhan. Bacaan pertama mengatakan dengan jelas
bahwa yang kita koyak bukanlah pakaian, melainkan hati kita. Sejalan dengan hal ini, Yesus juga menyatakan hal yang sama; puasa kita bukanlah untuk dipamerkan. Yang paling penting bagi Tuhan adalah isi hati kita sendiri. Dalam kata-kata Rasul Paulus, kita berupaya untuk mendamaikan hati kita dan mengarahkannya kepada Tuhan.
Bisa jadi, selama masa Prapaskah ini kita memilih hal-hal untuk menjadi pantangan kita. Umumnya kita memilih untuk meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk demi kesehatan jiwa kita atau juga demi raga
kita, misalnya pantang merokok, minum, begadang sampai larut malam, dan sebagainya. Kita diajak bukan saja melakukan pantangan ini hanya selama masa Prapaskah ini, melainkan kita memulainya di masa Prapaskah ini untuk selanjutnya. Itulah makna dari pantang dan puasa. Hal yang patut kita perhatikan juga selama masa Prapaskah ini adalah meninggalkan sikap dan perilaku negatif dan membangun sikap yang positif atau sikap hidup yang baik. Kita memohonkan rahmat Tuhan, agar kita sekalian dikuatkan untuk mengubah kebiasaan kita yang tidak atau kurang baik, dan sedapat mungkin membangun kebiasaan yang baik. Tuhan melihat niat batin kita dan Dia akan menolong kita. Selamat memasuki masa retret agung.
11. HENING SEJENAK
12. PEMBAGIAN ABU
12.1. Untuk Yang Ada Abu Yang Telah Diberkati Pastor [Sesuai persetujuan Pastor atau kebijakan setempat]
P : Saudara-saudari terkasih, kita akan menerima abu yang melambangkan kerendahan kita di hadapan Tuhan yang maha agung. Abu yang akan ditandakan pada dahi kita menandakan juga penyesalan atas segala dosa dan kesalahan kita.
P : Marilah berdoa, Allah Bapa yang maharahim, Engkau tidak menghendaki kematian orang yang berdosa, melainkan pertobatannya.
Berkatilah kami yang menerima abu ini, yang mengingatkan bahwa kami berasal dari debu dan akan kembali menjadi debu, Semoga dengan pantang dan puasa, kami memperoleh pengampunan dosa dan bangkit untuk
hidup baru bersama Kristus, Tuhan dan pengantara kami, sepanjang segala masa.
U : Amin
Jika ada abunya telah diberkati oleh Pastor, maka Pemimpin meminta salah seorang yang hadir untuk menandai dahinya (dalam tanda salib) dengan abu. Lalu, Pemimpin menandai dahi setiap orang dengan abu, sambil berkata: Bertobatlah dan percayalah kepada Injil. Sementara pemberian abu berlangsung, dapat dinyanyikan lagu tobat atau puasa. Sesudah itu, pemimpin mencuci tangan dan dilanjutkan dengan Doa Umat (tanpa mendoakan Aku Percaya).
12.2. Untuk Abu Yang Belum Diberkati Pastor [Sesuai Petunjuk dalam Buku Perayaan Sabda Hari Minggu dan Hari Raya Tanpa Imam, halaman 140-141] Sesudah Renungan Singkat, piring berisi abu dipegang oleh seorang
pelayan/ajuda, lalu Pemimpin berkata:
P : Saudara-saudari terkasih, sekarang kita hendak mengadakan upacara pemberian abu, yang menjadi tradisi kita pada permulaan Masa Prapaskah. Menerima tanda abu ini berarti bersedia untuk bertobat, berjanji kepada Tuhan untuk mengamalkan masa suci ini sebagai masa pembaruan. Mari dengan rendah hati kita mohon kepada Tuhan, Bapa kita, agar Ia sudi memberkati abu ini dan memberkati kita yang hendak menerimanya. Marilah berdoa, Allah yang maharahim, Engkau berkenan bila kami merendahkan diri, dan Engkau menyayangi kami bila kami bertobat. Sudilah Engkau memberkati abu ini. Berkatilah juga kami semua yang akan ditandai dengannya. Semoga abu yang kami terima ini menjadi semangat tobat kami. Dan semoga puasa serta pantang yang hendak kami jalankan ini menyucikan hati dan menguatkan kehendak kami untuk senantiasa mengarahkan diri kepada-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami.
U : Amin