(Pemimpin dan semua yang hadir membuat tanda salib dengan ibu jari pada dahi, mulut, dan dada. Kemudian Pemimpin membacakan Injil)
Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban
agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga. Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu,
seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.
Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.
"Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.
"Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."
P : Demikianlah Injil Tuhan.
U : Terpujilah Kristus.
10. RENUNGAN SINGKAT
Kita sudah mendengarkan bacaan-bacaan yang memberikan nasehat bagi kita untuk merendahkan diri, berpuasa dan memohonkan pengampunan Tuhan.
Bacaan pertama mengatakan dengan jelas bahwa yang kita koyak bukanlah pakaian, melainkan hati kita. Sejalan dengan hal ini, Yesus juga menyatakan hal yang sama; puasa kita bukanlah untuk dipamerkan.
Yang paling penting bagi Tuhan adalah isi hati kita sendiri. Dalam kata-kata Rasul Paulus, kita berupaya untuk mendamaikan hati kita dan mengarahkannya kepada Tuhan. Bisa jadi, selama masa Prapaskah ini kita memilih hal-hal untuk menjadi pantangan kita. Umumnya kita memilih untuk meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk demi kesehatan jiwa kita atau juga demi raga kita, misalnya pantang merokok, minum, begadang sampai larut malam, dan sebagainya.
Kita diajak bukan saja melakukan pantangan ini hanya selama masa Prapaskah ini, melainkan kita memulainya di masa Prapaskah ini untuk selanjutnya. Itulah makna dari pantang dan puasa.
Hal yang patut kita perhatikan juga selama masa Prapaskah ini adalah meninggalkan sikap dan perilaku negatif dan membangun sikap yang positif atau sikap hidup yang baik.
Kita memohonkan rahmat Tuhan, agar kita sekalian dikuatkan untuk mengubah kebiasaan kita yang tidak atau kurang baik, dan sedapat mungkin membangun kebiasaan yang baik.
Tuhan melihat niat batin kita dan Dia akan menolong kita. Selamat memasuki masa retret agung.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News