09. BAIT PENGANTAR INJIL (Mat. 4:4b)
P : Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
U : Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
P : Manusia hidup bukan dari roti saja,
tetapi dari setiap firman
yang keluar dari mulut Allah.
U : Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
10. INJIL (Mat. 4:1-11)
P : Marilah kita bersama-sama mendengarkan Injil Yesus Kristus menurut Matius. Pemimpin dan semua yang hadir membuat tanda salib dengan ibu jari pada dahi, mulut, dan dada. Kemudian Pemimpin membacakan Injil.
Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis. Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus. Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepadaNya: "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti." Tetapi Yesus menjawab:
"Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, lalu berkata kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis:
Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikatmalaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu." Yesus berkata kepadanya: "Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan,
Allahmu!" Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku."
Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!" Lalu Iblis meninggalkan Dia, dan lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Yesus.
P : Demikianlah Injil Tuhan.
U : Terpujilah Kristus.
11. RENUNGAN SINGKAT
Dari bacaan Injil yang singkat ini, mari kita renungkan satu dua poin untuk kehidupan iman kita, terutama di masa prapaskah ini.
Pertama, Roh memimpin Yesus untuk dicobai Iblis. Ketika kita membaca teks ini, kita melihat bahwa Yesus tidak berangkat ke padang gurun atas inisiatifnya sendiri. Roh memimpin-Nya ke padang gurun dan kemudian Dia dicobai oleh Iblis. Dalam Bahasa Yunani, Iblis itu satan, yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia sebagai setan. Kita pun bertanya, mengapa Yesus harus dicobai oleh setan? Cobaan ini dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa Yesus lebih berkuasa atas setan.
Setan tidak bisa mengakali, menipu atau memperdayai-Nya. Sadar atau tidak, hidup kita selalu diwarnai dengan berbagai cobaan. Kadangkala Roh memang mengantar kita untuk dicobai agar kita bisa menunjukkan kekuatan iman kita. Kita diajak untuk berdiri teguh dalam iman kita dan tidak tergoyahkan oleh godaan.
Ketika berhadapan dengan godaan, kita mesti berdoa dan menyadari bahwa itulah saatnya kita sedang menghadapi ujian bagi iman kita. Kita mesti lulus dalam ujian itu. Selama masa prapaskah ini, baik juga kalau kita memperhatikan godaan-godaan mana yang selalu menghantui kita dan kita mohonkan agar Tuhan menguatkan iman kita.
Kedua, berpuasa selama empat puluh hari. Kitab Sucimenyatakan bahwa Yesus berada di padang gurun selama empat puluh hari. Angka empat puluh mengingatkan kita akan perjalanan leluhur Israel dari Mesir menuju Tanah Terjanji yang berlangsung selama empat puluh tahun. Perjalanan yang lama itu merupakan upaya pembersihan dari mereka yang selalu melihat nostalgia di Mesir, agar yang memasuki Tanah Terjanji adalah mereka yang tidak lagi tertarik dengan nostalgia masa lalu di Mesir. Mereka hanya fokus melihat dan merasakan kebaikan Tuhan.
Kita juga menjalani masa puasa kita selama empat puluh hari. Masa ini mengingatkan kita untuk meninggalkan dosa dan sikap kita yang tidak berkenan di hadapan Tuhan, dan memulai melewati gurun pertobatan, agar kita bisa merasakan pembebasan kita pada saat Tuhan Yesus bangkit dari kubur-Nya. Tanpa melewati padang gurun pantang dan puasa dengan sungguh-sungguh, kita tidak akan mungkin merasakan makna kebangkitan Tuhan yang menderita sengsara, wafat dan bangkit bagi kita. Mari kita mengisi masa berahmat ini untuk meninggalkan Mesir (yaitu masa lalu kita yang hidup dalam dosa) dan mengarahkan langkah kita kepada Tuhan yang menjanjikan kita
keselamatan kekal.
12. HENING SEJENAK
13. SYAHADAT
P : Marilah menanggapi Sabda Tuhan dan
mengungkapkan iman kepercayaan kita kepada
Tuhan dengan mengucapkan Syahadat. Aku
percaya akan Allah, Bapa yang mahakuasa…..
14. DOA UMAT
P : Saudara-saudari terkasih, kita Bersatu dengan
Kristus yang dalam segala hal melaksanakan
kehendak Bapa. Maka marilah kita berdoa untuk
kepentingan Gereja dan dunia.
P : Bagi semua yang memegang pimpinan Gereja.
Semoga mereka mampu menggunakan barangbarang duniawi demi menunjang kebahagiaan
semua orang. Marilah kita mohon….
P : Bagi masyarakat dan para pemimpinnya. Kita
berdoa semoga masyarakat kita tidak hanya
mementingan kekayaan harta benda dan juga
semoga para pimpinan lebih mengutamakan
pengabdian diri bagi kepentindan bersama dan
tidak sekedar mencari untung bagi dirinya sendiri.
Marilah kita mohon….
P : Bagi mereka yang berkekurangan, miskin, dan
terlantar. Semoga hati semua orang yang
berkehendak baik digerakkan untuk membantu
sesamanya di dalam penderitaan mereka. Marilah
kita mohon….
P : Bagi kita semua. Semoga kita, selama Masa
Prapaskah ini, dengan tekun dan jujur mampu
melayani sesama yang membutuhkan, serta tidak
membiarkan diri kita tenggelam dalam kesibukan
yang tidak berguna. Marilah kita mohon….
P : Kita hening sejenak untuk menyerahkan doa dan
permohonan pribadi kita masing-masing.
[hening sejenak lalu lanjut].
P : Demikianlah, ya Bapa, doa-doa yang kami
sampaikan ke hadirat-Mu. Tunjukkanlah selalu
kepada kami jalan yang harus kami tempuh, yaitu
jalan yang Engkau sinari dengan cahaya-Mu sendiri
yakni Yesus Kristus, Tuhan dan Pengantara kami.
U : Amin
[Dalam perayaan bersama, ada kolekte. Kolekte inidikumpulkan usai doa umat dan dihantar ke depan altar.
Namun, dalam situasi wabah virus corona, kebijakan kolekte
diatur oleh masing-masing Keuskupan].
15. DOA PUJIAN
P : Saudara-saudari terkasih, Allah yang maharahim telah menganugerahkan Masa Prapaskah ini sebagai masa untuk bertobat. Maka marilah kita memuji Dia dengan berseru:
Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim.
U : Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim.
P : Bapa yang maharahim, kini Engkau mengajak kami menyegarkan iman kami dengan menyesali kekurangan dan kelalaian kami, dan bertobat kepada-Mu. Maka kami berseru:
U : Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim.
P : Ya Bapa, Engkau mendorong kami untuk melepaskan diri dari belenggu nafsu yang tidak
teratur, agar kami, dalam kesibukan mengurus halhal yang fana, tidak melupakan hal-hal yang bernilai abadi. Maka kami berseru:
U : Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim.
P : Ya Bapa, Engkau mengajak kami bersyukur kepadaMu dengan hidup secara sederhana, agar kami lebih mampu menghayati kemurahan hati-Mu dan dapat memberi bantuan kepada orang yang berkekurangan. Maka kami berseru:
U : Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim.
P : Dengan demikian, ya Bapa, Engkau menyiapkan kami agar layak merayakan misteri Paskah, dan kelak menikmati Paskah abadi di surga bersama Engkau. Maka kami berseru:
U : Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim.
P : Maka ya Bapa, dengan gembira hati, bersama seluruh umat beriman, dalam kesatuan dengan Bapa Suci Paus Fransiskus, Bapa Uskup kami [nama Uskup setempat] dan Pastor Paroki kami [nama pastor paroki setempat], kami melambungkan madah pujian bagi-Mu dengan berseru:
[menyanyikan satu lagu bertemakan Prapaskah] Menyusul RITUS KOMUNI. Dalam Ibadah Sabda terdapat dua kemungkinan, yaitu (1) menyambut komuni (lihat cara A), (2) tidak menyambut komuni, tetapi umat diajak menghayati komuni batin/rindu (lihat cara B).
16A. Cara A: DENGAN KOMUNI
Sesudah Doa Pujian, Pemimpin menuju ke altar untuk mempersiapkan komuni. Ia membentangkan kain korporale di atas altar dan kemudian mengambil Sakramen Mahakudus dari tabernakel dan diletakkan di atas kain korporale. Sesudah mempersiapkan segala yang perlu untuk Komuni Kudus, para pemandu/pengantar bersama para pelayan dan umat beriman berlutut menyembah dalam keheningan sesaat. Sesudah itu Pemimpin mengajak umat untuk menyanyikan lagu Bapa Kami
sambil berdiri.
P : Saudara-saudari, meskipun kita tidak merayakan Ekaristi, pada perayaan ini kita memperoleh
kesempatan menyambut Komuni Kudus, maka dalam persatuan dengan saudara-saudari separoki yang merayakan Ekaristi, marilah kita menyiapkan hati di hadirat Tuhan. [Hening sejenak]
17A. BAPA KAMI Berdiri
P : Atas petunjuk Penyelamat kita dan menurut ajaran Ilahi, maka beranilah kita berdoa.
U : Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.
Sesudah doa Bapa Kami, dapat juga diadakan Salam damai.
18A. SALAM DAMAI DAN KOMUNI
Bila ada Salam Damai, Pemimpin mengajak Umat, misalnya
sebagai berikut:
P : Marilah kita saling memberikan salam damai. Umat memberikan salam damai kepada saudara-saudari yang berada paling dekat. Sesudah Salam Damai, Pemimpin berlutut menghormati Sakramen Mahakudus, lalu menghunjukkan hosti kudus kepada umat, sambil
berkata:
P : Inilah Anak Domba Allah yang menghapus dosa
dunia.
Hosti dan sibori ditunjukkan kepada umat:
Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuanNya.
Pemimpin dan Umat berdoa bersama-sama.
U : Ya Tuhan saya tidak pantas, Engkau datang pada
saya, tetapi bersabdalah saja, maka saya akan
sembuh. Dengan khidmat, Pemimpin menyambut Tubuh Tuhan
terlebih dulu. Sesudah itu, ia melayani umat yang
menyambut komuni, seraya setiap kali berkata:
P : Tubuh Kristus.
U : Amin.
Penyambutan komuni diiringi dengan nyanyian komuni.
16B. Cara B. TANPA KOMUNI
P : Pada perayaan ini kita tidak menyambut Komuni kudus. Meskipun demikian, marilah kita menghayati kehadiran Tuhan yang kita rindukan di dalam hati kita masing-masing.
17B. BAPA KAMI Berdiri
P : Saudara-saudari terkasih, kita telah dipersatukan oleh iman yang sama. Maka sebagai Putra-Putri Bapa yang satu dan sama, marilah kita berdoa sebagaimana yang diajarkan oleh Putra-Nya sendiri.
U : Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah
kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami; dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat. Dapat dilaksanakan Salam Damai.
P : Marilah kita saling memberikan salam damai.
Umat memberikan salam damai kepada saudara-saudari
yang berada paling dekat saja.
18B. DOA KOMUNI BATIN Berlutut/berdiri
Pemimpin mengajak semua yang hadir untuk melaksanakan Komuni Batin dengan rumusan ajakan antara lain sebagai berikut:
P : Kini, mari kita siapkan hati kita untuk menyambut kedatangan Tuhan di dalam hati kita.
P : Yesus bersabda, “Kamu memang sudah bersih karena Firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.” (Yoh. 15:3-4).
[hening sejenak]
P : Yesusku, aku percaya, Engkau sungguh hadir dalam Sakramen Mahakudus. Aku mengasihi-Mu
lebih dari segalanya, dan aku merindukan kehadiran-Mu dalam seluruh jiwaku. Karena sekarang aku tak dapat menyambut-Mu dalam Sakramen Ekaristi, datanglah sekurangkurangnya secara rohani ke dalam hatiku, meskipun Engkau selalu telah datang.
Aku memeluk-Mu dan mempersatukan diriku sepenuhnya kepada-Mu, jangan biarkan aku terpisah daripada-Mu. Amin. [hening sejenak]
P : Dalam keheningan, marilah kita masing-masing
menyatukan diri dengan Tuhan yang hadir saat ini
di sini bersama kita.
Berbicaralah dengan Dia dari hati ke hati dengan
mengatakan:
P : Yesus, datanglah, dan tinggallah dalam hatiku. Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu.
U : Yesus, datanglah, dan tinggallah dalam hatiku.
Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu.
▪ Seruan di atas diulangi oleh Pemimpin dan
diikuti oleh yang hadir sebanyak tiga kali.
▪ Lalu diberi saat hening secukupnya.
▪ Sesudah Komuni Batin, dapat dinyanyikan satu lagu
Prapaskah.
19. MENDOAKAN MAZMUR 62:5-12
[Didoakan bersama-sama] Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, sebab dari pada-Nyalah harapanku. Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah.
Pada Allah ada keselamatanku dan kemuliaanku; gunung batu kekuatanku, tempat perlindunganku ialah Allah. Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat, curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya; Allah ialah tempat perlindungan kita. Hanya angin saja orang-orang yang hina, suatu dusta saja orang-orang yang mulia.
Pada neraca mereka naik ke atas, mereka sekalian lebih ringan dari pada angin. Janganlah percaya kepada pemerasan, janganlah menaruh harap yang sia-sia kepada perampasan; apabila harta makin bertambah, janganlah hatimu melekat padanya.
Satu kali Allah berfirman, dua hal yang aku dengar:
bahwa kuasa dari Allah asalnya, dan dari pada-Mu juga kasih setia, ya Tuhan; sebab Engkau membalas setiap orang menurut perbuatannya. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus, seperti pada permulaan, sekarang, selalu, dan sepanjang segala abad. Amin.
20. AMANAT PENGUTUSAN
P : Yesus mengatakan bahwa manusia tidak hidup hanya dari roti saja, melainkan juga berasal dari setiap Sabda Tuhan. Semoga di masa Prapaskah ini kita bisa meningkatkan semangat kita untuk membaca Kiab Suci agar kita bisa mendapatkan berbagai inspirasi bagi hidup kita. Kita jadikan masa penuh rahmat ini dengan membaca Kitab Suci secara pribadi dengan penuh iman.
20. DOA PENUTUP
P : Marilah kita berdoa, Ya Allah, Engkaulah sumber kehidupan kami. Kuatkanlah hati kami selalu agar kami selalu percaya kepada-Mu. Jauhkanlah kami dari segala godaan untuk berpaling dari-Mu. Semoga iman kami semakin bertambah kokoh, terutama dalam harihari menyongsong perayaan besar Sengsara, Wafat dan Kebangkitan Putra-Mu ini. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami.
U : Amin
21. MOHON BERKAT TUHAN
P : Sebelum mengakhiri perayaan ini marilah kita
menundukkan kepala, memohon berkat Tuhan.
[hening sejenak]
P : Semoga Tuhan memberkati kita, melindungi kita
terhadap dosa dan menghantar kita ke hidup yang
kekal. [sambil membuat Tanda Salib pada diri sendiri]
DALAM NAMA BAPA, DAN PUTRA, DAN ROH KUDUS.
U : Amin.
P : Perayaan Sabda kita ini sudah selesai.
U : Syukur kepada Allah.
22. PENGUTUSAN
P : Marilah pergi, kita diutus.
U : Amin.
23. LAGU PENUTUP.(*)
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News