Di zaman kita ini, ada banyak Lazarus. Ada banyak orang miskin yang selalu menunggu di depan pintu gerbang kita.
Ada jutaan Lazarus yang ditolak, dipinggirkan dan mati kelaparan.
Injil mengajak kita untuk belajar dari pengalaman orang kaya yang tidak peduli semasa hidupnya.
Kita diajak untuk berbagi, untuk memberikan hati dan sebagian harta kita kepada sesama. Bukan berapa banyak yang kita bagikan, melainkan seberapa besar kita rela untuk peduli, bersimpati, berempati kepada sesama yang membutuhkan bantuan dan pertolongan dari kita.
Kita di panggil untuk mengulurkan tangan bagi sesama, bagi Lazarus-Lazarus disekitar kita.
Lewat Injil hari ini Yesus juga mengajarkan kepada kita bahwa betapa kekayaan dan egosime bisa dengan mudah membutakan mata hati kita dan menutup rapat pintu kepedulian kepada sesama.
Kekayaan bisa mengungkung kita untuk peduli kepada diri sendiri, untuk memiliki dan menikmati hal-hal terbaik, tanpa peduli dengan orang lain.
Marilah pada masa Prapaskah ini kita peduli dan tetap peduli kepada sesama. Kepedulian itu biasanya dibina secara perlahan dan meresapi kehidupan.
Kepedulian yang sejati tidak muncul secara instan, melainkan melewati tahapan panjang dengan pengurbanan yang sangat tidak sedikit.
Jangan sampai keberuntungan kecil dalam hidup meninabobokan kita dalam rasa mapan sesaat.
Jangan sampai penyesalan kita datang ketika kita tidak mempunyai kesempatan lagi untuk berbenah diri.
Doa Penutup
Allah Bapa pencipta dan pemulih kesucian, arahkanlah hati kami kepada-Mu, agar berkat kekuatan Roh-Mu kami tetap teguh dalam iman dan giat dalam karya.
Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa bersama Engkau, dalam persatuan Roh Kudus, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
Sumber https://www.renunganhariankatolik.web.id/ (Sumber The Katolik.Com).
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News