Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorangpun yang memberikannya kepadanya.
Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan.
Renungan Katolik
Kita kecewa, marah, dan jengkel ketika orang yang melakukan pelanggaran justru menapatkan perlakuan istimewa.
Bahkan karena tidak bisa mengendalikan diri dan mulut kita, sering kali justru yang kita ucap adalah kata-kata yang melukai sesama yang sudah terluka karena kejatuhannya.
Hal ini dilukiskan secara terang-benderang dalam Injil hari ini.
Ketika si anak bungsu yang telah menghamburkan harta dan kembali ke pangkuan ayahnya lalu disambut dengan sukacita dan pesta, si anak sulung dari keluarga itu kecewa dan marah karena merasa usahanya selama dia bekerja tidak pernah mendapatkan apresiasi.
Namun, dalam Injil pula kita melihat cara yang berbeda dari Tuhan memperlakukan kita manusia yang berdosa. Tuhan berbelas kasih.
Belas kasih Tuhan mengatasi keadilan. Karena Tuhan tidak menghendaki kita binasa, tetapi Dia mau kita selamat.
Dia bersukacita karena kita mau kembali kepada-Nya, seperti seorang ayah yang mengadakan pesta besar-besaran untuk anaknya yang memilih jalan pulang dari pilihan hidupnya yang sesat.
Ya Tuhan, kuatkanlahjiwa kami agar tidak mudah menghakimi sesama, tetapi berani memberikan contoh untuk melakukan pertobatan sejati. Amin. (sumber adiutami.Com).
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News