Laporan TRIBUNFLORES.COM, Kristin Adal
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE- Kasus demam berdarah dangue (DBD) tercatat 40 kasus dari awal Januari hingga awal Maret 2023 di Kelurahan Kota Uneng, Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka. Kasus ini menyebar di 9 RW yang ada di Kelurahan Kota Uneng.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Puskemas Kopeta, Yohanes Boskoh saat ditemui TRIBUNFLORES.COM di Kantor Lurah Kota Uneng, Jumat 10 Maret 2023. Meningkatnya kasus DBD di Kelurahan Kota Uneng karena curah hujan yang tinggi terjadi sejak Januari hingga Maret.
Kondisi wilayah Kota Uneng yang cukup padat menyebabkan tingkat penyebaran kasus DBD kian tinggi.
"Kota Uneng menyumbang kasus DBD tertinggi di Kecamatan Alok. Dari 53 kasus, 40 kasus terjadi di Kelurahan Kota Uneng dan kasus kedua tertinnggi setelah Kecamatan Alok Timur di Kabupaten Sikka,"jelas Yohanes.
Baca juga: Cegah DBD, Warga Kota Uneng dan Mahasiswa Unipa Indonesia Berjibaku Bersihkan Lingkungan
Yohanes menyebutkan, bahwa kasus DBD yang terjadi di Kelurahan Kota Uneng banyak menyerang anak-anak usia sekolah dari rentang usia 5 hingga 14 tahun. Saat ini anak-anak yang terjangkit masih dirawat dan sebagiannya telah pulih.
Berbagai upaya dilakukan oleh tenaga kesehatan dari Puskemas Kopeta untuk mencegah penyebaran kasus DBD. Yohanes mengatakan, upaya itu berupa pemberantasan sarang nyamuk (PSN) masal, mobile calling promosi kesehatan keliling, pemantauan jentik berkala (PJB) dan kerja bakti bersama.
"Kami sudah lakukan upaya untuk mencegah penyebaran nyamuk Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang membawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah. Kami bersinergi dengan pihak kelurahan, Babinsa dan Bhabinkamtibmas mengedukasi warga melalui sosialisasi," kata Yohanes
Ikut memantau bakti bersama membersihkan lingkungan di Kelurahan Kota Uneng, Yohanes mengapresiasi keterlibatan masyarkat yang peduli akan kebersihan lingkunganya. Ia berharap kegiatan ini menjadi kegiatan rutin yang terus dilakukan.
Yohanes juga sedang berupaya mendorong Pemerintah Kelurahan untuk mengaktifkan kembali program 1R 1J yaitu satu rumah satu juru pantau jentik (jumantik) untuk menekan laju kasus DBD.
"Kesadaran terkait bahaya DBD ini harus lahir dari masyarakat. Bahwa masalah kesehatan bukan sebatas tanggung jawab sektor-sektor terkait. Sehingga pemantuan jentik ini bisa dilakukan oleh warga di tiap rumahnya dan membersihakan lingkungan rumah,"pungkas Yohanes.
Sementara itu, Plt Lurah Kota Uneng, Maria Nona Servi membenarkan data kasus DBD yang meningkat di Kelurahan Kota Uneng. Kondisi lingkungan yang kurang bersih menjadi faktor penyebaran nyamuk DBD.
Selain itu, saluran drainase yang tersumbat dan dangkal di sejumlah titik hingga menimbulkan genangan air kotor, kondisi ini menjadi salah satu tempat empuk nyamuk DBD bersarang.
Atas kasus yang tinggi ini, Pemerintah Kelurahan Kota Uneng menggelar aksi bersih lingkungan bersama pada Jumat 10 Maret 2023. Maria mengatakan, giat ini akan dilakukan setiap minggu dan menjadi kegiatan rutin.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News