Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paul Kabelen
TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA - Virus African Swine Faver (ASF) atau demam babi afrika masih muncul di Kabupaten Flores Timur, Pulau Flores.
ASF kembali terdeteksi setelah 50 ternak babi bantuan Pemerintah Pusat masuk wilayah itu akhir tahun 2022 lalu.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Perkebunan dan Peternakan Flores Timur, drh. Vian Kiti Tokan, mengimbau warga agar tidak mengkonsumsi dan menyebarkan daging babi yang sakit lantaran sangat berpotensi tertular secara masif.
"Ini juga akibat dari pemotongan babi sakit. Ini masalah besar karena bisa menyebabkan wabah yang semakin luas," katanya kepada wartawan, Senin 27 Maret 2023.
Baca juga: Penyulingan Air Minum dari Uap Panas Bumi Rokatenda, Kearifan Lokal Kebanggaan Warga Palue di NTT
Meski kasus ASF masih berstatus dugaan, namun pihaknya sudah melakukan berbagai upaya pencegahan untuk memutus penularan mengingat hasil lab dari beberapa sampel darah babi dinyatakan positif.
"Masih dugaan, ini babi bantuan yang sama," ungkapnya.
Menurut dia, penyebaran sangat rentan karena warga masih menkomsumsi daging babi meski tahu babi sudah terindikasi ASF. Pihaknya menggandeng para rohaniwan katolik dan protestan untuk memberikan edukasi.
"Kita sekarang ke paroki-paroki, mau diskusi dengan mereka (imam) supaya kita sama-sama berkerja dan cari jalan keluar," jelasnya.
Baca juga: Perjuangan Warga Palue di NTT, Suling Uap Panas Bumi Gunung Rokatenda Dapatkan Air Minum Bersih
Dijelaskan, masyarakat akan lebih mendengarkan arahan dari pastor dan pendeta. Sementara pihak pemerintah, katanya, selalu dinilai negatif dan kurang proaktif dalam mencari solusi.
"Kadang-kadang kita di pemerintah ini susah, mereka anggap negatif semua. Makanya kita libatkan rohaniwan supaya mereka lebih percaya," tutupnya.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News