Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paul Kabelen
TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA- Hentakan kaki sejumlah pria menggetarkan jagat Kota Larantuka, Ibukota Kabupaten Flores Timur yang saat itu dirundung gerimis, Rabu 29 Maret 2023.
Tangan mereka memegang atribut perang, Dopi (perisai), parang, dan tombak. Wajahnya tampak garang dengan mahkota daun lontar di kepala.
Tubuh pria perkasa atau biasa disebut 'Ama Lake' itu meliuk lincah mengikuti irama musik tradisional 'Gong Dawan'.
Selain pria, para perempuan juga anggun dengan balutan sarung motif Adonara dan kebaya putih. Satu di antaranya berdiri di sudut jalan mengayunkan parang, bak sedang mengusir musuh di medan perang.
Baca juga: Semana Santa 2023, Mengenal Konfreria saat Semana Santa Larantuka di Flores Timur NTT
Inilah tarian Hedung, tarian asal Pulau Adonara-Lamaholot yang menceritakan sukacita menang perang masa lampau.
Tarian ini dimainkan saat menyambut rombongan Kirab Pemilu dari KPU Provinsi NTT dan KPU Lembata yang baru tiba di Kelurahan Weri, Kecamatan Larantuka.
Sebagai penghormatan menyambut tamu, dendang tarian Hedung mengarak rombongan Kirab sejauh 300 meter menuju Kantor KPU Flores Timur. Raja Larantuka, Don Andreas Marinus DVG berdiri tegap sambil melebarkan senyum ramah.
Dinasti atau garis keturunan raja ke-22 itu menyalami petinggi penyelenggara pemilu usai seremonial adat penyambutan.
Mereka kembali diarak penari Hedung menuju tenda acara yang dihadiri Pejabat Pemerintah Daerah Flores Timur dan jajaran Forkompimda setempat.
Ketua Sanggar Seni Budaya Ina Sayang, Frans Tolan, mengatakan tarian Hedung sangat cocok diperagakan dalam Kirab Pemilu sebagai bentuk kegembiraan menjelang pesta demokrasi terakbar yang dihelat tahun depan.
Baca juga: Thomas Duli, Penyandang Tuna Netra di Flores Timur Hidup Sebatang Kara di Gubuk Reot
"Tadi penari yang tampil ada 22 orang. Tarian ini menceritakan jaman peran masa lalu, namun di jaman modern dipentaskan pada saat penjemputan. Secara garis besar, untuk memerangi ketidakadilan agar Pemilu berjalan jujur dan tertib," katanya kepada wartawan.
Hal serupa juga disampaikan Sekretaris Sanggar Seni Budaya Ina Sayang, Fidelis Molan Tokan. Menurutnya, selain berikhtiar melestarian warisan budaya, tarian Hedung ingin menegaskan kepada semua pihak tentang Pemilu yang Luberjurdil.
"Di jaman ini dipentaskan saat menerima tamu, pessta-pesta rakyat. Ini maknanya adalah perdamaian Pemilu," katanya.
Berita TribunFlores.Com lainnya di Google News