Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paul Kabelen
TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA-Menggantungkan hidup dengan melaut merupakan hakikat Ahmad Asan (26), nelayan tradisonal asal Dusun Meko, Desa Pledo, Kecamatan Witihama, Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur.
Hidup di lokasi Pasir Timbul Meko, sebuah destinasi wisata yang namanya kian populer tentu membawa berkat untuknya bersama warga setempat.
Meski punya potensi wisata, namun warga sulit mendapatkan air bersih puluhan tahun lamanya. Kemudian belum didukung jaringan listrik dan internet membuat mereka merasakan kesenjangan.
Setiap hari, ia bersama puluhan pemilik perahu ketinting mengadu nasib di lautan, sambil melayani wisatawan membayar jasanya untuk menggandrungi Pasir Timbul Meko.
Baca juga: Warna Pasir Timbul Meko di Adonara Flores Timur Dinilai Mirip Salju
Ahmad Asman tampak tersenyum saat perahu miliknya didatangi dua orang wisatawan, Jumat 2 Juni 2023. Tanggal itu merupakan gilirannya melayani pengunjung.
"Jumlah pemilik perahu hampir 30 orang. Kami semua punya giliran sesuai jadwal, kebetulan hari ini giliran saya," katanya kepada wartawan yang meminta jasanya.
Ahmad sigap menyiapkan perahu yang panjangnya sekira 5 meter. Ia menyalakan mesin lalu memutar kemudi ke arah selatan. 10 menit perahu kayu miliknya membelah lautan biru bercampur hijau.
Ahmad memang pria yang ramah. Meski riwayat pendidikan tak setinggi kebanyakan pemuda, namun ia cerdas menjelaskan lokasi wisata yang diapit empat gugusan pulau nan cantik.
Baca juga: Bhabinkamtibmas Kefamenanu Utara Rutin Beri Bantuan Sembako Bagi Warga Binaan yang Membutuhkan
Profesi seperti ini dinilai menyenangkan meski omset tak sebesar yang diharapkan. Ketika mendapat giliran hampir dua minggu sekali, Ahmad bisa meraup Rp 300 ribu sampai Rp 400 ribu.
"Setiap hari ada orang yang datang kesini, tapi sudah ada giliran. Kami semua sepakat dan tidak ambil jatah teman-teman lain," katanya
Harga penyeberangan pulang-pergi cukup terjangkau, yaitu Rp 120 ribu dengan kapasitas muat maksimum enam orang penumpang.
"Satu orang Rp 20 ribu, tapi tetap hitung enam orang jadi pergi pulang Rp 120 ribu," katanya.
Ia menilai wisata disana mulai dikembangkan dengan baik lewat pembangunan dua unit rumah singgah, toilet, dan sejumlah lopo.
Ada pula satu unit bantuan perahu speed oleh mantan Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Susi Pudjiastuti. Perahu itu masih digunakan hingga saat ini.
Ahmad bersama beberapa warga mencari ikan menggunakan alat tangkap sederhana ketika belum mendapat giliran.Mata pencaharian ini telah mendarah daging layaknya warga pesisir umumnya.
Ia menerangkan, lokasi wisata Pasir Timbul Meko berjarak sekitat 200 meter dari pemukiman Dusun Meko. Disana terdapat beberapa pulau kecil berada persis diantara Pulau Lembata dan Adonara.
"Yang arah timur itu Pulau Kembar atau orang bisasa sehut Nuha Watu Peni. Sementara di bagian barat itu Pulau Kelelawar dan Pulau Ipet," kata Ahmad sambil mengakat tangan kanannya.
Nama Pantai Meko sudah tak asing bagi khalayak luas. Wisata alam dengan pasir putih yang timbul bak pulau mungil kerap diburu wisatawan saat hari libur maupun akhir pekan.
Pada tahun 2020, wisata Pasir Timbul meko mengharumkan nama Flores Timur setelah meraih juara dua katogeri wisata air terpopuler dalam ajang Anugerah Pesona Indonesia (API).
Pengunjung seperti sedang berada salju kutub utara saat menjejakan kaki di atas hamparan pasir putih sepanjang 70-100 meter itu.
Keindahan Pasir Timbul Meko memang lebih unik dari kebanyakan wisata pantai. Pengunjung bisa melihat ribuan kawanan kelelawar terbang mengelilingi pulau.
Banyak pengunjung sering berjemur di atas hamparan pasir yang tingginya sekira belasan centimeter dari permukaan laut warna bening kehijauan.
Wisata Pasir Timbul Meko mudah dijangkau pengunjung. Jaraknya hampir 20 kilometer dari Kota Waiwerang ditempuh 30 menit dengan kendaraan roda dua maupun rods empat.
Apa bila dari Larantuka, Ibu Kota Kabupaten Flores Timur, pengunjung wajib nyebrang dengan kapal milik pengusaha lokal yang harganya bervasiari
Ada tiga rekomendasi penyebrangan yaitu Dermaga Pantai Paloh ke Tanah Merah Rp 10 ribu per orang, Pelabuhan Larantuka ke Tobilota Rp 10 ribu per orang, atau Pelabuhan Larantuka ke Waiwerang Rp 20 ribu per orang.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News