Misa Hari Minggu

Teks Misa Minggu 18 Juni 2023 Hari Biasa Pekan XI

Editor: Gordy Donovan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

GEREJA CENTRUM DANGA - Gereja Katolik Centrum Paroki Stellamaris Danga di Kota Mbay, Nagekeo, Flores, NTT. Mari simak Teks Misa Minggu 18 Juni 2023.Teks misa hari minggu ini untuk Hari Biasa Pekan XI. Teks misa disusun oleh Pater Petrus Cristologus Dhogo.

09. BACAAN KEDUA (Rm. 5:6-11)

L : Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada jemaat di
Roma

Saudara-saudari, waktu kita masih lemah, Kristus
telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada
waktu yang ditentukan oleh Allah. Sebab tidak
mudah seorang mau mati untuk orang yang benar –
tetapi mungkin untuk orang yang baik ada orang
yang berani mati –. Akan tetapi Allah menunjukkan
kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah
mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. Lebihlebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh
darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka
Allah. Sebab jikalau kita, ketika masih seteru,
diperdamaikan dengan Allah oleh kematian AnakNya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah
diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh
hidup-Nya! Dan bukan hanya itu saja! Kita malah
bermegah dalam Allah oleh Yesus Kristus, Tuhan
kita, sebab oleh Dia kita telah menerima
pendamaian itu.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U : Syukur kepada Allah.

10. ALLELUIA

P : Alleluia
U : Alleluia
P : Berbahagialah mereka yang diundang ke
perjamuan nikah Anak Domba.
U : Alleluia

11. INJIL (Mat. 9:36 - 10:8)

P : Marilah kita bersama-sama mendengarkan Injil
Yesus Kristus menurut Matius.
Pemimpin dan semua yang hadir membuat tanda
salib dengan ibu jari pada dahi, mulut, dan dada.
Kemudian Pemimpin membacakan Injil.
Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus
oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka
lelah dan terlantar seperti domba yang tidak
bergembala. Maka kata-Nya kepada murid-muridNya: “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja
sedikit. Karena itu mintalah kepada tuan yang
empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerjapekerja untuk tuaian itu.”
Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan
memberi kuasa kepada mereka untuk mengusir rohroh jahat dan untuk melenyapkan segala penyakit
dan segala kelemahan. Inilah nama kedua belas
rasul itu: Pertama Simon yang disebut Petrus dan
Andreas saudaranya, dan Yakobus anak Zebedeus
dan Yohanes saudaranya, Filipus dan Bartolomeus,
Tomas dan Matius pemungut cukai, Yakobus anak
Alfeus, dan Tadeus, Simon orang Zelot dan Yudas
Iskariot yang mengkhianati Dia. Kedua belas murid
itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada
mereka: “Janganlah kamu menyimpang ke jalan
bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang
Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba
yang hilang dari umat Israel. Pergilah dan
beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat.
Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang
mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan.
Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma,
karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma.
P : Demikianlah Injil Tuhan.
U : Terpujilah Kristus.

12. RENUNGAN SINGKAT

Bacaan Injil yang kita dengarkan ini berbicara tentang
pengutusan dari kedua belas murid Yesus.
Pengutusan ini didorong oleh terbatasnya tenaga
untuk melanjutkan pewartaan-Nya. Ada dua hal yang
bisa kita petik dari kisah ini untuk kita.
Pertama, Yesus mengutus para murid-Nya. Para murid
belum lama berada bersama Yesus, tetapi Yesus telah
mempercayakan tugas perutusan kepada mereka.
Entah mereka sudah siap atau tidak, mereka harus
berangkat. Kebutuhan akan tugas pewartaan mengharuskan mereka untuk berangkat dalam pengutusan
Tuhan.
Kita juga diutus oleh Tuhan. Kita menjadi murid-murid
yang baik di tempat di mana kita berada. Mungkin kita
merasa tidak mampu atau belum siap seperti para
murid Yesus, tetapi kita tetap dipercayakan Tuhan
untuk menjadi utusan-Nya. Karena itu, mari kita mulai
membenahi diri kita sendiri, agar lebih sesuai dengan
kehendak dan perintah Tuhan. Itu sendiri sudah
merupakan pewartaan bagi sesama.
Kedua, tugas perutusan mereka adalah untuk
mewartakan Kerajaan Sorga, menyembuhkan orang
sakit, membangkitkan orang mati, mentahirkan orang
kusta, dan mengusir setan-setan. Semua ini dapat
mereka lakukan karena mereka menerima kuasa dari
Yesus, Sang Guru. Mereka menjadi perpanjangan
tangan Sang Guru.

Kita pun memiliki tugas perutusan yang sama. Yesus tetap mengulangi tugas itu untuk kita. Tugas-tugas itu
kelihatannya berat, tetapi kita bisa membuatnya dengan sepenuh hati. Sama seperti para murid Yesus, kita diusir untuk tugas pewartaan melalui kesaksian hidup kita. Kita juga diutus untuk menyembuhkan, membangkitkan, mentahirkan, dan mengusir setansetan. Itulah tugas kita.

Pada sisi lain, jika kita tidak dapat menyembuhkan sesama, maka kita tidak boleh melukainya. Jika kita tidak dapat membangkitkan, maka kita tidak boleh menjatuhkan orang lain. Jika kita tidak dapat mengusir setan, maka setidaktidaknya kita tidak menjadi setan yang mengganggu dan menjerumuskan sesama kita. Semoga kita bisa
menjadi pekerja dan pewarta iman yang baik.

13. HENING SEJENAK
14. SYAHADAT

P : Marilah menanggapi Sabda Tuhan dan
mengungkapkan iman kepercayaan kita kepada
Tuhan dengan mengucapkan Syahadat. Aku
percaya akan Allah, Bapa yang mahakuasa…..

15. DOA UMAT
P : Saudara-saudari yang terkasih, Allah hadir dalam
perayaan Sabda saat ini. Maka, marilah kita
memanjatkan permohona-permohonan kita.
P : Bagi Gereja kudus. Semoga seluruh pemimpin
Gereja, setelah mendalami Sabda Tuhan, semakin
didorong untuk berani mewartakan dan
mewujudkan kasih dan kebenaran di tengah dunia
yang terkoyak oleh perselisihan, penindasan, dan
ketidakadilan. Marilah kita mohon…
P : Bagi masyarakat kita. Semoga warga masyarakat
semakin menyadari kasih Allah dan digerakkan
olehnya untuk mewujudkan kehidupan bersama
yang lebih baik dengan sikap toleransi, saling
menghargai dan menerima perbedaan yang ada.
Marilah kita mohon…
P : Bagi mereka yang dilupakan oleh sesamanya.
Semoga Allah hadir dalam hati mereka, menghibur,
dan menguatkan mereka, serta mengutus sesama
untuk memberikan perhatian dan kasih bagi
mereka. Marilah kita mohon….
P : Bagi kita sekalian. Kita berdoa semoga Allah
melimpahi kita yang hadir dalam perayaan Sabd aini
semangat cinta kasih, kerelaan untuk mengampuni,
dan hidup berdampingan di tengah masyarakat
tanpa membeda-bedakan. Marilah kita mohon….
P : Kita hening sejenak untuk menyerahkan doa dan
permohonan pribadi kita masing-masing.
[hening sejenak lalu lanjut].
P : Allah Bapa yang mahabaik, Yesus Putra-Mu telah
menyatakan bahwa Engkau selalu mendampingi
dan melindungi kami. Perkenankanlah kami hidup
menurut teladan Putra-Mu yang selalu berbuat baik
bagi orang lain. Kami mohonkan semuanya ini demi
Yesus Kristus Putra-Mu dan pengantara kami.
U : Amin

16. DOA PUJIAN
P : Saudara-saudari terkasih, setelah menyadari karya
keselamatan Allah bagi hidup kita, marilah kita
memuji Dia dan berseru:
Terpujilah Engkau di surga
U : Terpujilah Engkau di surga
P : Allah, Bapa yang maharahim, kami memuji namaMu karena Engkau telah mengangkat kami menjadi
putra-putri-Mu. Maka kami memuji Engkau:
U : Terpujilah Engkau di surga
P : Ya Bapa, terdorong oleh cinta kasih, Engkau
memelihara kami dengan menyediakan segala yang
kami perlukan untuk hidup. Maka kami memuji
Engkau:
U : Terpujilah Engkau di surga
P : Ketika kami berdosa dan karenanya menjauhkan
diri dari-Mu, Engkau tidak membiarkan kami binasa.
Sebaliknya, Engkau mendekati kami dalam diri
Yesus Putra-Mu. Melalui sengsara, wafat dan
kebangkitan-Nya Engkau membebaskan kami dari
kuasa dosa dan maut. Maka kami memuji Engkau:
U : Terpujilah Engkau di surga
P : Engkau telah mengutus Roh Kudus untuk
membimbing dan mendampingi hidup kami dan
menjadikan kami anak-anak terang. Maka kami
memuji Engkau:
U : Terpujilah Engkau di surga
P : Maka, bersama seluruh umat beriman, dan dalam
kesatuan dengan Bapa Suci Paus Fransiskus, Bapa
Uskup kami [nama Uskup setempat] dan Pastor Paroki
kami [nama pastor paroki setempat], kami melambungkan madah pujian bagi-Mu dengan berseru:
[menyanyikan satu lagu bertemakan Puji Syukur]

Menyusul Ritus Komuni. Dalam Ibadah Sabda terdapat dua
kemungkinan, yaitu (1) menyambut komuni (lihat cara A), (2)
tidak menyambut komuni, tetapi umat diajak menghayati
komuni batin/rindu (lihat cara B).

Halaman
1234