Renungan Katolik

Renungan Harian Katolik Sabtu 24 Juni 2023, Mengabdi kepada-Mu dengan Rendah Hati

Editor: Gordy Donovan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

GEREJA - Tampak depan Gereja Santo Yoseph Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur. Mari simak Renungan Harian Katolik Sabtu 24 Juni 2023.Tema renungan harian katolik yaitu Mengabdi kepada-Mu dengan Rendah Hati.

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak Renungan Harian Katolik Sabtu 24 Juni 2023.

Tema renungan harian katolik yaitu Mengabdi kepada-Mu dengan Rendah Hati.

Bacaan Pertama Yesaya 49:1-6.

"Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa."

Baca juga: Injil Katolik Sabtu 24 Juni 2023 Lengkap Mazmur Tanggapan

 

 

Dengarkanlah aku, hai pulau-pulau, perhatikanlah, hai bangsa-bangsa yang jauh! Tuhan telah memanggil aku sejak dari kandungan, telah menyebut namaku sejak aku ada di perut ibuku.


Ia telah membuat mulutku sebagai pedang yang tajam dan membuat aku berlindung dalam naungan tangan-Nya. Ia telah membuat aku menjadi anak panah yang runcing dan menyembunyikan aku dalam tabung panah-Nya.

Ia berfirman kepadaku, “Engkau adalah hamba-Ku, Israel, dan telah menghabiskan kekuatanku dengan sia-sia. Namun, hakku terjamin pada Tuhan, dan upahku pada Allahku.” Tuhan telah membentuk aku sejak dari kandungan untuk menjadi hamba-Nya, untuk mengembalikan Yakub kepada-Nya, dan upaya Israel dikumpulkan kepada-Nya.

Maka aku dipermuliakan di mata Tuhan, dan Allah yang menjadi kekuatanku sekarang berfirman, “Terlalu sedikit bagimu kalau hanya menjadi hamba-Ku, untuk menegakkan suku-suku Yakub dan untuk mengembalikan orang-orang Israel yang masih terpelihara.

Maka Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi.”

Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan Mzm. 139:1-3.13-14ab.14c-15

Ref. Aku wartakan karya agung-Mu, Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan.

Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; Engkau mengetahui apakah aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh. Engkau memeriksa aku kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumiliki.

Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, Engkaulah yang menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena misteri kejadianku, ajaiblah apa yang Kauperbuat.
Jiwaku benar-benar menyadarinya, tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu, ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi, dan direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah.

Bacaan Kedua Kisah Para Rasul 13:22-26

"Kedatangan Yesus disiapkan oleh Yohanes."

Pada suatu hari Sabat, di rumah ibadat di Antiokhia Paulus berkata, “Setelah Saul disingkirkan, Allah mengangkat Daud menjadi umat-Nya. Tentang Daud Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku.

Dari keturunannyalah, sesuai dengan yang telah dijanjikan-Nya, Allah telah membangkitkan Juruselamat bagi orang Israel, yaitu Yesus. Menjelang kedatangan Yesus itu, Yohanes telah menyerukan kepada seluruh bangsa Israel supaya mereka bertobat dan memberi diri dibaptis.


Dan ketika hampir selesai menunaikan tugasnya, Yohanes berkata: Aku bukanlah Dia yang kamu sangka; tetapi Dia akan datang kemudian daripada aku. Membuka kasut dari kaki-Nya pun aku tidak layak.

Hai saudara-saudara, baik yang termasuk keturunan Abraham, maupun yang takut akan Allah, kabar keselamatan itu sudah disampaikan kepada kita.”

Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.

Bait Pengantar Injil Lukas 1:76
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.

Engkau, hai anak-Ku, akan disebut nabi Allah yang Mahatinggi karena engkau akan berjalan mendahului Tuhan untuk menyiapkan jalan bagi-Nya.

Bacaan Injil Lukas 1:57-66.80

"Namanya adalah Yohanes."

Pada waktu itu, genaplah bulannya bagi Elisabet untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki. Ketika para tetangga serta sanak saudaranya mendengar bahwa Tuhan telah menunjukkan rahmat-Nya yang begitu besar kepada Elisabet, bersukacitalah mereka bersama-sama dengan dia.

Maka datanglah mereka pada hari yang kedelapan untuk menyunatkan anak itu, dan mereka hendak menamai dia Zakharia menurut nama bapanya. Tetapi Elisabet, ibunya, berkata, “Jangan, ia harus dinamai Yohanes.”

Kata mereka kepadanya, “Tidak ada di antara sanak saudaramu yang bernama demikian.” Lalu mereka memberi isyarat kepada Zakharia untuk bertanya nama apa yang hendak ia berikan kepada anaknya itu.


Zakharia meminta batu tulis, lalu menuliskan kata-kata ini, “Namanya adalah Yohanes.” Dan mereka pun heran semuanya. Seketika itu juga terbukalah mulut Zakharia, dan terlepaslah lidahnya, lalu ia berkata-kata dan memuji Allah.

Maka ketakutanlah semua orang yang tinggal di sekitarnya, dan segala peristiwa itu menjadi buah tutur di seluruh pegunungan Yudea. Semua yang mendengarnya, merenungkannya dan berkata, “Menjadi apakah anak ini nanti?” Sebab tangan Tuhan menyertai dia.

Anak itu bertambah besar dan makin kuat rohnya. Ia kemudian tinggal di padang gurun sampai tiba harinya ia harus menampakkan diri kepada Israel.

Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik 


Kelahiran seorang anak dalam situasi apapun sebenarnya menjadi berkat bagi orang yang ada di sekitarnya.

Terlebih hari ini kiat merayakan kelahiran Yohanes Pembaptis. Kelahirannya sungguh menjadi berkat yang luar biasa untuk kedua orang tuanya.

Berkat itu juga menjadi berkat bagi orang-orang yang ada di sekitarnya. Sejak mulanya, kelahiran Yohanes disertai dengan tanda-tanda tidak lazim terjadi mulai dari apa yang dialami oleh ayahnya dan juga berkaitan dengan usia ibunya.

Ayahnya tidak bisa berkata-kata sejak mendapat perkabaran ketika berperan menjadi imam agung. Ibunya dalam usia yang sudah tua ketika mengandung, dan hal itu mustahil bagi kebanyakan orang.

Kehadiran Yohanes pembaptis menjadi situasi yang tadinya seperti kena kutuk menjadi situasi yang penuh berkat dan sukacita.

Kelahirannya menjadi sukacita besar dan sekaligus menjadi tanda tanya besar berkaitan dengan masa depan macam apa yang akan terjadi.

Semuanya seperti sudah disiapkan dan ia ditentukan menjadi demikian oleh yang ilahi.

Kelahiran Yohanes pebaptis juga menjadi jalan persiapan bagi lahirnya Sang Mesias. Kelahiran Yohanes pembaptis bukan akhir dari segalanya, ada pribadi lain yang jauh lebih besar dari padanya yang akan lahir kemudian.

Yohanes menjadi jalan persiapan bagi kedatangan pribadi yang jauh lebih besar itu. Yohanes mempersiapkan jalan bagi Tuhan untuk hadir di tengah umat-Nya.

Kelahiran Yohanes pembaptis menjadi besar, dalam Gereja diperingati sebagai hari raya pertama-tama karena kelahirannya mengawali kelahiran Tuhan.

Tanpa kaitan dengan kedatangan Mesias, kelahiran Yohanes menjadi kelahiran biasa seperti anak-anak pada umumnya.

Seluruh hidup Yohanes pembaptis menjadi besar juga karena apa yang ia wartakan, yakni kedatangan Sang Mesias, bukan karena pribadinya sendiri.

Setiap kelahiran anak sudah seharunya menjadi kabar sukacita bagi orang tua dan orang-orang yang ada di sekitarnya. Namun tidak jarang justru kehadiran seorang anak menjadi aib bagi orang tua.

Padahal justru yang membuat aib adalah mereka-mereka yang sudah dewasa. Seorang anak tidak tahu apapun dan tidak memilih dilahirkan dalam keluarga seperti apa. Ia adalah berkat dari Tuhan yang empunya kehidupan.

Kehadiran Yohanes disertai dengan tradisi-tradisi rohani yang begitu kuat. Demikian juga bagi kita, kehadiran seorang anak sudah semestinya disertai dengan syukur dan praktek rohani yang mendalam dari orang tua dan keluarga.

Seorang anak bukan hasil kreasi orang tua sendiri, bukan juga ciptaan orang tua. Tuhan yang memberi, dan Tuhan yang mengambil.


Maka seputar kelahiran seorang anak perlu disertai dengan olah rohani yang pantas sebagai bentuk syukur atas anugerah kehidupan.

Dengan demikian, kelahiran seorang anak menjadi kelahiran yang penuh berkat bagi orang yang ada di sekitarnya. Bahkan kelahirannya menjadi tanda kehadiran yang ilahi dalam kehidupan keluarga.

Bunda Maria mempunyai saudara sepupu bernama Elisabeth yang bersuamikan Zakaria, seorang imam di Bait Allah Yerusalem. Pasangan ini belum memiliki keturunan karena Elisabet adalah seorang wanita mandul.

Suatu hari Zakaria tengah bertugas membakar kemenyan di Bait Allah. Tiba-tiba Malaikat Gabriel menampakkan diri padanya dan membawa kabar bahwa Tuhan akan mengaruniakan seorang anak laki-laki baginya. Anak tersebut kelak akan menyiapkan umat Israel menyambut kedatangan Sang Mesias.

Tetapi Zakaria masih kurang percaya karena Elisabeth sudah tua dan mandul. Atas ketidak-percayaannya, zakaria mendapat hukuman Tuhan dan menjadi bisu sampai kelahiran anaknya yang diberi nama Yohanes, sesuai pesan Malaikat Gabriel.

Yohanes adalah utusan Allah yang mendahului Yesus. Yesus sendiri mengatakan :

“Di antara mereka yang dilahirkan oleh wanita tidak pernah tampil seorang yang lebih besar daripada Yohanes Pembabtis.” (Mat 11,11)

Masa kecil Yohanes tidak banyak diceritakan, kecuali ketika masih dalam kandungan ia melonjak kegirangan sewaktu Bunda Maria berkunjung ke rumah ibunya (Luk 1 : 41), dan kelahirannya (Luk 1 : 57 - 66).

Setelah dewasa, Yohanes muncul sebagai seorang pengkotbah di tepi sungai Yordan dengan pesan yang mendesak : “Bertobatlah, sebab Kerajaan Allah sudah dekat!” (Mat 3:2)

Orang-orang kemudian datang dan dibabtis oleh Yohanes di sungai Yordan. Ketika orang menanyakan dirinya, Yohanes menjawab :

"Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun : Luruskanlah jalan Tuhan! seperti yang telah dikatakan nabi Yesaya. Aku membaptis dengan air; tetapi di tengah-tengah kamu berdiri Dia yang tidak kamu kenal, yaitu Dia, yang datang kemudian dari padaku. Membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak." (Yoh 1 :23, 26)

Pengikut Yohanes banyak sekali, termasuk orang-orang yang kemudian di pilih Yesus menjadi RasulNya. Yesus sendiri datang minta dibaptis olehnya. Yohanes mulanya menolak dengan berkata :

"Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu, dan Engkau yang datang kepadaku?" (Mat 3 :14)

Namun Yesus meyakinkankannya :

"Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah." (Mat 3 :14)

Tak lama kemudian Yohanes dipenjarakan, karena mengecam pernikahan raja Herodes Antipas dengan Herodias, istri saudara sepupunya. Dari dalam penjara Yohanes mengikuti gerakan Yesus melalui murid-muridnya yang dengan setia mengunjunginya. Yohanes akhirnya dipenggal Herodes Antipas akibat akal busuk dari Herodias dan puterinya Salome. Pelopor Yesus ini gugur demi membela kesusilaan.

Kemartiran Yohanes Pembaptis dapat dibaca dalam kitab suci (Matius 14 :1 – 12).

Doa Penutup

Ya Allah, Engkau mengenal kami sedalam-dalamnya. Engkau telah membentuk dan memanggil kami sejak sebelum kami lahir. Semoga kami mengabdi kepada-Mu dengan rendah hati, serta mempersiapkan jalan untuk kedatangan Putra-Mu, Yesus Kristus.

Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin. (sumber https://www.renunganhariankatolik.web.id/).

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News