Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Berto Kalu
TRIBUNFLORES.COM, LABUAN BAJO - Dinas Pengendalian Penduduk dan KB (P2KB) Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) menyebut, 22.125 keluarga di wilayah itu masuk kategori keluarga berisiko stunting.
Kepala Dinas P2KB Manggarai Barat, Rafael Guntur mengatakan, angka tersebut berdasarkan pemutakhiran data pada tahun 2022, tersebar di 12 kecamatan di wilayah Manggarai Barat. Angka itu turun dari tahun sebelumnya yakni 29.217 di tahun 2021.
Rafael menjelaskan, keluarga berisiko stunting menurut versi BKKBN adalah keluarga yang memiliki satu atau lebih faktor resiko stunting.
"Seperti keluarga yang memiliki anak remaja putri, calon pengantin, ibu hamil, anak usia 0-23 bulan, anak usia 24-59 bulan, berasal dari keluarga miskin, pendidikan orang tua rendah, sanitasi lingkungan buruk dan air minum tidak layak," jelas Rafael, Selasa 11 Juli 2023.
Baca juga: Pemda Manggarai Barat Komit Cegah Stunting, Cairkan Dana Desa Wajib Rekomendasi Kepala Puskesmas
Rafael berkata kategori keluarga berisiko stunting juga dibagi berdasarkan peringkat kesejahteraan, sasarannya adalah mereka yang mempunyai bayi di bawah dua tahun (baduta) usia 0-23 bulan, balita usia 24-59 bulan, pasangan usia subur, dan pasangan usia hamil.
Ada 2 penapisan untuk keluarga berisiko stunting yaitu fasilitas lingkungan tidak sehat, seperti tidak memiliki sumber air minum utama, dan mandi cuci kakus (MCK).
Kemudian pasangan usia subur yang terbagi dalam empat kategori yakni, terlalu muda (umur istri kurang dari 20 tahun), terlalu tua (umur istri 35-40 tahun), terlalu dekat (jarak kelahiran kurang dari 2 tahun), dan terlalu banyak (lebih dari 3 orang).
Lebih lanjut menurut Rafael, mengenali keluarga yang berisiko memiliki anak lahir dalam keadaan stunting merupakan strategi penting yang harus dilakukan dalam mempercepat penurunan angka stunting di Manggarai Barat.
"Dalam penanganan stunting harus ada upaya bersama dan kolaborasi untuk memberikan edukasi ke masyarakat tentang pentingnya asupan makanan demi tumbuh kembang anak," ungkap Rafael.
Sementara itu, berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Barat, jumlah balita stunting di Manggarai Barat tersisa 2.130 balita, dari total keseluruhan balita di wilayah itu sebanyak 23.788 balita. Dari angka itu, prevalensi stunting di Manggarai Barat turun dari 15,9 persen menjadi 9 persen.
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News