Bacaan Liturgi Katolik

Bacaan-bacaan Liturgi Katolik Selasa 18 Juli 2023 Hari Biasa Pekan XV

Penulis: Gordy Donovan
Editor: Gordy Donovan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

GEREJA KATOLIK - Tampak depan Gereja Santo Fransiskus Xaverius Koting, Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur. Mari simak bacaan-bacaan Liturgi Katolik Selasa 18 Juli 2023. Bacaan liturgi katolik Hari Biasa Pekan XV.Bacaan Injil Matius 11:20-24.

2Sam 4:12 Sesudah itu Daud memberi perintah kepada anak buahnya untuk membunuh mereka; tangan dan kaki mereka dipotong, kemudian mayat mereka digantung di tepi telaga di Hebron. Tetapi kepala Isyboset diambil dan dikuburkan di dalam kubur Abner di Hebron.

2Sam 5:1 Lalu datanglah segala suku Israel kepada Daud di Hebron dan berkata: "Ketahuilah, kami ini darah dagingmu.

2Sam 5:2 Telah lama, ketika Saul memerintah atas kami, engkaulah yang memimpin segala gerakan orang Israel. Dan TUHAN telah berfirman kepadamu: Engkaulah yang harus menggembalakan umat-Ku Israel, dan engkaulah yang menjadi raja atas Israel."

2Sam 5:3 Maka datanglah semua tua-tua Israel menghadap raja di Hebron, lalu raja Daud mengadakan perjanjian dengan mereka di Hebron di hadapan TUHAN; kemudian mereka mengurapi Daud menjadi raja atas Israel.

2Sam 5:4 Daud berumur tiga puluh tahun, pada waktu ia menjadi raja; empat puluh tahun lamanya ia memerintah.

2Sam 5:5 Di Hebron ia memerintah atas Yehuda tujuh tahun enam bulan, dan di Yerusalem ia memerintah tiga puluh tiga tahun atas seluruh Israel dan Yehuda.

2Sam 5:6 Lalu raja dengan orang-orangnya pergi ke Yerusalem, menyerang orang Yebus, penduduk negeri itu. Mereka itu berkata kepada Daud: "Engkau tidak sanggup masuk ke mari; orang-orang buta dan orang-orang timpang akan mengenyahkan engkau!" Maksud mereka: Daud tidak sanggup masuk ke mari.

2Sam 5:7 Tetapi Daud merebut kubu pertahanan Sion, yaitu kota Daud.

Santo-Santa 18 Juli

Santo Frederik dari Utrecht, Uskup dan Martir

Frederik lahir di Frisia, Nederland. Hari kelahirannya tidak diketahui pasti. Pendidikannya berlangsung di Utrecht hingga ia ditabhiskan menjadi imam. Sebagai imam baru, Frederik ditempatkan di Utrecht dengan tugas untum mempertobatkan orang-orang di kota itu.
Keberhasilan karyanya di Utrecht menghantarkan dia ke atas tahkta keuskupan Utrecht. Ia ditabhiskan menjadi uskup Utrecht pada tahun 825. Sebagai uskup, Frederik berusaha menata keuskupannya dengan sebaik-baiknya dan melayani kepentingan umatnya. Ia juga mengirim banyak misionaris ke wilayah utara untuk mewartakan injil di antara orang-orang kafir yang ada disana.

Usaha-usaha untuk mengkristenkan orang-orang kafir membawanya kepada kematian sebagai martir di Maastricht, Nederland pada tanggal 18 Juli 838. Ada dua alasan dikemukakan sebagai dasar pembunuhan atas diri Frederik. Alasan pertama ialah karena Frederik mencela kebrengsekan hidup moral Yudith, permaisuri kaisar Louis Debonair (814-840). Yudith tidak menerima baik celaan itu dan segera memerintahkan pembunuhan atas Frederik. Alasan lain ialah karena usaha-usaha Frederik untuk mengkristenkan penduduk Walcheren, di wilayah baratdaya Nederland, yang masih kafir dan liar, tidak diterima oleh mereka. Karena itu penduduk Walcheren berusaha mencari kesempatan untuk menghabiskan nyawa Frederik. Menurut tradisi Frederik dibunuh setelah merayakan Kurban Misa di Masstricht, Nederland.
Santa Simforosa bersama Putra-putranya, Martir

Pada masa pemerintahan Kaisar Hadrianus (pada abad ke-2) terjadi penganiyaan terhadap orang-orang Kristen. Di antara orang-orang itu terdapat ibu Simforosa bersama putra-putranya: Kresensius, Yulianus, Nemesius, Stakteus dan Eugenius. Ibu Simforosa lebih dahulu ditangkap dan ditenggelamkan di dalam sungai setelah dianiaya secara kejam. Beberapa hari kemudian, ketujuh putranya itupun ditangkap, lalu dianiaya dan dibunuh karena mengakui diri sebagai orang Kristen dan tidak sudi membawa korban kepada dewa-dewi kafir. (sumber iman katolik.com).

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News