Di samping itu, Sentra Efata di Kupang dan Direktorat KBK memfasilitasi pelunasan pinjaman korban TPPO (pinjaman istri dari Narsisius Madi, Steviana Jemamu sebesar Rp7.529.000 dan pinjaman Konstantinus Pelang sebesar Rp2.000.000), yang menurut informasi akan dipakai sebagai bekal perjalanan ketika akan bekerja di Kalimantan nantinya.
Selain penyerahan bantuan untuk korban TPPO, Mensos Risma juga menggandeng platform galang dana digital kitabisa.com dalam penyerahan bantuan ATENSI bagi Alexander Braden Tatus, anak yang menderita tumor mata di Toka Desa Nanga Labang, Manggarai Timur.
Anak usia 13 tahun itu menderita tumor mata dan implikasinya tidak dapat melanjutkan pendidikan/putus sekolah. Dia diasuh oleh seorang ibu single parent di Toka Desa Nanga Labang, Borong, Manggarai Timur.
Alexander menderita tumor mata sejak usia 2 (dua) tahun. Awalnya, dia hanya merasa sakit dan nyeri pada mata, lama kelamaan mengalami bengkak dan pusing sehingga tahun 2022, atas prakarsa sebuah LSM di Manggarai Timur, membantu memfasilitasi untuk dilakukan operasi di Rumah Sakit Sanglah Denpasar Bali. Namun, lantaran terkendala biaya akomodasi selama di Denpasar, dia terpaksa pulang lebih awal ke Manggarai Timur tanpa menunggu jadwal kontrol lebih lanjut.
Orangtua dan keluarga hendak melakukan kontrol kembali di Rumah Sakit Sanglah di Denpasar, namun terkendala biaya transportasi dan akomodasi, sehingga rencana tersebut tak kunjung dilaksanakan.
Sentra Efata di Kupang berkoordinasi dengan Pihak Sentra Mahatmiya di Tabanan, Bali untuk merujuk penerima manfaat agar dapat memperoleh pelayanan dan pendampingan selama menjalani pengobatan di Rumah Sakit Sanglah Bali.
Sentra Efata di Kupang memberikan bantuan atensi berupa pakaian/sandang, perlengkapan mandi, nutrisi dan memfasilitasi akomodasi dan transportasi perjalanan ke Bali dengan nilai total Rp6.916.000.
Sentra Mahatmiya di Tabanan, Bali melakukan pendampingan selama anak dan orangtuanya berada di Bali dan menjalani perawatan, memberikan rumah aman di Sentra Mahatmiya di Tabanan, Bali, memberikan biaya akomodasi berupa transportasi dan permakanan untuk anak dan orangtua selama anak mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof. I.G.N Ngoerah Denpasar Bali.
Adapun, bantuan yang diterima Alexander dari kitabisa.com sebesar Rp57.597.022 untuk biaya penunjang pengobatan dan kebutuhan selama perawatan.
Selain itu, menteri Risma juga menggandeng platform galang dana digital kitabisa.com dalam penyerahkan bantuan atensi bagi balita penderita Anemia Aplastik di Manggarai Barat, Aqilah Putri Rahmadani.
Balita usia 1 tahun 9 bulan asal Komodo, Labuan Bajo itu menderita penyakit anemia aplastik. Bibirnya terdapat benjolan seperti gumpalan darah yang mengering berwarna hitam. Anak Aqilah sering menangis kesakitan ketika makan. Saat ini sedang mendapatkan perawatan di RS I.G.N Ngoerah Denpasar, Bali.
Kementerian Sosial melalui Sentra Efata di Kupang melakukan pendampingan terhadap anak Aqila selama di RS Labuan Bajo. RS Labuan Bajo bersinergi dengan Sentra Efata di Kupang merujuk ke RSUP Prof I.G.N Ngoerah Denpasar. Sentra Efata kemudian merujuk ke Sentra Mahatmiya untuk melakukan pendampingan selama berada di Bali.
Sentra Efata di Kupang memberikan bantuan atensi berupa tambahan nutrisi dan perlengkapan anak yaitu susu, pempers, bantal, matras keluarga, minyak kayu putih, minyak telon, tisu, selimut, handuk, pakaian, dan pemberiaan akomodasi terhadap keluarga yang mendampingi anak.
Sedangkan, bantuan atensi yang diberikan oleh Sentra Mahatmiya di Bali berupa tambahan nutrisi dan perlengkapan anak yaitu susu, jus, buah, makanan tambahan anak, popok, minyak bayi dan keperluan bayi lainnya, serta memberikan biaya akomodasi selama anak mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Umum Pusat Prof I.G.N Ngoerah Denpasar Bali berupa transportasi dan permakanan.
Don Rozano juga mengatakan, Kementerian Sosial RI mengimbau kepada seluruh masyarakat di Manggarai Timur agar tidak tergiur dengan menjadi PMI di luar Negeri.
"Jangan tergiur. Jangan kita selalu mengatakan hujan emas di negeri orang, hujan batu di negeri sendiri. Yang omong itu siapa? jangan mikirin ke luar negeri, negeri kita ini kaya kok. NTT ini subur kok, hujan emas di negeri sendiri bisa kok,"Ujarnya. (rob)
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News