Misa Hari Minggu

Teks Misa Minggu 23 Juli 2023 Hari Biasa XVI Tahun A

Penulis: Gordy Donovan
Editor: Gordy Donovan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

GEREJA - Gereja Paroki St.Theresia Mbata di Desa Rana Mbata, Kecamatan Kota Komba Utara, Kabupaten Manggarai Timur. Mari simak Teks Misa Minggu 23 Juli 2023.Teks misa disiapkan untuk Hari Biasa XVI Tahun A.Teks misa disusun oleh P. Petrus Cristologus Dhogo, SVD.

Engkau, ya Tuhan, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih dan setia. Berpalinglah kepadaku dan kasihanilah aku,
berilah kekuatan-Mu kepada hamba-Mu, dan selamatkanlah anak laki-laki hamba-Mu perempuan!
(Refren)


09. BACAAN KEDUA (Rm. 8:26-27)

L : Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada jemaat di Roma Saudara-saudari, demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U : Syukur kepada Allah.

10. ALLELUIA (Mat. 11:25)
P : Alleluia
U : Alleluia
P : Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, * karena misteri Kerajaan Engkau nyatakan kepada orang kecil.
U : Alleluia
11. INJIL (Mat. 13:24-43)

P : Marilah kita bersama-sama mendengarkan Injil Yesus Kristus menurut Matius. Pemimpin dan semua yang hadir membuat tanda
salib dengan ibu jari pada dahi, mulut, dan dada. Kemudian Pemimpin membacakan Injil. Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya. Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi. Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu.

Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu kepadanya dan berkata: Tuan, bukankah benih baik, yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah lalang itu? Jawab tuan itu: Seorang musuh yang melakukannya. Lalu berkatalah hamba-hamba itu kepadanya: Jadi maukah tuan supaya kami pergi mencabut lalang itu? Tetapi ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu. Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkasberkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku." Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: “Hal Kerajaan Sorga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya. Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari
pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya.” Dan Ia menceriterakan perumpamaan ini juga kepada mereka:

“Hal Kerajaan Sorga itu seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya.” Semuanya itu disampaikan Yesus kepada orang banyak dalam perumpamaan, dan tanpa perumpamaan suatu pun tidak disampaikan-Nya kepada mereka, supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi: “Aku mau membuka mulut-Ku mengatakan perumpamaan, Aku mau mengucapkan hal yang tersembunyi sejak dunia dijadikan.” Maka Yesus pun meninggalkan orang banyak itu, lalu
pulang. Murid-murid-Nya datang dan berkata kepada-Nya: “Jelaskanlah kepada kami perumpamaan tentang lalang di ladang itu.” Ia menjawab, kata-Nya: “Orang yang menaburkan benih baik ialah Anak Manusia; ladang ialah dunia. Benih yang baik itu anak-anak Kerajaan dan lalang anak-anak si jahat. Musuh yang menaburkan benih lalang ialah Iblis. Waktu menuai ialah akhir zaman dan para penuai itu malaikat. Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman. Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam Kerajaan-Nya.

Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi. Pada waktu itulah orangorang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!”
P : Demikianlah Injil Tuhan.

U : Terpujilah Kristus.

12. RENUNGAN SINGKAT

Bacaan Injil pada hari ini merupakan kelanjutan dari bacaan pada Minggu lalu, yang berbicara tentang benih yang ditaburkan. Yang diharapkan adalah benih itu jatuh pada tanah yang subur sehingga ia bertumbuh dan menghasilkan. Pada hari ini, kita mendengarkan bahwa benih itu tumbuh namun mendapatkan tantangan dari ilalang. Pertama, gandum. Dalam perumpamaan itu disebutkan bahwa gandum itu bertumbuh. Ia
bertumbuh bersama lalang, yang tentu saja mengganggunya. Sang tuan tidak mau mencabut lalang itu karena ada resiko bahwa gandum akan tercabut juga. Yang menarik adalah gandum itu bertumbuh dan menghasilkan buah sehingga hasilnya bisa dipanen dan disimpan di dalam lumbung. Kisah ini mengajarkan kita untuk bertahan dalam iman kita. Kadangkala kita berhadapan dengan orangorang atau situasi atau sistem di mana kehidupan iman kita amat ditantang. Misalnya, ada lingkungan kerja yang membuat orang terperangkap untuk berdosa. Ada orang baik yang disalahkan karena ia jujur atau ia berbuat baik. Melalui perumpamaan itu, Yesus meminta kita untuk bertahan. Karena dengan bertahan dalam iman dan dalam berbuat baik, kita sudah menumbuhkan buah-buah baik dan kita tidak mau dikalahkan oleh lalang yang mengganggu iman kita. Kita memulainya dalam keluarga kita dengan saling meneguhkan dan menghargai anggota keluarga kita yang berbuat baik.

Kedua, lalang. Dalam perumpamaan disebutkan dengan jelas bahwa lalang dibiarkan bertumbuh bersama dengan gandum. Yang berbeda adalah nasib akhir mereka. Jika gandum dimasukkan ke dalam lumbung, maka lalang menjadi umpan api. Lalang tidak berguna karena tidak membawa hasil apa-apa. Perumpamaan ini menunjukkan bahwa Tuhan tetap sabar pada kita. Ia tetap memberikan kesempatan kepada kita untuk bertobat. Berbeda dengan lalang yang memang tidak bisa berubah menjadi gandum dan menghasilkan buah, kita bisa berubah dari pribadi yang berdosa menjadi pribadi yang bertobat. Mari kita saling membantu agar benih-benih lalang itu tidak bertumbuh, apalagi berurat-akar dalam hati kita.

Di dalam keluarga misalnya, kita bisa saling mendengarkan teguran atau masukan dari satu sama lain. Kita hendaknya memiliki kerendahan hati untuk mengakui kesalahan kita dan memperbaikinya. Tuhan amat sayang pada kita, dan selalu ingin menyelamatkan kita. Semoga kita mampu bertahan dan menghasilkan buah, dan tidak menjadi lalang yang kelak akan hilang binasa karena dibakar oleh api penghakiman.

13. HENING SEJENAK

14. SYAHADAT

Halaman
1234