Demikianlah juga pada akhir zaman. Malaikat-malaikat akan datang memisahkan orang jahat dari orang benar.
Yang jahat lalu mereka campakkan ke dalam dapur api. Di sana akan ada ratapan dan kertak gigi. Mengertikah kalian akan segala hal ini?" Orang-orang menjawab, "Ya, kami mengerti."
Maka bersabdalah Yesus kepada mereka, "Karena itu setiap ahli Taurat yang menerima pelajaran hal Kerajaan Allah seumpama seorang tuan rumah yang mengeluarkan harta yang baru dan yang lama dari perbendaharaannya."Setelah selesai menyampaikan perumpamaan itu, Yesus pergi dari sana.
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Katolik
Saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus, Pada Renungan Harian Katolik Kamis 3 Agustus 2023 dalam Bacaan Injil hari ini Matius 13:47-53.
Dalam hidup sehari-hari, entah di lingkungan masyarakat, entah di lingkungan Gereja, kita menyaksikan orang-orang yang menurut pandangan umum melakukan kejahatan, entah korupsi, pemerasan, entah aneka bentuk ketidakadilan.
Akan tetapi, kekuatan tertentu mereka aman-aman saja. Ada banyak orang yang tidak jujur; ada banyak orang yang berlaku jahat, menyalahgunakan kekuasaan dan wewenang, namun mereka tidak menerima hukuman.
Yang salah bisa menjadi benar dan yang benar bisa menjadi salah dan tergantung siapa orangnya dan bagaimana posisinya.
Seruan-seruan terhadap ketidakadilan atau yang menentang kejahatan, sering berlalu begitu saja. Dan banyak orang benar justru menjadi korban ketidakadilan.
Santo Matius dalam Injil hari ini menggambarkan Kerajaan Allah seumpama pukat yang ditebarkan ke laut, pukat itu menangkap berbagai macam ikan dan ketika sudah penuh dan ditarik ke darat, ikan yang baik dipisahkan dari ikan yang tidak baik, lalu disimpan di dalam bakul-bakul, sementara ikan-ikan yang tidak berguna dibuang.
Gambaran ini dapat ditangkap secara sederhana bahwa yang baik akan mendapat ganjaran, sementara yang jahat akan mendapat hukuman.
Gagasan semacam ini sering diharapkan agar segera terwujud di dalam kehidupan sehari-hari oleh orang-orang sederhana.
Dalam realitas sehari-hari harapan ini tidaklah selalu demikian terwujud. Perlu iman dan kesabaran untuk menanti terwujudnya Sabda Tuhan ini.