Mengapa keragu-raguan dan ketidak percayaan itu muncul di hati mereka? Mungkin mereka iri akan hikmat yang didapat Yesus, merasa Yesus tidak pantas dan layak mendapatkannya karena Dia hanya anak tukang kayu.
Merasa sombong akan apa yang mereka miliki. Kesombongan menjadi gerbang masuknya iri hati, dengki, benci yang menutup mata hati terhadap kebenaran.
Pernahkah perasaan ini muncul dalam diri kita? Apakah kita selalu memandang seseorang dari statusnya, merasa diri lebih hebat?
Injil hari ini mengajak kita untuk selalu peka & terbuka pada kehadiran Allah dengan melepas kesombongan kita yang menjadi gerbang munculnya penolakan terhadap kebenaran.
Peka dan terbuka bahwa dalam diri orang kecil, tertindas dan miskin sekalipun Allah berkarya. Melepas kesombongan berarti membiarkan Allah berkarya dalam diri kita, hingga hidup kita pun menjadi “tanda” kehadiran Allah dan kesaksian hidup kita menjadi mujizat yang mampu menyentuh hati sesama.
Doa Penutup
Allah Bapa Yang Mahakuasa dan penuh belaskasih, Engkau sudah memasyhurkan Santo Yohanes Maria, karena kegiatannya sebagai pastor di Ars.
Semoga berkat doa dan teladannya kami berusaha membawa sesama kepada cinta kasih Kristus dan dapat memperoleh kemuliaan abadi bersama mereka.
Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin. (sumber https://www.renunganhariankatolik.web.id/).
Berita TRIBUNFLORES.COM lainnya di Google News