Berita Sikka

Mengadu di Kebun Sawit dan Toko Roti, Alumni SMAS St John Paul II Maumere Tembus IPDN Jatinangor

Penulis: Egy Moa
Editor: Egy Moa
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Philipus Neri Waleng, alumni SMAS Katolik St.John Paul II Maumere lolos seleksi sekolah kedinasan IPDN Jatinangor.

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE- Kabupaten Sikka akhirnya tidak kehilangan wajah menempatkan putra-putrinya menempa pendidikan tinggi pemerintahan pada Institut Pemerintahan Dalam Negri (IPDN) Jatinangor, Jawa Barat.

Ketika semua peserta dari Kabupaten Sikka telah gugur di semua tahapan seleksi, Philipus Neri Waleng menjadi satu-satunya peserta yang bisa bertahan hingga tahap akhir seleksi. Alumni SMAS Katolik St.John Paul II Maumere, bisa meraih cita-citanya setelah kandas setahun sebelumnya di sekolah kedinasan lain yang diikutinya.

Pimpinan SMAS Katolik John Paul II, RD.Fidelis Dua,M.Th, menulis perjuangan mantan siswanya dalam status WhatsApp, Jumat 4 Agustus 2023. Perjuangan Neri,  sapaan Philipus Neri Waleng diharapkan bisa menginspirasi kepada banyak putra-putri asal Sikka, Pulau Flores, Provinsi NTT bahkan Indionesia tentang militansi. Kerja keras yang tak kenal menyerah meraih cita-cita.

"Saya banyak belajar dari adik saya yang satu ini Philipus Neri Waleng yang akrap di sapa Neri. Seorang anak desa yan sederhana dan rendah hati.  Lahir dan dibesarkan dibawah kaki Gunung Egon di sebuah kampung kecil bernama Napun La'u di Kecamatan Waigete, 31 Km arah timur Kota Maumere, ibukota Kabupeten Sikka.

Baca juga: Siswa SMAS Katolik John Paul II Maumere Kumpul Uang Tambal Jalan Rusak di Maumere

 

 

Baginya berjuang untuk meraih pendidikan tinggi tidak muda. Kendala finansial menjadi hal penting dalam perjuangannya, namun jangan ditanya soal semangat tuk belajar dan berjuang.

Awal ahun 2022, tulis RD. Fidelis, Neri pernah mengadu nasib untuk masuk pendidikan tinggi pada  salah satu sekolah kedinasan. Setiap tahap proses seleksi telah dilewatinya dengan tekun dan semangat.

Namun pada akhirnya terpaksa kandas karena setelah pengumuman kelulusan ada beban biaya yang perlu disiapkan secara rutin setiap bulan sejumlah rupiah yang tidaklah kecil bagi kedua orang tuannya.

Hambatan itu tidak menjadikan Neri patah semangat. Apalagi sampai berdemo hanya karena soal biaya kuliah. Baginya tidak ada orang yang perlu disalahkan, kondisi harus menjadikan orang semakin militan.

Baca juga: Kapolda NTT Beri Motivasi dan Semangat Belajar Bagi Siswa SMAS Katolik Santu John Paul II Maumere

Sebuah langkah bijak, namun tidaklah mudah baginya mengadu nasib di perkebunan kelapa sawit Kalimantan sekedar untuk membantu meringankan beban finansial kedua orang tuannya. Untuk beberapa bulan ia bekerja sebagai karyawan di perkebunan sawit.

Ditengah kesibukan sebagai karyawan, Neri masih sempat memesan buku-buku persiapan tes masuk IPDN dengan sistem COD yang mana biaya kirim ke tengah hutan kelapa sawit lebih mahal dari harga sebuah buku.

Buku tersebut menjadi teman setia saat rehat sejenak di bawah pohon sawit, sampai ada yang menegur "lupakan soal sekolah hidup mati kita dgn sawit di Tanah Borneo."

Namun niat Neri untuk melanjutkan pendidikan selalu menggelora. RD.Fidelis mengibaratkannya seperti magma di kawah Gunung Egon, yang mampu meluluhlantakan segala bentuk tantangan dan penilaian orang.

Baca juga: Gelar Ujian KTI, Siswi SMAS Katolik John Paul II Maumere Diuji Dosen Unipa dan IFTK Ledalero

Ya! Namanya juga anak kaki gunung rupanya filosofi magma telah menjadikannya petarung sejati, sepertinya Egon Gahar lebih kuat dari Tanah Borneo.

Halaman
12