Berita Manggarai Barat

Kadal Raksasa Tak Hanya Hidup di Taman Nasional Komodo, Ada juga di Riung

Penulis: Berto Kalu
Editor: Egy Moa
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Hewan purba, Komodo yang hidup di kawan Taman Nasional Komodo (TNK), Manggarai Barat, Provinsi NTT.

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Berto Kalu

POS-KUPANG.COM, LABUAN BAJO- Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menyebut Komodo tidak hanya hidup di Kawasan Taman Nasional Komodo (TNK). B beberapa daerah di Pulau Flores yang dihuni kadal raksasa itu. 

Kepala BKSDA NTT, Arief Mahmud menjelaskan populasi Komodo juga dapat ditemukan pada kawasan hutan konservasi di luar TNK yakni di Cagar Alam Wae Wuul, Caga Alam Wolo Thado, Cagar Alam Riung dan Taman Wisata Laut 17 Pulau Riung di Kabupaten Ngada. 

"Berdasarkan hasil monitoring yang dilakukan tahun 2022 site occupancy Komodo di Pulau Ontoloe, TWAL 17 Riung adalah 0,68; di Torong Padang 0,44, di Pota 0,26 serta di Pulau Longos sekitar 0,49," kata Arief dalam keterangan tertulis yang diterima belum lama ini. 

Pada lokasi yang sudah diketahui merupakan habitat Komodo, kata dia, masyarakat setempat
sudah terbiasa berinteraksi baik pada areal kebun, hutan bahkan di Pota (Manggarai Timur) dan Riung (Ngada) komodo pernah dilaporkan memasuki wilayah pemukiman.

Baca juga: Curi Motor, Jatanras Polres Manggarai Bekuk Petani Asal Manggarai Barat  

 

 

Ia mengatakan, upaya pengelolaan yang dilakukan pada habitat dan populasi komodo di dalam kawasan konservasi antara lain, pengamanan kawasan melalui patroli rutin bersama masyarakat. 

Kemudian meminimalisir terjadinya gangguan antara lain aktivitas perburuan satwa mangsa komodo, kebakaran hutan serta gangguan lain untuk memastikan habitat mampu mendukung kehidupan populasi Komodo yang seimbang.

Selain itu, pihaknya bekerja bersama masyarakat setempat (misalnya Suku Baar di Riung) untuk
meminimalisir tekanan terhadap kawasan dan melakukan penegakan hukum terhadap tindak pidana kehutanan yang dilakukan di dalam kawasan konservasi.

BKSDA juga bekerja sama dengan masyarakat setempat untuk melakukan upaya perlindungan komodo sebagaimana yang dilakukan Arsyad, warga di Pota Manggarai Timur, sehingga mendapat anugrah Kalpataru.

Baca juga: BKSDA NTT Membenarkan Kemunculan Komodo di Jalan Labuan Bajo-Golo Mori

Mereka membentuk Unit Penanganan Satwa (wildlife rescue unit) yang ditugaskan untuk melakukan langkah-langkah teknis penanganan dalam hal terjadinya konflik manusia dengan satwa komodo. 

"Terhadap komodo yang muncul pada area publik atau permukiman atau kebun masyarakat selalu dilakukan proses penyelamatan dan relokasi ke kawasan habitat komodo yang lebih aman," pungkasnya. *

Berita TRIBUNFLORES.COM lainnya di Google News