Maka hati para murid itu pun sedih sekali. Ketika Yesus dan para murid-Nya tiba di Kapernaum datanglah seorang pemungut pajak bait Allah kepada Petrus dan berkata, “Apakah gurumu tidak membayar pajak dua dirham?” Jawab Petrus, “Memang membayar.”
Ketika Petrus masuk rumah, Yesus mendahuluinya dengan pertanyaan, “Bagaimana pendapatmu, Simon? Dari siapa raja-raja di dunia ini memungut bea dan pajak? Dari rakyatnya atau dari orang asing?”
Jawab Petrus, “Dari orang asing!” Maka kata Yesus kepadanya, “Jadi bebaslah rakyatnya! Tetapi agar kita jangan menjadi batu sandungan bagi mereka, pergilah memancing ke danau.
Dan ikan pertama yang kaupancing, tangkaplah dan bukalah mulutnya, maka engkau akan menemukan mata uang empat dirham di dalamnya. Ambillah itu dan bayarlah kepada mereka, bagi-Ku dan bagimu.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Katolik
Saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus, Pada Renungan Harian Katolik Senin 14 Agustus 2023 dalam Bacaan Injil hari ini Matius 17:22-27.
Di Galilea, untuk kedua kalinya Yesus memberitahukan penderitaannya yang akan dialami-Nya. Ia menyebut Diri-Nya sebagai Anak Manusia, karena Ia akan mengalami penderitaan sebagai Manusia yang lemah, tak berdaya, dapat merasakan sakit, tidak mampu membela diri, dan akan berhadapan dengan maut atau kematian.
Namun Ia akan mengalami semuanya ini atas kehendak Bapa-Nya. Mengingat bahwa Guru mereka akan menderita, hati murid-murid sangat sedih, karena mereka masih belum mengerti arti penderitaan Yesus, Sang Mesias.
Sebagai Yahudi yang setia, Yesus pun memberikan teladan dalam membayar pajak untuk Bait Allah. Kewajiban membayar pajak sudah ditetapkan sejak zaman Musa (Keluaran 30:13), guna perbekalan rumah Tuhan.
Yesus menyuruh Petrus untuk memancing dan membuka mulut ikan yang pertama kali ditangkapnya, maka ia akan menemukan mata uang 4 dirham di dalam mulutnya.
Dengan uang itulah Yesus dan Petrus membayar pajak. Melalui sikap sederhana ini, Yesus pun menyatakan Ke-Allah-an-Nya sekaligus kerendahan hati-Nya dalam memenuhi kewajiban keagamaan.
Sebagai murid Yesus, kita pun sedih akan derita yang akan dialami Yesus. Akan tetapi kita harus memahami bahwa semua yang dijalankan Yesus semata-mata melakukan kehendak Bapa-Nya.
Kita pun harus meneladan sikap Yesus, Guru kehidupan kita di dalam membayar pajak untuk kelangsungan Bait Allah.