Kata orang muda itu, “Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?” lalu Yesus berkata, “Jika engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu, dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan memperoleh harta di surga.
Kemudian datanglah ke mari dan ikutilah Aku.” Ketika mendengar perkataan itu, pergilah orang muda itu dengan sedih, sebab hartanya banyak.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik
Penginjil Matius mengisahkan Yesus yang mencurahkan perhatian-Nya dengan mengajar para murid. Pada perikop ini, ditampilkan seorang muda yang kaya raya datang bertanya kepada Yesus apa yang harus diperbuatnya untuk memperoleh hidup yang kekal.
menilik jawaban Yesus: “Kata Yesus kepadanya: “Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.” (lih. Mat 19:21); Yesus menguji pemuda yang kaya itu pada titik terlemah dalam dirinya, yaitu kekayaannya.
Ia tidak bersedia untuk mengutamakan Kristus lebih daripada hartanya. Penginjil Matius menganggap bahwa ada bahaya yang terkandung dalam kekayaan. Kisah ini muncul dalam Injil Sinoptik (Matius 19:16–26, Markus 10:17–27 dan Lukas 18:18–27), yang segera diikuti dengan pengajaran mengenai upah mengikut Yesus”.
Pemuda kaya raya ini merasa bahwa dirinya telah hidup baik. Namun, Ketidak-mauannya untuk menjual hartanya dan membagikannya kepada orang miskin (lih. Mat 19: 21-22), membuktikan bahwa sebetulnya ia tidak mengasihi sesamanya seperti dirinya sendiri.
Dengan demikian, pertanyaan Yesus: “Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang baik?” (bdk. Mat 19:17) adalah usah-Nya untuk menyadarkan pemuda itu karena merasa dirinya benar sekaligus memberi pelajaran kepada para murid.
Yesus mengundang pemuda kaya raya itu untuk hidup seturut para pra murid, yang meninggalkan segala miliknya dan pergi ke berbagai tempat untuk mewartakan kedatangan kerajaan Allah.
Namun, faktanya dia harus menolak. Anak muda itu tidak mampu menerima ajakan Yesus. Pemuda itu baru mampu sampai tahab menaati hukum. Terkadang, kekayaan menjadi bahaya spiritual yang menghalangi relasi manusia dengan Tuhan.
Pertemuan dengan seorang kaya yang dengan saksama menaati hukum tapi tidak mau menerima ajaran Injil memberikan kesempatan pada Yesus untuk mengingatkan para murid betapa sulitnya bagi seorang kaya untuk memasuki Kerajaan Surga.
“Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya.” (lih. Mat 19:22). Ayat ini menunjukkan Respons orang muda itu atas pernyataan Yesus.
Barang milik orang muda itu mungkin pemasukan dari usaha-usahanya dan hasil kepentingan-kepentingan lain. Tuhan Yesus memberi suatu penghiburan kepada orang muda itu, yakni ia akan beroleh harta di surga. Namun, pemuda itu tetap menolak panggilan Yesus.