Laporan Reporter Tribun Flores.Com, Ricko Wawo
TRIBUNFLORES.COM, LEWOLEBA- Warga yang bermukim sekitar lereng Gunung Ile Lewotolok mulai terdampak hujan abu akibat erupsi. Teddi Lagamaking, salah satu warga Desa Bungamuda, mulai khawatir dengan kondisi kesehatan warga di kampungnya.
Erupsi Ile Lewotolok yang terjadi setiap hari berdampak langsung pada kehidupan warga di desanya. Abu vulkanik hampir setiap hari menghujani permukiman warga di sejumlah desa di lereng Gunung Ile Lewotolok termasuk di Desa Bungamuda, Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata.
Teddi bercerita abu vulkanik kini mencemari air yang ditampung di bak-bak penampung milik warga. Selain itu, hujan abu juga lebih cepat merusak genteng atau atap rumah warga.
“Kalau kita mandi dari air yang ditampung dan sudah tercampur dengan abu dari gunung badan langsung gatal-gatal,” ungkap Teddi kepada Tribun Flores, Senin, 4 September 2023.
Baca juga: Gunung Ile Lewotolok di Lembata Kembali Erupsi, Warga Diimbau Waspada Potensi Guguran Lava
Ia menuturkan, air yang ditampung telah tercemar partikel abu vulkani sudah tidak layak dipakai mandi atau dijadikan air minum. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, warga harus merogoh uang lebih untuk membeli air yang dijual mobil tangki air dari Lewoleba.
Setiap kali erupsi, abu vulkanik dari gunung Ile Lewotolok yang tertiup angin ke arah barat laut menghujani beberapa desa di Kecamatan Ile Ape yakni Bungamuda, Napasabok, Lamawara, Tanjung Batu, dan Amakaka.
Gunung api aktif ini kembali erupsi cukup besar, pada Minggu 3 September 2023 malam. Puluhan letusan disertai lava pijar dan suara gemuruh terjadi semalaman.
Letusan terus terpantau di rekaman CCTV Pos Pengamatan Gunung Api Ile Lewotolok, di Kabupaten Lembata. Letusan terjadi dimulai pada pukul 19.23 Wita. Ketinggian abu vulkanik mencapai 200 hingga 500 meter, dengan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu, dan intensitas tebal condong ke arah barat.
Baca juga: Rencana Operasi Klaster Kesehatan Bencana Erupsi Ile Lewotolok Disusun BPBD dan Dinkes Lembata
Erupsi ini disertai dengan lontaran lava pijar ke arah tenggara disertai suara gemuruh dan dentuman sedang. Berdasarkan data pos pengamatan pada Minggu kemarin, tercatat terjadi 94 kali letusan, dengan tinggi kolom abu vulkanik berkisar 200 hingga 500 meter di atas puncak kawah.
Petugas Pos Pengamatan Gunung api Ile Lewotolok, Fajarudin M Balido, mengatakan erupsi Gunung Ile Lewotolok masih terus terjadi secara fluktuatif. Sampai saat ini status Ile Lewotolok berada pada level 2 (waspada).
"Masyarakat di sekitar gunung Ile Lewotolok maupun pengunjung/pendaki/wisatawan agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah radius 2 kilometer dari pusat kawah dan masyarakat Desa Lamawolo, Desa Lamatokan, dan Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran/longsoran lava dan awan panas dari bagian timur puncak/kawah," ujar Fajarudin.
Untuk menghindari gangguan pernapasan maupun gangguan kesehatan Lainnya yang disebabkan oleh abu vulkanik maka masyarakat yang berada di sekitar Gunung Ile Lewotolok dapat menggunakan masker pelindung mulut dan hidung serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.
Berita TribunFlores.Com lainnya di Google News