Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Arnold Welianto
TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Kekeringan yang telah melanda NTT membuat sebagian warga mengalami krisis air bersih apalagi bila jaringan air minum pemerintah telah rusak.
Seperti yang terjadi di kampung Watuhuwur, dusun Hurabegor, Desa Darat Gunung, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, Flores, NTT.
Demi mendapatkan air minum bersih, warga kampung Watuhuwur desa Darat Gunung, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka,NTT harus menempuh perjalanan selama 3 kilo meter ke sumber mata air.
Warga bahkan harus merogo kocek untuk membayar biaya transportasi menuju ke sumber mata air Wair Pu'an.
Baca juga: Medan Curam Nyawa Terancam, Perjuangan Anak-anak Flores Mencari Air Bersih saat Musim Kemarau
Sejumlah anak sekolah pun tak bisa belajar maksimal karena membuang waktu untuk menimba air.
Aloysius Kawe, warga Watuhuwur mengatakan setiap pagi dan sore hari warga terpaksa harus menempuh perjalanan sejauh 3 kilo meter ke sumber mata air Wair Pu'an.
Mereka harus berjalan selama dua setengah jam menuju mata air.
Untuk mempersingkat waktu mereka pun harus berani menghentikan kendaraan yang lewat atau menunggu belas kasihan para pengendara mobil yang iba mengangkut mereka dengan jerigennya.
Keadaan ini sudah berlangsung lama namun tidak ada perhatian dari pemerintah setempat.
Tak hanya itu, warga harus merogo kocek untuk membayar biaya transportasi sebesar sepuluh ribu rupiah menuju ke sumber mata air.
Baca juga: Foto-foto Perjuangan Anak-anak Flores Mencari Air Bersih saat Musim Kemarau di NTT
Saat tiba di mata air, warga juga harus menimba secara berhati-hati agar air yang diambil tidak mengandung lumpur.
Tidak hanya itu warga harus mengantre selama kurang lebih sejam bila banyak warga lain juga ikut mengambil air di mata air ini.
Krisis air bersih di wilayah tersebut sudah berlangsung sejak lama karena jaringan air minum bersih dari PDAM setempat tidak berjalan maksimal.