TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Masyarakat adat Desa Pemo Kecamatan Kelimutu Kabupaten Ende, FLores, Nusa Tenggara Timur menggelar Festival bertajuk Tedo Tembu Wesa Wela sejak Selasa 24 Oktober 2023 hingga Sabtu 28 Oktober 2023.
Festival tersebut digelar di pelataran kampung Pemo dengan berbagai ritual adat dan budaya. Diketahui, ajang festival dengan ritual adat memasuki musim tanam itu bertujuan dalam waktu dekat masyarakat disana sudah bisa mulai menanam.
Selain itu, festival ini bertujuan untuk mempromosikan Pemo sebagai tempat wisata yang laik dikunjungi.
Desa Pemo tak hanya memiliki danau tiga warna atau danau Kelimutu tapi masih banyak tempat atau objek yang wajib dikunjungi.
Baca juga: Bakar Nasi Bambu Rangkaian Ritual Adat Festival Tedo Tembu Wesa Wela di Pemo, Ende NTT
Ketua Pengelola Destinasi Pariwisata Desa Pemo, Kristoforus Riwu (25) di zaman sekarang wajib memperkenalkan atau mempromosikan Desa. Potensi desa harus diangkat sehingga bisa menjadi tujuan wisatawan.
Desa Pemo memiliki potensi yang layak dilestarikan dan menjadi daya tarik tersendiri. Misalnya budaya dan adat yang sangat kental.
Tradisi budaya dan adat masih dilestarikan hingga kini seperti upacara adat jelang masuk musim tanam atau bahasa Lio Tedo Temu Wesa Wela.
"Wisata air terjun Ae Wa'u , ada sanggar seni, tenun ikat, argowisata, kuliner dan disini sudah memiliki banyak home stay. Jadi wisawatan bisa menepi di Pemo,"ujarnya.
Pesona alam yang masih asri dengan pemandangan indah menjadi dari tarik sendiri disini.
Bakar Nasi Bambu
Sejumlah laki-laki Desa Pemo menuju Ka Are Po'o 500 an meter dari Kampung Pemo, Kecamatan Kelimutu, Kabupaten Ende, Flores, NTT, Selasa 24 Oktober 2023 sekitar pukul 08.15 Wita.
Mereka mengenakan sarung khas Pemo. Bahasa setempat Kain Ragi. Beberapa pria terlihat membawa bakul berisi beras merah dan seekor ayam jantan.
Menuju Ka Are Po'o tidak memakai alas kaki. Medannya sangat terjal. Mereka tampak berjalan pelan menuju turunan yang cukup terjal.
Ranting pohon kiri-kanan jalan dan rumput-rumput kering menjadi tumpuan saat mereka jalan pada jalanan yang sangat sempit menembus hutan.