Berita NTT

CEO Tribun Network Dahlan Dahi Jadi Pembicara dalam Forum Koordinasi Jurnalis NTT, Bahas Stunting

Editor: Nofri Fuka
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

MATERI - CEO Tribun Network Dahlan Dahi (kanan) saat membawakan materi di acara Forum Koordinasi Jurnalis NTT kerja sama BKKBN NTT dan Tanoto Fundation di Kota Kupang, Selasa 21 November 2023.

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi

POS-KUPANG.COM, KUPANG - CEO Tribun Network Dahlan Dahi membagi cerita kepada sejumlah jurnalis di NTT dalam kaitan dengan edukasi stunting.

Mengawali pembicaraannya, Dahlan Dahi bercerita saat dirinya menerima penghargaan sebagai tokoh pers yang berkontribusi dalam penurunan stunting secara nasional beberapa waktu lalu.

Pesan dari Wakil Presiden RI Ma'aruf Amin agar gerakan pencegahan stunting tidak dipengaruhi oleh dinamika politik. Sebab dalam situasi sekarang sedang berlangsung tahapan menuju Pemilu tahun 2024, karena akan bertentangan dengan sisi kemanusiaan.

"Stunting itu soal gizi tapi orang justru kekurangan gizi di daerah pantai dimana ikannya banyak. Karena makan mie lebih keren dari pada makan ikan, ini soal budaya ya," kata Dahlan Dahi di acara kerja sama BKKBN NTT dan Tanoto Fundation, Selasa 21 November 2023.

Baca juga: Tribun Network Sabet Penghargaan Media Brand Awards 2023 Kategori Media Lokal dan Nasional dari SPS

 

Dalam tahun politik ini, Dahlan Dahi melihat ini sebagai sebuah peluang. Para politikus harus diajak dan dilibatkan dalam penanggulangan stunting sebagai program kerja. Hal ini baginya akan sangat membantu.

Sementara dari sisi praktisi media massa, Dahlan Dahi menerapkan tiga unsur dari lima pilar penulisan berita atau dikenal dengan standar 5W+1H. Dahlan Dahi menyederhanakan standar itu menjadi tiga bagian.

Pertama pada unsur apa dari standar yang ada. Pemahaman tentang stunting penting. Menurut dia, stunting itu gangguan pada anak yang berdampak pada terganggunya pertumbuhan dan kemampuan intelektual yang melemah.

Pada kondisi fisik masih bisa dipulihkan. Akan lebih sulit pada sisi intelektual atau otak. Dia menyebut rata-rata IQ anak stunting berada dibawa 100. Artinya ini akan sangat berbahaya. Intervensi sejak dini perlu dilakukan.

Kedua standar lainnya yaitu mengapa seorang wartawan harus terlibat dalam urusan ini. Dahlan Dahi menegaskan pemberitaan stunting tidak boleh dipandang sebagai suatu berita.

"Koresponden cari berita stunting dibuat dan kirim, belum tentu dimuat juga. Ini tidak menarik sama sekali. Saya di Tribun itu menyampaikan begini, kita hidup ada dua, kekayaan dan kemuliaan," kata dia.

Ia bicara tentang kekayaan yang tidak bisa menjamin bisa menyelesaikan suatu persoalan. Tapi kemuliaan lewat kontribusi akan sangat berdampak bagi suatu kehidupan. Dahlan Dahi mengaku ia mengarahkan jejaring Tribun Network akan ikut berkontribusi dalam penanganan stunting. Bagian ini menjadi sebuah kemuliaan.

Pada standar ketiga berkaitan dengan bagaimana melakukan atau terlibat. Ia lalu menyebut tentang produksi dan distribusi berita. Sebuah konten harus dirancang sesuai dengan saluran distribusi yang sesuai pula. Dahlan Dahi melihat ada kecendrungan pada beberapa media sosial yang kini sudah mulai menyasar segmen tertentu.

Tribun Network, kata dia, selama ini ikut bergerak dalam penanganan stunting dengan gerakan dua telur. Pola itu diberikan ke anak dengan kategori stunting selama enam bulan. Bagian ini merupakan pengobatan.

Halaman
12