Kekerasan perempuan di Lembata

Kekerasan Perempuan dan Anak Dominasi Laporan ke Polres Lembata

Penulis: Ricko Wawo
Editor: Egy Moa
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Kepolisian Resort Lembata, AKBP Viviek Tjangkung menyerahkan bantuan kepada salah satu keluarga di Lewoleba beberapa waktu yang lalu.

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, RICKO WAWO

TRIBUNFLORES.COM, LEWOLEBA- Kepolisian Resort Lembata menerima sekitar 85 laporan kasus kekerasan yang didominasi kekerasan terhadap perempuan dan anak. 

Hal tersebut disampaikan Kapolres Lembata AKBP Vivick Tjangkung  ketika menyapa peserta seminar stop kekerasan terhadap perempuan dan anak di halaman Gedung Bank NTT Cabang Lewoleba,  Sabtu 9 Desember 2023.

Dia menegaskan, kekerasan perempuan dan anak di Lembata terjadi di dalam rumah tangga (KDRT) selain faktor lingkungan atau komunitas juga berpengaruh.   Berbagai faktor penyebab kekerasan yakni faktor ekonomi, juga  sosial budaya. Akibatnya, terjadilah kekerasan fisik dalam rumah tangga yang berimbas pada trauma psikis anak.

"Kekerasan yang menimpa perempuan dan anak bukan hanya berupa kekerasan fisik, melainkan juga kekerasan psikis, kekerasan seksual, dan penelantaran," kata  Vivick Tjangkung.

Baca juga: Bulog Larantuka Salurkan Beras Cadangan Pangan di Lembata

 

 

Kapolres berdarah Lamalera,  mengakui penurunan kasus dari tahun sebelumnya 2022. Namun, dia tetap mewanti-wanti semua stakeholder harus terus menyuarakan penolakan kekerasan terhadap perempuan dan anak. Paling utama dan terutama dimulai dari dalam lingkungan terkecil yakni keluarga.

Disadarinya, bahwa untuk meredam kekerasan di dalam rumah tangga banyak aspek yang harus dibereskan baik persoalan ekonomi maupun sosial budaya. Dan tentunya hal ini tidak bisa ditangani oleh satu pihak saja, butuh komitmen dan aksi bersama semua komponen yang ada di Lembata. 

Parahnya lagi, tindakan kekerasan ini lebih banyak datanya dari keluarga yang latar belakang ekonominya menengah ke bawah, yakni petani dan nelayan. Karena itu, edukasi, pendidikan terus diberikan, menyasar kelompok-kelompok tersebut termasuk kalangan remaja.

Vivick Tjangkung meyakini bila semua komponen bersatu tolak kekerasan, maka kekerasan terhadap perempuan dan anak di Lembata  dapat dicegah dan Lembata bebas persekusi. *

Berita TRIBUNFLORES.COM lainnya di Google News