Kapal Ferry di NTT

Liburan Akhir Tahun 2023, Penumpang Kupang-Lembata Terpaksa Padati Kapal, FP: Mau Bagaimana

Editor: Nofri Fuka
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

SCREENSHOT - Screenshot tampak situasi dalam geladak Kapal Fery Umakalada pelayaran Kupang - Lewoleba (Lembata). Terlihat, para penumpang dihimpit kendaraan.

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Para penumpang di KMP Umakalada tujuan Kupang - Lewoleba mengeluh karena berdesakan dalam kapal.

Penumpang yang berlayar pada, Rabu 20 Desember 2023 pukul 14.00 WITA itu harus berhimpitan dengan penumpang maupun kendaraan di dalam kapal.

Bahkan ada penumpang yang harus tidur beralaskan tikar atau tempat seadanya, di antara kendaraan yang terparkir di geladak kapal.

"Kita hanya bisa tidur di samping sini saja. Mau bagaimana, orang sudah penuh," ucap FP, salah satu penumpang yang ikut berlayar.

Baca juga: ASDP Cabang Kupang Buka Suara Perihal Himpitan Penumpang di KMP Umakalada

 

FP yang meminta namanya tidak dikorankan, menyebut, sejak pukul 10.00 dia dan temannya sudah berada di pelabuhan Bolok. Dirinya baru bisa masuk ke dalam kapal sekitar pukul 12.0p Wita.

Di dalam kapal, ia dan sejumlah penumpang lainnya tidak bisa mendapat tempat yang nyaman di dek dua. FP menyebut, di dek dua, justru sudah penuhi penumpang lainnya.

"Kan ada penumpang yang belum naik, tapi buruh mereka naik duluan bawa barang penumpang itu, jadi langsung mereka amankan itu tempat tidur untuk penumpangnya," tuturnya.

Dia menilai, minat warga NTT dengan kapal penyebrangan ini, harusnya bisa diatur, bahkan perlu ada penambahan kapal, terutama dalam suasana liburan.

FP berharap, pelayaran tetap mengedepankan keselamatan dan memberi kenyamanan bagi penumpang. Baginya, apapun alasannya, kenyamanan dan keamanan penumpang menjadi penting dalam hal ini.

"Mudah-mudahan nanti bisa diatur supaya tiap kali libur begini kita jangan sesak-sesak lagi. Kasian juga. Kita mau 12 jam di atas kapal," sebut FP.

Pos Kupang, memperoleh sebuah video berdurasi 18 detik. Dalam video itu para penumpang berada di kendaraan roda empat dan dua yang terparkir di bagian geladak kapal.

Para penumpang berada di celah kendaraan. Ada pula yang duduk di atas kendaraan. Sementara penumpang lainnya tidur di sisi atau bagian kosong yang belum terisi.

Penumpang lainnya hanya berdiri dan melihat ke sekitar area geladak. Pada video itu juga, ada penumpang lainnya yang masih masuk ke dalam geladak kapal.

Dalam jadwal yang diperoleh, kapal rute itu adalah KMP Umakalada. Selain ke Lewoleba, kapal ini juga ke Adonara dan Larantuka Kabupaten Flores Timur.

GM ASDP Cabang Kupang Sugeng Purwomo mengatakan, untuk pelayaran tujuan Lembata kali ini memang cukup padat. Namun, pihaknya mengantisipasi dengan mengurangi angkutan kendaraan.

"Memang untuk Pelayaran ke Lembata penumpang padat, namun, kita antisipasi dengan mengurangi angkutan kendaraan, dan kita siapkan alat keselamatan lebih dari jumlah penumpang yang kita angkut," kata dia terpisah.

Sugeng Prawono menyebut, kapal itu punya kapasitas muatan roda empat dan selebihnya berjumlah 20 unit. Tetapi kali ini hanya ada 8 unit. Sementara untuk roda dua, hanya memuat 137 unit.

"Untuk kendaraan kapasitas 20 unit hari ini kita angkut 8 unit Untuk memberi space angkutan penumpang Untuk roda dua sepeda motor kita angkut 137 unit," sebutnya.

KMP Umakalada membawa 685 orang dengan tujuan Lembata, Adonara dan Larantuka. Kapasitas muatan penumpang KMP Umakalada sebanyak 600 penumpang.

"Muatan kita 600 penumpang, dispensasi selama Angkutan Nataru 20 persen," kata dia.

Di tempat berbeda, Stasiun Maritim Tenau Kupang mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi 20-21 Desember 2023, Stasiun Maritim Tenau menyebut pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari Barat Laut Timur Laut dengan kecepatan angin berkisar 4 - 25 knot.

Sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari Tenggara Barat Daya dengan kecepatan angin berkisar 4 20 knot.

"Kecepatan angin tertinggi terpantau di Laut Natuna Utara, Perairan Utara Anambas - Natuna, dan Laut Arafuru," kata Prakirawan, Nur Ida Hasana.

Adapun gelombang tinggi 1-2,5 meter berpotensi terjadi di selat Sumba bagian Barat, laut Sawu, samudera Hindia Selatan Sumba - Sabu, perairan selatan Kupang - Rote, samudera Hindia Selatan Kupang - Rote.

"Harap diperhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran," sebutnya.

Dalam keselamatan pelayaran itu menyebutkan, perahu nelayan, kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1.25 m.

Lalu, kapal tongkang, kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1.5 m. Kapal Ferry, kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2.5 m.

Kemudian, Kapal ukuran besar seperti Kapal kargo/kapal pesiar, kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4.0 m.

"Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada," imbau Stasiun Maritim Tenau Kupang. (fan)

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News