Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Berto Kalu
TRIBUNFLORES.COM, LABUAN BAJO - Sebagian perantau menanti libur panjang periode Natal dan Tahun Baru untuk mengambil cuti dan pulang kampung bertemu keluarga.
Namun sebagian perantau lainnya di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT, justru menahan diri untuk tidak pulang kampung atau bepergian jauh karena harga tiket pesawat dirasa sangat mencekik.
Seperti yang dirasakan Tomi Bolly, warga Kota Kupang yang sudah dua tahun merantau di Labuan Bajo.
Pria 28 tahun itu merasa harga tiket pesawat ke Kupang sangat mahal. Kondisi itu membuatnya harus berpikir dua kali untuk pulang dan merayakan Natal bersama keluarga di Kupang.
Baca juga: GM ASDP Kupang Buka Suara soal Penumpukan Pemudik di Pelabuhan Bolok
"Mau pulang (Kupang) saya pikir dua kali, tiket pesawat terlalu mahal, sangat jauh dari kata wajar harga tiket Labuan Bajo ke Kupang," kata Tomi kepada Pos Kupang, Jumat 22 Desember 2023.
Tomi mengaku heran harga tiket pesawat rute Labuan Bajo-Kupang mahal padahal masih dalam satu wilayah NTT, bahkan lebih mahal dibanding ke Bali dan Pulau Jawa.
Dia mengatakan harga tiket saat ini jauh berbeda dari harga tiket 2-3 tahun ke belakang. Dahulu ia hanya merogoh kocek sekitar Rp 300 ribu sampai Rp 500 ribu untuk bisa membeli tiket pesawat rute Labuan Bajo-Kupang.
"Sekarang terlalu mahal kelewatan sekali hampir Rp2 juta, kalau dihitung-hitung pulang pergi bisa mendekati Rp 4 juta, bagi saya sangat berat," keluh Tomi.
Terlepas dari harga tiket yang 'mencekik', bagi Tomi menempuh perjalanan udara ke Kupang adalah opsi terbaik dibanding menggunakan kapal laut yang bisa memakan waktu berhari-hari. Saat ini belum ada kapal laut yang melayani pelayaran langsung dari Labuan Bajo ke ibukota Provinsi NTT itu.
"Ada kapal Pelni tapi itu harus singgah-singgah, makan waktu bisa sampai berhari-hari di laut, kalau mau naik ferry harus ke Aimere (Kabupaten Ngada) jauh lagi kesana apalagi musim libur begini pasti kita berdesakan di atas kapal. Paling cepat ya naik pesawat, tapi harga tiket begitu mahal mau pulang juga berat," katanya.
Tak hanya Tomi, Riko (27) juga merasakan hal yang sama. Pria yang lahir dan besar di Kota Kupang itu kini mengurungkan niat pulang Kupang untuk Natal bersama keluarga. Salah satu faktornya karena harga tiket yang mahal.
"Harga tiket mahal, untuk pergi pulang naik pesawat dihitung-hitung hampir empat juta, mungkin itu gaji dua bulan ya. Belum lagi sampai di Kupang kebutuhan di rumah dan lain-lain, ini hari raya kita tidak bisa hanya pergi lalu pulang begitu saja," ungkapnya.
Baca juga: Jadwal Kapal Ferry di NTT Jumat 22 Desember 2023, Lengkap Semua Rute
Riko berharap pemerintah mengambil langkah tegas dengan untuk menertibkan maskapai yang melanggar batas atas tarif. Sebagai masyarakat biasa dia sangat terbebani dengan mahalnya harga tiket pesawat tersebut.