Gunung Lewotobi Erupsi

Hari Sabtu Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur 2 Kali Erupsi, 4 Wilayah Terdampak Paling Parah

Penulis: Paul Kabelen
Editor: Gordy Donovan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ERUPSI GUNUNG LEWOTOBI - Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur erupsi yang kedua kali, Sabtu, 23 Desember 2023.

Laporan Reporter TRIBUNFLORES.COM, Paul Kabelen

TRIBUNFLORES.COM, LARANTUKA - Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Pulau Flores, Provinsi NTT, mengalami erupsi kedua kali, Sabtu, 23 Desember 2023 pukul 18.24 Wita.

Sebelumnya, letusan pertama terjadi pada pukul 07.13 Wita. Hujan vulkanik berupa belerang melanda empat desa di Kecamatan Wulanggitang dan Ile Bura, paling parang di Klatanlo dan Hokeng Jaya.

Ketua Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-Laki, Herman Yosef, mengatakan erupsi kedua tidak terlihat secara kasat mata karena hari sudah gelap ditambah kabut awan.

"Letusan kedua terjadi tepat pukul 18.24," katanya di ruangan pemantauan, disaksikan sejumlah awak media.

Baca juga: Hingga Malam Hari, Hujan Abu Vulkanik Gunung Lewotobi Terus Melanda Flores Timur

 

Ketinggian abu diperkirakan 300 meter dari puncak Gunung Lewotobi Laki-Laki yang berdampingan dengan Gunung Lewotobi Perempuan.

Hujan belerang sangat terasa pasca letusan kedua, namun intensitasnya tidak separah letusan pertama.

Para pemotor tampak kesulitan melintas karena tak memakai masker dan helm. Abu vulkanik menyengat hidung dan mengganggu pengelihatan.

Status gunung Lewotobi Laki-Laki dan Gunung Lewotobi Perempuan hingga saat ini masih waspada.

Hujan Abu Vulkanik

Sebelumnya, hujan abu vulkanik gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, NTT terus melanda hingga tadi malam, Sabtu 23 Desember 2023.

"Hujan abu masih tetap ada hingga malam hari karena kawah sudah terbuka, sehingga kalau ada dorongan sedikit saja pasti abu tetap keluar," kata kepala Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-Laki, Herman Yosef.

Meski demikian, hujan Abu vulkanik gunung Lewotobi tidak seperti yang terjadi pada awal erupsi pada Sabtu pagi.

"Tapi tidak seperti tadi pagi karena tadi pagi itu dia membuka permukaan yang tertutup,"ujarnya.

Oleh sebab itu, Herman mengimbau masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan, serta tetap menggunakan masker agar tidak menghirup abu vulkanik Gunung Lewotobi tersebut.

"Masker ini berfungsi untuk mencegah masuknya abu vulkanik ke pernapasan manusia, karena memang berbahaya untuk kesehatan,"imbuhnya.

Baca juga: Herman Sebut Erupsi Kedua Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur Tak Terlihat Secara Kasat Mata

Mata Siprianus Perih

Sebelumnya, abu vulkanik akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur pada Sabtu, 23 Desember 2023 pagi menghujani wilayah sekitar kaki gunung.

Desa Klatanlo di Kecamatan Wulanggitang salah satu yang terdampak abu vulkanik erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki. Guyuran abu vulkanik gunung ini tampak menempel pada tanaman, jalan hingga rumah warga.

Siprianus Toda, perangkat Desa Klatanlo yang dihubungi Tribunflores.com melalui sambungan telepon mengatakan, abu vulkanik menghujani Desa Klatanlo yang jaraknya dekat dengan Gunung Lewotobi Laki-laki.

"Tanaman, jalan, tanah dan atap rumah hingga dinding pada putih semua karena abu," kata Siprianus.

Siprianus juga merasakan dampak abu vulkanik yang membuatnya mata perih. Ia meminta pengendara mobil dan motor yang melintasi jalur Larantuka Maumere agar menggunakan masker.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan gunung api Lewotobi Laki-laki yang terletak di Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) telah mengalami erupsi dengan ketinggian abu mencapai 1.500 meter.

Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki yang berdampingan dengan Gunung Lewotobi Perempuan ini terjadi setelah statusnya naik dari level normal ke waspada pada 17 Desember 2023 lalu.

57 Kali Gempa Tektonik

Sebelumnya, Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, NTT erupsi Sabtu 23 Desember 2023 pagi.

Berdasarkan hasil pengamatan Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-laki di Desa Pululera atau Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Perempuan di Nawokote, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi di Bandung, ada beberapa jenis gempa yang terekam sejak tanggal 1 sampai 17 Desember 2023.

Jenis gempa yang terekam berdasarkan hasil pengamatan instrumental yaitu 3 kali gempa Harmonik, 6 kali gempa Tornillo, 11 kali gempa Vulkanik Dangkal, 20 kali gempa Vulkanik Dalam, 22 kali gempa Tektonik Lokal, 57 kali Tektonik Jauh.

Berdasarkan hasil pengamatan secara visual, dalam periode 1 – 17 Desember 2023, Gunung Lewotobi terlihat jelas hingga tertutup kabut. Asap kawah tidak teramati. Cuaca cerah hingga hujan, angin lemah hingga kencang ke arah utara, timur laut, timur dan tenggara. Suhu udara sekitar 18-35°C.

  
Berdasarkan hasil evaluasi secara visual selama 17 Desember 2023, aktivitas vulkanik G. Lewotobi Laki-laki menunjukkan adanya peningkatan aktivitas kegempaan yang cukup signifikan, tinggi kolom asap tidak teramati,
Gempa Vulkanik Dalam dan Vulkanik Dangkal cenderung menunjukkan peningkatan pada satu minggu terakhir yang terekam pada stasiun Wolorona (WLR) yang berjarak 1 km dari kawah Lewotobi Laki-laki, ditambah dengan munculnya gempa-gempa Tornilo yang mengindikasikan adanya pergerakan fluida.

Berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental menunjukkan terjadi peningkatan aktivitas vulkanik pada Gunung Lewotobi Laki-laki dan Gunung Lewotobi Perempuan, sehingga tingkat aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki dan Gunung Lewotobi Perempuan dinaikan dari Level I (Normal) ke Level II (Waspada), terhitung mulai tanggal 17 Desember 2023 pukul 12:00 Wita.


Sejak saat itu, masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki dan Gunung Lewotobi Perempuan dan pengunjung wisatawan agar tidak beraktivitas atau berada pada jarak 2 km dari pusat kawah Gunung Lewotobi Laki-laki dan Gunung Lewotobi Perempuan serta tidak mendekati lubang tembusan gas yang berada di sekitar kawah untuk menghindari potensi bahaya gas beracun.


Pada Sabtu, 23 Desember 2023 sekira pukul sekira pukul 07.13 Wita, Gunung Lewotobi Laki-laki akhirnya mengalami erupsi.

Sejarah Letusan Gunung Lewotobi

Sebelumnya, Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Provinsi NTT erupsi, Sabtu, 23 Desember 2023 sekira pukul 07.13 Wita.

Gunung Lewotobi adalah gunung berapi kembar yang terletak di bagian tenggara Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur tepatnya di Kecamatan Ilebura, Kabupaten Flores Timur.

Gunung Lewotobi tersusun dari Gunung Lewotobi laki-laki dan GunungLewotobi Perempuan dan merupakan gunung kembar. Gunung ini dikenal sebagai pasangan ‘suami dan istri.’ Sang ‘suami’ disebut dengan nama Gunung Lewotobi Laki-laki, dan sang ‘istri’ disebut dengan nama Gunung Lewotobi Perempuan.

Keduanya hanya dipisahkan jarak sejauh dua kilometer. Kawah di puncak Lewotobi Laki-laki berdiameter 400 meter, sedangkan kawah di puncak Lewotobi Perempuan berdiameter 700 meter.

Dikutip dari laman volcano.si.edu, Gunung Lewotobi Laki-laki yang ketinggiannya sekitar 1548 mdpl tercatat beberapa kali aktif pada abad 19 dan 20 sedangkan Gunung Lewotobi Perempuan yang ketinggiannya mencapai 1703 mdpl hanya pernah meletus dua kali sepanjang sejarah.

Berikut sejarah letusan Gunung Lewotobi yang dikutip volcanolive.com yang dirangkum Jhon Seach, ilmuwan dan ahli volcanologi.

Pada tahun 1932, Gunung Lewotobi mengalami letusan gas, pada tahun berikutnya yakni tahun 1933 tepatnya tanggal 17 Desember 1933, terjadi letusan abu, tepat setelah 6 tahun terjadinya letusan kedua yakni 17 Desember 1939, Gunung Lewotobi kembali meletus.

52 tahun kemudian tepatnya bulan Mei dan Juni 1991, terjadi letusan di puncak kawah Gunung Lewotobi. 8 tahun kemudian tepatnya di tanggal 31 Mei 1999, terjadi gemuruh dan keluar abu dari perut Gunung Lewotobi. 4 bulan kemudian tepatnya tanggal 1 Juni 1999, terjadi letusan kuat dan lava pijar tersembur hingga radius 500 meter dan mengakibatkan kebakaran hutan hingga lebih dari 2,5 km. Sedangkan abu berterbangan hingga radius 8 km.

Tiga tahun kemudian tepatnya tanggal 12 Oktober 2002, Gunung Lewotobi kembali meletus. Setahun kemudian tepatnya tanggal 30 Mei 2003, Gunung Lewotobi kembali meletus dengan material abu mencapai ketinggian 200 meter. Letusan dan hujan abu itu berlanjut hingg Juni dan Juli 2003. Aktivitas seismik itu berakhir pada September 2003.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News