Demikian juga dengan orang kusta hari ini. Permohonannya dikabulkan. Dia menjadi tahir, dikembalikan martabatnya yang telah rusak. Dia digabungkan kembali dengan himpunan orang banyak.
Yesus meminta supaya orang yang sudah sembuh itu melakukan apa yang menjadi kewajibannya sebagai orang Yahudi: pergi kepada imam dan mempersembahkan kurban syukur. Tetapi apa yang terjadi? Apakah orang itu menuruti perintah Yesus?
Markus mencatat dengan jelas bahwa orang yang sudah tahir itu sama sekali tidak menuruti apa yang diperintahkan Yesus. Ia justru berbuat sekehendaknya sendiri, padahal dia sudah sembuh dan permohonannya dikabulkan Yesus.
Sekilas nampak baik bahwa dia memberitakan apa yang terjadi pada dirinya. Tetapi perintah Yesus tidak ia laksanakan.
Disitulah kita bisa belajar beriman sekarang ini. Semoga kita tidak seperti orang yang sudah tahir itu. Ketika sakit kita memohon-mohon kepada Tuhan supaya sembuh.
Ketika sudah sembuh, tak satupun perintah Tuhan kita lakukan. Beriman bukan hanya mewartakan apa yang baik tentang Tuhan, tetapi juga melakukan apa yang menjadi perintah-Nya.
Seperti Samuel, mari kita berseru “bersabdalah ya Tuhan, hamba-Mu mendengarkan”. Kita mohon rahmat itu agar kita tidak ‘lupa daratan’.
Tidak hanya waktu sakit kita ingat Tuhan, ketika sehat pun kita selalu bersyukur kepada-Nya.
Doa Penutup
Allah Bapa di surga, semoga hati kami terbuka terhadap Roh-Mu, agar dapat menangkap semua sabda yang mewartakan nama-Mu; agar kami langsung mengenal Dia, Sabda-Mu sendiri, yang patut dipercaya dan penuh cinta kasih, yaitu Yesus Kristus, Putra-Mu.
Dialah yang hidup dan berkuasa bersama Bapa dan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa. Amin. (sumber the katolik.com).
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News