Misa Hari Minggu

Teks Misa Hari Ini Minggu 14 Januari 2024, Pekan Biasa II Tahun B

Penulis: Gordy Donovan
Editor: Gordy Donovan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KAPELA TUAN MA - Mari simak teks misa hari ini Minggu 14 Januari 2024.Teks misa hari ini disiapkan untuk Pekan Biasa II Tahun B.

Oleh: P. Petrus Cristologus Dhogo, SVD

TRIBUNFLORES.COM, MAUMERE - Mari simak teks misa hari ini Minggu 14 Januari 2024.

Teks misa hari ini disiapkan untuk Pekan Biasa II Tahun B.

Teks misa hari ini disusun oleh P. Petrus Cristologus Dhogo, SVD.

Ikuti misa hari ini dengan penuh iman.

Para Petugas Liturgi berkumpul di sakristi. Pada meja perayaan disiapkan lilin bernyala yang mengapiti salib. Untuk bacaan, siapkan Alkitab.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 14 Januari 2024, Mari dan Kamu Melihatnya

 

Untuk nyanyian, bisa siapkan buku nyanyian.

Sedapat mungkin, untuk kekhusukan suasana, alat-alat komunikasi dimatikan.

Ketika memulai, Pemimpin (P) berkata, “Penolong kita ialah Tuhan”, dan yang lain menyahut, “Yang menjadikan langit dan bumi”.

Kemudian dinyanyikan lagu pembuka untuk masa Natal.

NB. Keterangan tentang lagu diberi warna ungu.

01. TANDA SALIB DAN SALAM

P : Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
U : Amin.
P : Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, cinta kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus beserta kita.
U : Sekarang dan selama-lamanya.

02. KATA PEMBUKA

P : Hari ini kita memasuki Minggu Kedua dalam Masa Biasa. Gereja mengajak kita untuk merenungkan kembali panggilan hidup kita. Sesungguhnya, setiap kita memiliki panggilan untuk membangun dunia kita menjadi sebuah surga kecil. Melalui bacaan tentang panggilan nabi Samuel dalam bacaan pertama, kita disadarkan bahwa seringkali Tuhan memanggil kita. Mungkin kita mendengar suara-Nya atau mungkin juga kita tidak mengenal suara-Nya. Kita pun berdoa, semoga hati kita bisa mendengarkan sapaan Tuhan dalam hidup kita setiap hari. Rasul Paulus pun mengingatkan kita untuk selalu bersyukur dan hidup sesuai panggilan Tuhan, karena kita telah dibayar dengan harga yang mahal yaitu dengan darah Kristus. Tubuh kita pun mesti menjadi Bait Kudus Allah. Dalam bacaan Injil, kita akan mendengarkan kisah
panggilan murid-murid Yesus. Ada yang menjawab secara langsung, ada pula yang diajak oleh yang lain. Sama seperti mereka, kita pun bisa saling mengajak, menolong dan meneguhkan satu sama lain untuk menjadi murid Tuhan yang setia, terutama di tengah tantangan zaman kini. [hening sejenak]

03. TOBAT DAN PERMOHONAN AMPUN

P : Marilah menyesali dan mengakui bahwa kita telah berdosa, supaya kita siap mendengarkan Sabda Allah, Terang dan Pedoman hidup kita.

U : Saya mengaku kepada Allah yang Mahakuasa, dan kepada saudara sekalian, bahwa saya telah berdosa, dengan pikiran dan perkataan, dengan perbuatan dan kelalaian. Saya berdosa, saya berdosa, saya sungguh berdosa. Oleh sebab itu saya mohon kepada Santa Perawan Maria, kepada para malaikat dan orang kudus dan kepada saudara sekalian, supaya mendoakan saya pada Allah, Tuhan kita.
P : Semoga Allah yang Mahakuasa mengasihani kita, mengampuni dosa kita, dan mengantar kita ke hidup yang kekal.
U : Amin.

04. MENYANYIKAN LAGU KEMULIAAN

[Dianjurkan untuk memakai Madah Kemuliaan di bawah ini.]
P : Kemuliaan kepada Allah di surga
U : dan damai di bumikepada orang yang berkenan pada-Nya.
P : Kami memuji Dikau,
U : Kami meluhurkan Dikau.
P : Kami menyembah Dikau,
U : Kami memuliakan Dikau.
P : Kami bersyukur kepada-Mu,karena kemuliaan-Mu yang besar.
U : Ya Tuhan Allah, raja surgawi,Allah Bapa yang Mahakuasa.
P : Ya Tuhan Yesus Kristus, Putera yang tunggal.
U : Ya Tuhan Allah, Anak Domba Allah, Putera Bapa.
P : Engkau yang menghapus dosa dunia,kasihanilah kami.
U : Engkau yang menghapus dosa dunia,kabulkanlah doa kami.
P : Engkau yang duduk di sisi Bapa,kasihanilah kami.
U : Karena hanya Engkaulah kudus.
P : Hanya Engkaulah Tuhan.
U : Hanya Engkaulah Mahatinggi, ya Yesus Kristus.
P : bersama dengan Roh Kudus,
U : dalam kemuliaan Allah Bapa. Amin.

05. DOA PEMBUKA

P : Marilah kita berdoa, [hening sejenak] Ya Tuhan, kami bersyukur karena Engkau selalu memanggil kami agar kami senantiasa dekat dengan-Mu. Kami berterima kasih secara khusus atas penjelmaan Yesus menjadi manusia. Semoga hati kami selalu terbuka untuk mendengarkan suara-Mu yang mengetuk dan memanggil kami agar selalu dekat kepada-Mu. Semoga kami pun saling menolong satu sama lain untuk menjadi murid-Mu yang setia. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami, yang hidup dan berkuasa bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, Allah, sepanjang segala masa.
U : Amin.

06. AJAKAN MENDENGARKAN SABDA TUHAN


P : Marilah kita membuka hati kita untuk mendengarkan Sabda Tuhan dan menerimanya agar Sabda Tuhan menjadi pelita iman kita dan tongkat penuntun jalan hidup kita. [Bacaan dibacakan dari Alkitab]

07. BACAAN PERTAMA (1Sam 3:3-10,19)

L : Bacaan dari Kitab Pertama Samuel. Lampu rumah Allah belum lagi padam. Samuel telah tidur di dalam bait suci TUHAN, tempat tabut Allah. Lalu TUHAN memanggil: "Samuel! Samuel!", dan ia menjawab: "Ya, bapa." Lalu berlarilah ia kepada Eli, serta katanya: "Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?" Tetapi Eli berkata: "Aku tidak memanggil;
tidurlah kembali." Lalu pergilah ia tidur. Dan TUHAN memanggil Samuel sekali lagi. Samuel pun bangunlah, lalu pergi mendapatkan Eli serta berkata: "Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?" Tetapi Eli berkata: "Aku tidak memanggil, anakku; tidurlah kembali." Samuel belum mengenal TUHAN; firman TUHAN belum pernah dinyatakan kepadanya.
Dan TUHAN memanggil Samuel sekali lagi, untuk ketiga kalinya. Iapun bangunlah, lalu pergi mendapatkan Eli serta katanya: "Ya, bapa, bukankah bapa memanggil aku?" Lalu mengertilah Eli, bahwa Tuhanlah yang memanggil anak itu. Sebab itu berkatalah Eli kepada Samuel: "Pergilah tidur dan apabila Ia memanggil engkau, katakanlah: Berbicaralah, TUHAN, sebab hamba-Mu ini mendengar." Maka pergilah Samuel dan tidurlah ia
di tempat tidurnya. Lalu datanglah TUHAN, berdiri di sana dan memanggil seperti yang sudah-sudah: "Samuel! Samuel!" Dan Samuel menjawab: "Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar." Dan Samuel makin besar dan TUHAN menyertai dia dan tidak ada satupun dari firman-Nya itu yang dibiarkan-Nya gugur. Demikianlah Sabda Tuhan.
U : Syukur kepada Allah.

08. MENDARASKAN MAZMUR TANGGAPAN

Refren (Mzm. 40:8a.9a)

Aku datang, ya Tuhan, untuk melakukan kehendak-Mu.
Mzm. 40:2,4ab,7-8a,8b-9,10

Aku sangat menanti-nantikan TUHAN; lalu Ia menjenguk kepadaku dan mendengar teriakku minta
Ia memberikan nyanyian baru dalam mulutku untuk memuji Allah kita. (Refren)

Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan dan korban sajian, tetapi Engkau telah membuka telingaku;
korban bakaran dan korban penghapus dosa tidak Engkau tuntut. Lalu aku berkata: "Sungguh, aku datang”. (Refren)

Dalam gulungan kitab ada tertulis tentang aku; aku suka melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada dalam dadaku." (Refren)

Aku mengabarkan keadilan dalam jemaah yang besar; bahkan tidak kutahan bibirku, Engkau juga yang tahu, ya TUHAN.
(Refren)

09. BACAAN KEDUA (1Kor 6:13-15,17-20)

L : Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus Saudara-saudari, makanan adalah untuk perut dan perut untuk makanan: tetapi kedua-duanya akan dibinasakan Allah. Tetapi tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh. Allah, yang membangkitkan Tuhan, akan membangkitkan kita juga oleh kuasa-Nya. Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah anggota Kristus? Akan kuambilkah anggota Kristus
untuk menyerahkannya kepada percabulan? Sekalikali tidak! Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia. Jauhkanlah dirimu dari percabulan! Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya sendiri. Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu! Demikianlah Sabda Tuhan.
U : Syukur kepada Allah.

10. ALLELUIA (Yoh 1:41,17b)

P : Alleluia
U : Alleluia
P : Kami telah menemukan Mesias, * kasih karunia dan kebenaran datang oleh-Nya.
U : Alleluia

11. INJIL (Yoh 1:35-42)

P : Marilah kita bersama-sama mendengarkan Injiln Yesus Kristus menurut Yohanes. Pemimpin dan semua yang hadir membuat tanda salib dengan ibu jari pada dahi, mulut, dan dada. Kemudian Pemimpin membacakan Injil.
Pada keesokan harinya Yohanes berdiri di situ pula dengan dua orang muridnya. Dan ketika ia melihat Yesus lewat, ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah!" Kedua murid itu mendengar apa yang dikatakannya itu, lalu mereka pergi mengikut Yesus. Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Ia melihat, bahwa mereka mengikut Dia lalu berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu cari?" Kata mereka kepada-Nya: "Rabi (artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal?" Ia berkata kepada mereka: "Marilah dan kamu akan melihatnya." Mereka pun datang dan melihat di mana Ia tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersamasama dengan Dia; waktu itu kira-kira pukul empat. Salah seorang dari keduanya yang mendengar perkataan Yohanes lalu mengikut Yesus adalah Andreas, saudara Simon Petrus. Andreas mula-mula bertemu dengan Simon, saudaranya, dan ia berkata kepadanya: "Kami telah menemukan Mesias (artinya: Kristus)." Ia membawanya kepada Yesus. Yesus memandang dia dan berkata: "Engkau Simon, anak Yohanes, engkau akan dinamakan Kefas, artinya Petrus."
P : Demikianlah Injil Tuhan.
U : Terpujilah Kristus.

12. RENUNGAN SINGKAT

Dalam bacaan Injil tadi kita melihat tiga kelompok manusia. Mereka memiliki satu pandangan yang sama, yaitu memperkenalkan dan mengikuti Yesus. Mari kita bahas ketiga kelompok ini untuk menarik maknanya bagi kita.
Pertama, Yohanes Pembaptis. Ia berdiri bersama kedua muridnya, menyaksikan Yesus yang lewat. Lalu ia menyatakan bahwa yang sedang lewat itu adalah Anak Domba Allah. Dia mengenal-Nya dan memperkenalkan-Nya kepada kedua muridnya. Dia pun membiarkan kedua muridnya mengikuti Yesus dan bahkan menjadi murid Yesus.
Kisah ini mengajak kita semua untuk menjadi Yohanes Pembaptis, dimulai di dalam keluarga kita, di tengahtengah orang-orang yang dekat dengan kita. Seperti Yohanes, kita bisa memperkenalkan Tuhan dan menunjukkan bahwa Tuhan sedang lewat di dalam kebersamaan kita. Kita mengajak mereka untuk menyadari kehadiran-Nya. Siapa tahu mereka juga ditarik untuk merasakan kehadiran-Nya dan menjadi murid Tuhan yang lebih setia. Kedua, kedua murid Yohanes Pembaptis, yang salah satunya bernama Andreas. Segera setelah mendengarkan petunjuk dari gurunya, mereka pun langsung mengikuti Yesus. Yang menarik, ketika Yesus bertanyakepada mereka, mereka langsung menyapa Yesus dengan Rabi, yang artinya guru. Mereka beralih dari guru mereka Yohanes kepada Yesus. Dalam kegugupan, mereka menanyakan tempat tinggal Sang Guru. Jawaban Yesus sederhana saja, “mari dan lihatlah!” yang berarti, “kamu ikuti saja saya dan kita terus berjalan bersama!” Tuhan tidak menentukan tempat tinggal-Nya, tetapi sejauh kita berjalan bersama Dia, Dia ada di dalam hati kita, karena Tubuh kita adalah Bait-Nya. Dari kedua murid Yohanes Pembaptis ini kita belajar
untuk mengarahkan hati kita kepada Tuhan. Mungkin kita mengalami banyak sekali keterkejutan atau
kekaguman di dalam hidup kita, entah pada orang atau pada barang atau pada apapun. Namun, kekaguman
itu mesti membawa kita kepada Dia, Sang Pencipta. Seringkali terjadi bahwa kita malah menjadikan tokoh atau keinginan-keinginan kita sebagai guru kita yang terus kita ikuti. Tetapi, kedua murid Yohanes Pembaptis ini mengajak kita untuk menemukan Guru yang Sejati di dalam diri Yesus Kristus. Dia adalah Guru kita yang
sesungguhnya, yang mengajarkan kita hidup yang baik dan benar, yang mengantar kita kepada keselamatan. Ketiga, Simon Petrus. Ia adalah saudara dari Andreas. Setelah bersama Yesus, Andreas memperkenalkan Yesus kepada saudaranya Simon. Andreas rupanya belajar dari Yohanes Pembaptis untuk memperkenalkan Yesus kepada semakin banyak orang, mulai dari dalam lingkaran keluarga atau orang-orang dekatnya. Simon dibawa Andreas kepada Yesus dan Simon menuruti saja ajakan Andreas saudaranya. Yang menarik, rupanya Yesus sudah mengetahui siapa itu
Simon. Yesus mengetahui siapa bapanya (yang bernama Yohanes) dan tahu karakternya yang keras, sekeras batu. Yesus pun menambahkan nama Batu (dalam bahasa Ibrani Kefas dan dalam bahasa Latin Petrus), sehingga ia menjadi Simon Petrus. Kelak, ia memang menjadi sosok kuat yang menjadi pemimpin dari para rasul. Dari kisah ini kita belajar bahwa Tuhan sudah mengetahui siapa diri kita. Entah kita kudus atau berdosa, Tuhan tetap mencintai kita dan memakai kita untuk tugas perutusan-Nya. Jika kita merasa tidak layak, kita bisa meminta bantuan sesama kita untuk
bersama mereka kembali kepada Tuhan. Atau, jika sesama kita mengajak kita untuk kembali kepada Tuhan, kita buka hati kita supaya kita bisa disapa lagi secara khusus oleh Tuhan. Selamat menemukan jalan panggilan kita masingmasing. Mari kita saling membantu agar hidup kita menjadi pelayanan bagi Tuhan dan tubuh kita menjadi Bait Kudus Allah.

13. HENING SEJENAK

14. SYAHADAT

P : Marilah menanggapi Sabda Tuhan dan mengungkapkan iman kepercayaan kita kepada Tuhan dengan mengucapkan Syahadat. Aku percaya akan Allah, Bapa yang mahakuasa…..

15. DOA UMAT

P : Saudara-saudari seiman, bersatu dengan Kristus dan dengan pengantaraan-Nya, kita diperkenankan memanjatkan doa-doa kita kepada Bapa di surga.
P : Bagi para pemimpin dan petugas Gereja. Semoga mereka tetap memiliki semangat melayani umat dan memberi kesaksian tentang Tuhan yang memanggil mereka. Marilah kita mohon…
P : Bagi para pemimpin masyarakat. Semoga Bapa di surga menerangi hati dan pikiran para pemimpin masyarakat kita agar mereka berusaha menciptakan dan menjaga suasana yang baik bagi perkembangan warga masyarakat. Marilah kita mohon…
P : Bagi sesama kita yang menderita. Kiranya mereka yang mengalami penderitaan mengalami belas kasih Tuhan melalui kebaikan hati sesama. Dan semoga mereka menyadari bahwa dalam penderitaan yang mereka alami, mereka juga dipanggil untuk memberikan kesaksian iman, harap, dan kasih. Marilah kita mohon….
P : Bagi kita sendiri. Semoga kita yang hadir di sini menyadari keluhuran makna panggilan hidup kita masing-masing dan berusaha membimbing anakanak kita agar berani menanggapi panggilan Tuhan serta bersedia mengikuti Dia. Marilah kita mohon….
P : Kita hening sejenak untuk menyerahkan doa dan permohonan pribadi kita masing-masing. [hening sejenak lalu lanjut].
P : Demikianlah ya Bapa, doa-doa permohonan yang kami sampaikan ke hadirat-Mu. Kabulkanlah demi jasa Yesus Kristus, Tuhan dan pengantara kami.
U : Amin

16. KOLEKTE

[Selanjutnya ada pengumpulan kolekte sebagai perwujudan cinta kepada Sang Sabda dan kepada sesama yang berkekurangan, diiringi lagu yang sesuai. Kolekte dikumpulkan lalu dihantar dan diletakkan di depan mimbar] diiringi lagu persembahan yang bernada Syukur Kepada Tuhan atau Ajakan Berbagi.

17. DOA PUJIAN

[Sesudah Kolekte, Pemimpin membawakan Doa Pujian sambil berdiri di depan umat, menghadap ke altar dan umat berdiri dan setiap kali mendaraskan aklamasi bersama.]
P : Saudara-saudari terkasih, setelah menyadari karya keselamatan Allah bagi hidup kita, marilah kita memuji Dia dan berseru: Terpujilah Engkau di surga
U : Terpujilah Engkau di surga
P : Allah, Bapa yang maharahim, kami memuji nama-Mu karena Engkau telah memanggil dan mengangkat kami menjadi putra-putri-Mu. Maka kami memuji Engkau:
U : Terpujilah Engkau di surga
P : Ya Bapa, terdorong oleh cinta kasih, Engkau memelihara kami dengan menyediakan segala yang kami perlukan untuk hidup. Maka kami memuji Engkau:
U : Terpujilah Engkau di surga
P : Ketika kami berdosa dan karenanya menjauhkan diri dari-Mu, Engkau tidak membiarkan kami binasa. Sebaliknya, Engkau mendekati kami dalam diri Yesus Putra-Mu. Melalui sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya Engkau membebaskan kami dari kuasa dosa dan maut. Maka kami memuji Engkau:
U : Terpujilah Engkau di surga
P : Engkau telah mengutus Roh Kudus untuk membimbing dan mendampingi hidup kami dan menjadikan kami anak-anak terang. Maka kami memuji Engkau:
U : Terpujilah Engkau di surga
P : Maka, bersama seluruh umat beriman, dan dalam kesatuan dengan Bapa Suci Paus Fransiskus, Bapa Uskup kami [nama Uskup setempat] dan Pastor Paroki kami [nama pastor paroki setempat], kami melambungkan madah pujian bagi-Mu dengan berseru: [menyanyikan satu lagu bertemakan Puji Syukur] Menyusul RITUS KOMUNI. Dalam Ibadah Sabda terdapat dua kemungkinan, yaitu (1) menyambut komuni (lihat cara A), (2) tidak menyambut komuni, tetapi umat diajak menghayati komuni batin/rindu (lihat cara B).

18A. Cara A: DENGAN KOMUNI

Sesudah Doa Pujian, Pemimpin menuju ke altar untuk mempersiapkan komuni. Ia membentangkan kain korporale di atas altar dan kemudian mengambil Sakramen Mahakudus dari tabernakel dan diletakkan di atas kain korporale. Sesudah mempersiapkan segala yang perlu untuk Komuni Kudus, para pemandu/pengantar bersama para pelayan dan umat beriman berlutut menyembah dalam keheningan sesaat. Sesudah itu Pemimpin mengajak umat untuk menyanyikan lagu Bapa Kami sambil berdiri.

P : Saudara-saudari, meskipun kita tidak merayakan Ekaristi, pada perayaan ini kita memperoleh
kesempatan menyambut Komuni Kudus, maka dalam persatuan dengan saudara-saudari separoki yang merayakan Ekaristi, marilah kita menyiapkan hati di hadirat Tuhan. [Hening sejenak]

19A. BAPA KAMI Berdiri

P : Atas petunjuk Penyelamat kita dan menurut ajaran Ilahi, maka beranilah kita berdoa.
U : Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni
yang bersalah kepada kami; dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.Sesudah doa Bapa Kami, dapat juga diadakan Salam damai.

20A. SALAM DAMAI DAN KOMUNI

Bila ada Salam Damai, Pemimpin mengajak Umat, misalnya sebagai berikut:
P : Marilah kita saling memberikan salam damai. Umat memberikan salam damai kepada saudara-saudari yang berada paling dekat. Sesudah Salam Damai, Pemimpin berlutut menghormati Sakramen Mahakudus,
lalu menghunjukkan hosti kudus kepada umat, sambiln berkata:
P : Inilah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia. Hosti dan sibori ditunjukkan kepada umat: Berbahagialah kita yang diundang ke perjamuanNya. Pemimpin dan Umat berdoa bersama-sama.
U : Ya Tuhan saya tidak pantas, Engkau datang pada saya, tetapi bersabdalah saja, maka saya akan sembuh.
Dengan khidmat, Pemimpin menyambut Tubuh Tuhan terlebih dulu. Sesudah itu, ia melayani umat yang menyambut komuni, seraya setiap kali berkata:
P : Tubuh Kristus.
U : Amin.

Penyambutan komuni diiringi dengan nyanyian komuni.
----------------------------------------------------------------------------------------------
18B. Cara B. TANPA KOMUNI

P : Pada perayaan ini kita tidak menyambut Komuni kudus. Meskipun demikian, marilah kita menghayati kehadiran Tuhan yang kita rindukan di dalam hati kita masing-masing.

19B. BAPA KAMI Berdiri

P : Saudara-saudari terkasih, kita telah dipersatukan oleh iman yang sama. Maka sebagai Putra-Putri Bapa yang satu dan sama, marilah kita berdoa sebagaimana yang diajarkan oleh Putra-Nya sendiri.
U : Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni
yang bersalah kepada kami; dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat. Dapat dilaksanakan Salam Damai.
P : Marilah kita saling memberikan salam damai. Umat memberikan salam damai kepada saudara-saudari yang berada paling dekat saja.

20B. DOA KOMUNI BATIN Berlutut/berdiri

Pemimpin mengajak semua yang hadir untuk melaksanakan Komuni Batin dengan rumusan ajakan antara lain sebagai
berikut:
P : Kini, mari kita siapkan hati kita untuk menyambut kedatangan Tuhan di dalam hati kita.
P : Yesus bersabda, “Kamu memang sudah bersih karena Firman yang telah Kukatakan kepadamu.
Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.” (Yoh. 15:3-4). [hening sejenak]

P : Yesusku, aku percaya, Engkau sungguh hadirdalam Sakramen Mahakudus. Aku mengasihi-Mu lebih dari segalanya, dan aku merindukan kehadiran-Mu dalam seluruh jiwaku. Karena sekarang aku tak dapat menyambut-Mu dalam
Sakramen Ekaristi, datanglah sekurangkurangnya secara rohani ke dalam hatiku, meskipun Engkau selalu telah datang. Aku memeluk-Mu dan mempersatukan diriku sepenuhnya kepada-Mu, jangan biarkan aku
terpisah daripada-Mu. Amin. [hening sejenak]

P : Dalam keheningan, marilah kita masing-masing menyatukan diri dengan Tuhan yang hadir saat ini
di sini bersama kita. Berbicaralah dengan Dia dari hati ke hati dengan mengatakan:
P : Yesus, datanglah, dan tinggallah dalam hatiku. Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu.
U : Yesus, datanglah, dan tinggallah dalam hatiku. Jadikanlah hatiku seperti hati-Mu.

▪ Seruan di atas diulangi oleh Pemimpin dandiikuti oleh yang hadir sebanyak tiga kali.
▪ Lalu diberi saat hening secukupnya.
▪ Sesudah Komuni Batin, dapat dinyanyikan satu lagu Masa Natal.

21. MENDARASKAN MAZMUR 19:1-10

Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya; hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam. Tidak ada berita dan tidak ada kata, tetapi gema mereka terpencar ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi. Ia memasang kemah di langit untuk matahari, yang keluar bagaikan pengantin laki-laki yang keluar dari kamarnya, girang bagaikan
pahlawan yang hendak melakukan perjalanannya. Dari ujung langit ia terbit, dan ia beredar sampai ke ujung yang lain;
tidak ada yang terlindung dari panas Taurat TUHAN itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan TUHAN itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman. Titah TUHAN itu tepat, menyukakan hati; perintah TUHAN itu murni, membuat mata bercahaya. Takut akan TUHAN itu suci, tetap ada untuk selamanya;
hukum-hukum TUHAN itu benar, adil semuanya, lebih indah dari pada emas, bahkan dari pada banyak emas tua;
dan lebih manis dari pada madu, bahkan dari pada madu tetesan dari sarang lebah. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus, seperti pada permulaan, sekarang, selalu, dan sepanjang segala abad. Amin.

22. AMANAT PENGUTUSAN

P : Saudara-saudari terkasih, Yohanes Pembaptis menunjukkan kepada kedua muridnya tentang Yesus, Anak Domba Allah. Kedua murid itu pun menjadi murid Yesus. Kita pun bisa menjadi Yohanes Pembaptis di zaman kini. Kita memperkenalkan Yesus dan mengajak anggota keluarga kita untuk semakin akrab dengan Tuhan. Kita biasakan diri dengan berdoa dan membaca Kitab Suci di dalam keluarga dan komunitas atau lingkungan kita.

23. DOA PENUTUP

P : Marilah kita berdoa, Ya Tuhan, terima kasih untuk hadir bersama kami dalam perayaan ini. Semoga hati kami semakin terbuka untuk menerima Sabda-Mu agar kami dapat mengarahkan hidup kami sesuai kehendakMu. Demi Kristus, Dialah Tuhan dan pengantara kami.
U : Amin

24. MOHON BERKAT TUHAN

P : Sebelum mengakhiri perayaan ini marilah kita menundukkan kepala, memohon berkat Tuhan.
[hening sejenak]
P : Semoga Tuhan memberkati kita, melindungi kita terhadap dosa dan menghantar kita ke hidup yang
kekal. [sambil membuat Tanda Salib pada diri sendiri]

DALAM NAMA BAPA, DAN PUTRA, DAN ROH KUDUS.

U : Amin.
P : Perayaan Sabda kita ini sudah selesai.
U : Syukur kepada Allah.

25. PENGUTUSAN

P : Marilah pergi, kita diutus.
U : Amin.

26. LAGU PENUTUP

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News