Para murid Yesus tidak memahami makna perumpamaan tentang penabur. Karena itu, mereka bertanya pada Sang Guru. Yesus menjelaskan bahwa Sang Penabur adalah Tuhan sendiri dan benih adalah Firman-Nya.
Sementara tanah tempat benih itu tumbuh menggambarkan tanggapan yang berbeda terhadap Firman Tuhan. Perumpamaan itu diakhiri dengan seruan,"Siapa yang mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!"
Mendengarkan adalah hal yang sangat penting dalam hubungan kita dengan Tuhan. Dalam Injil, proses mendengarkan itu mencakup tahapan berikut: 1 ) mendengar pesan dengan sungguh-sungguh, 2) memahami pesan, 3) menyesuaikan pesan dengan konteks pribadi; setelah kita mencapai tahap ketiga ini, tahap terakhir akan mengikuti, yaitu 4) bertindak berdasarkan pesan.
Ketika orang sanggup memandang hidup dengan kaca mata Firman Tuhan, atau sebagaimana ajaran Tuhan dalam Kitab Suci, maka perilakunya lambat-laun akan semakin sesuai dengan ajaran itu.
Lambat-laun ia tidak perlu memaksakan diri untuk bertindak. Kebebasannya bertindak datang dengan sendirinya sebagai buah kasatuan dengan Kristus dan jalan-Nya.
Tuhan, semoga telinga kami selalu terbuka terhadap undangan sabda-Mu dan berusaha sekuat tenaga untuk mengamalkannya dalam hidup sehari-hari. Amin (sumber adiutami.com).
Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News