Bacaan Liturgi Katolik

Bacaan-bacaan Liturgi Minggu 4 Februari 2024, Masa Biasa V

Penulis: Gordy Donovan
Editor: Gordy Donovan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

BACAAN - Petugas saat membaca bacaan suci. Mari simak bacaan-bacaan Liturgi Minggu 4 Februari 2024.Bacaan-bacaan liturgi disiapkan untuk Pekan Biasa V.

Kej 39:8 Tetapi Yusuf menolak dan berkata kepada isteri tuannya itu: "Dengan bantuanku tuanku itu tidak lagi mengatur apa yang ada di rumah ini dan ia telah menyerahkan segala miliknya pada kekuasaanku,

Kej 39:9 bahkan di rumah ini ia tidak lebih besar kuasanya dari padaku, dan tiada yang tidak diserahkannya kepadaku selain dari pada engkau, sebab engkau isterinya. Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?"

Kej 39:10 Walaupun dari hari ke hari perempuan itu membujuk Yusuf, Yusuf tidak mendengarkan bujukannya itu untuk tidur di sisinya dan bersetubuh dengan dia.

Kej 39:11 Pada suatu hari masuklah Yusuf ke dalam rumah untuk melakukan pekerjaannya, sedang dari seisi rumah itu seorangpun tidak ada di rumah.

Kej 39:12 Lalu perempuan itu memegang baju Yusuf sambil berkata: "Marilah tidur dengan aku." Tetapi Yusuf meninggalkan bajunya di tangan perempuan itu dan lari ke luar.

Kej 39:13 Ketika dilihat perempuan itu, bahwa Yusuf meninggalkan bajunya dalam tangannya dan telah lari ke luar,

Kej 39:14 dipanggilnyalah seisi rumah itu, lalu katanya kepada mereka: "Lihat, dibawanya ke mari seorang Ibrani, supaya orang ini dapat mempermainkan kita. Orang ini mendekati aku untuk tidur dengan aku, tetapi aku berteriak-teriak dengan suara keras.

Kej 39:15 Dan ketika didengarnya bahwa aku berteriak sekeras-kerasnya, ditinggalkannyalah bajunya padaku, lalu ia lari ke luar."

Kej 39:16 Juga ditaruhnya baju Yusuf itu di sisinya, sampai tuan rumah pulang.

Kej 39:17 Perkataan itu jugalah yang diceritakan perempuan itu kepada Potifar, katanya: "Hamba orang Ibrani yang kaubawa ke mari itu datang kepadaku untuk mempermainkan aku.

Kej 39:18 Tetapi ketika aku berteriak sekeras-kerasnya, ditinggalkannya bajunya padaku, lalu ia lari ke luar."

Kej 39:19 Baru saja didengar oleh tuannya perkataan yang diceritakan isterinya kepadanya: begini begitulah aku diperlakukan oleh hambamu itu, maka bangkitlah amarahnya.

Kej 39:20 Lalu Yusuf ditangkap oleh tuannya dan dimasukkan ke dalam penjara, tempat tahanan-tahanan raja dikurung. Demikianlah Yusuf dipenjarakan di sana.

Kej 39:21 Tetapi TUHAN menyertai Yusuf dan melimpahkan kasih setia-Nya kepadanya, dan membuat Yusuf kesayangan bagi kepala penjara itu.

Kej 39:22 Sebab itu kepala penjara mempercayakan semua tahanan dalam penjara itu kepada Yusuf, dan segala pekerjaan yang harus dilakukan di situ, dialah yang mengurusnya.

Kej 39:23 Dan kepala penjara tidak mencampuri segala yang dipercayakannya kepada Yusuf, karena TUHAN menyertai dia dan apa yang dikerjakannya dibuat TUHAN berhasil.

Santo-Santa 4 Februari

Santo Yohanes de Britto, Martir

Yohanes de Britto adalah anak seorang perwira tinggi. Ketika masih kanak-kanak, ia bersahabat baik dengan Don Pedro, yang kemudian menjadi Raja Portugal. Ketika menanjak remaja, ia tidak suka bergaul dengan kawan-kawannya yang lebih tertarik pada gaya hidup istana yang serba germelap. Suatu ketika ia jatuh sakit, tetapi segera sembuh lagi berkat doa ibunya lewat perantaraan Santo Fransiskus Xaverius. Ia bercita – cita menjadi misionaris seperti Santo Fransiskus Xaverius.

Pada hari raya natal tahun 1662, ia masuk novisiat Serikat Yesus di Lisabon. Di hadapan kanak-kanak Yesus yang terbaring di kandang Natal biaranya, ia berdoa dan memohon kiranya ia diutus ke Jepang sebagai misionaris. Pada waktu itu, Jepang sudah menjadi sebuah wilayah misi di Asia. Tetapi Tuhan mempunyai suatu rencana lain atas dirinya. Oleh pimpinannya, ia ditempatkan sebagai misionaris di India, sebuah wilayah misi yang sangat sulit. Ketika mendengar berita itu, ibunya segera menghubungi Duta Sri Paus dan pembesar lainnya untuk membatalkan kembali keputusan atas diri anaknya. Bagi dia, penempatan itu sangat berbahaya bagi anaknya.

Tetapi Yohanes dengan tenang menjelaskan segala sesuatu kepada ibunya, Tuhanlah yang memanggil aku. Aku tak mampu berbuat sesuatu selain menerima keputusan itu dengan iman sambil menyerahkan diri pada kebaikan Allah. Tidak mendengarkan panggilan Tuhan sama saja dengan membangkitkan amarah Tuhan atas kita. Dalam nama Tuhan, aku bersedia berangkat ke India untuk mewartakan Injil Kristus, demikian katanya kepada ibunya. Karena keteguhan imannya akan rencana Allah, ia sanggup mengatasi semua rintangan yang menghadang. Ibunya sendiri akhirnya merelakan dia pergi ke India, demi Injil Yesus Kristus. Wilayah misi India masa itu sangat rawan. Yohanes dengan penuh semangat berkarya demi penyebaran Injil Kristus selama 20 tahun di tengah-tengah aneka rintangan dan hadangan, penderitaan dan kekurangan. Keberhasilannya mempertobatkan orang-orang India membawa dia kepada kematian yang mengerikan. Ia ditangkap, dianiaya dan dipenjarakan, kemudian mati di penggal kepalanya pada tanggal 4 Februari 1693.

Santo Isodorus dari Mesir, Pengaku Iman

Semenjak masa mudanya, Isodorus menjalani suatu cara hidup tapa yang keras di gurun pasir Mesir. Dimata rekan-rekannya, ia dikenal sebagai pertapa yang saleh dan ramah kepada siapa saja yang datang kepadanya meminta bimbingannya. Ia rajin berdoa dan bekerja. Doa-doa Mazmur senantiasa didengungkan sepanjang ia bekerja. Apabila rekan-rekannya menyuruh dia beristirahat, ia menjawab: Hidup Yesus penuh dengan kerja keras dan doa. Karena itupun kita hendaknya berbuat yang sama seperti Yesus. Sekalipun saya dibunuh, dibakar dan abu jenazahku di tebarkan di udara, semuanya itu belumlah cukup sebagai balasan kepada Yesus, Guruku.

Suatu ketika, tatkala ia kembali dari kunjungannya kepada Uskup Theofilus di kota Aleksandria, rekan-rekannya menanyai dia tentang segala sesuatu yang dilihatnya di kota. Pertanyaan itu dijawabnya dengan mengatakan: Saya tidak melihat apa-apa selain Uskup Theofilus. Maksudnya dengan jawaban ini ialah untuk menyadarkan rekan-rekannya akan pentingnya hal pengendalian diri bagi seorang pertapa di tengah-tengah kegermelapan dunia dan berbagai kesenangan duniawi, agar tidak mengganggu persatuannya dengan Kristus. Ia meninggal dunia pada tahun 390.

Santa Katarina Dei Ricci, Perawan

Katarina lahir di Florence, Italia pada tanggal 23 April 1322. Ia dipermandikan dengan nama Aleksandrina Dei Ricci. Semenjak kecil, ia sudah menunjukkan minta besar terhadap hal-hal kerohanian seperti berdoa dan kewajiban agama lainnya. Cita-citanya hanya satu, yakni menjadi seorang biarawati. Ketika berusia 13 tahun, ia menjadi anggota Ordo ketiga Santo Dominikus di desa Prato dengan nama baru: Katarina Dei Ricci. Di dalam ordo ini, Katarina mengalami perkembangan hidup rohani yang sangat mendalam. Ia mengalami banyak penglihatan Ilahi. Pada masa puasa 1542, ia mengalami penglihatan ajaib yang menggambarkan Kristus yang disalibkan. Penglihatan itu sungguh mengharukan hatinya hingga menyebabkan ia sakit selama 3 minggu. Ia sembuh kembali ketika mengalami penglihatan kedua pada malam Paskah tentang Yesus yang bangkit dan menampakkan diri kepada Maria Magdalena.

Penglihat-penglihatannya yang dialaminya setiap hari Jumat berlangsung terus selama 12 tahun. Kecuali itu, Katarina pun dianugerahi lima lukaYesus pada kedua tangan dan kakinya serta lambungnya. Stigmata itu menjadi tanda Ilahi yang terus menggerakkan dia untuk selalu merenungkan makna penderitaan Yesus bagi keselamatan umat manusia. Renungan-renungan ini menjadikan dia seorang pencinta dan pendoa bagi jiwa-jiwa di api penyucian. Meskipun kehidupan Katarina diliputi berbagai peristiwa ajaib dan pengalaman rohani, ia selalu menampilkan diri sebagai seorang suster yang rendah hati dan penuh kasih sayang kepada sesamanya di dalam biara. Ia meninggal dunia pada tanggal 2 Februari 1590 di Prato, dekat Florence.

Santa Yoana Valois, Pengaku Iman

Yoana Valois, puteri raja Louis XI (1461 - 1483) lahir pada tahun 1464. Ketika menanjak remaja, ia dipaksa ayahnya menikah dengan seorang pangeran dari Orleans. Ketika suaminya naik Tahta menggantikan ayahnya raja Louis XI pada tahun 1498, Yoana meminta agar perkawinan mereka di batalkan saja. Alasannya adalah bahwa perkawinan ini hasil paksaan ayahnya bukan keputusan kehendaknya pribadi. Sri Paus pun mengabulkan permohonan Yoana.

Setelah itu, Yoana tinggal di Bourges. Disana pada tahun 1501 ia mendirikan Ordo Annonciades, sebuah ordo kontemplatif bagi penghormatan abadi kepada Bunda Maria. Istananya kemudian diubahnya menjadi biara induk untuk ordonya. Sebagai seorang biarawati, Yoana dikenal sebagai seorang yang sabar, baik hati dan saleh. Ia ditetapkan Kudus oleh Sri Paus Pius XII (1939 - 1958) pada tahun 1950. (sumber iman katolik.com).

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News