Renungan Katolik Hari Ini

Renungan Katolik Hari Ini Sabtu 17 Februari 2024, Supaya Mereka Bertobat

Penulis: Gordy
Editor: Gordy Donovan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KAPELA TUAN MA - Mari simak Renungan Katolik hari ini 17 Februari 2024.Tema renungan harian katolik yaitu Supaya Mereka Bertobat.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Salam damai sejahtera untuk kita semua. Bertobat itu sebuah tindakan yang dilakukan untuk satu tujuan tertentu. Dan untuk menjadi bertobat tak akan sekali jadi tetapi selalu ada prosesnya. Bertobat itu meninggalkan segala sesuatu yang salah dan berubah menjadi baru. Dari sifat yang kurang baik atau tidak baik menjadi lebih baik lagi. Menjadi persoalan paling berat dalam satu proses pertobatan adalah mengalahkan diri sendiri karena bertobat itu berhubungan langsung dengan diri kita sendiri.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Pada hari Sabtu sesudah hari Rabu abu ini kita kembali disuguhkan dengan tema bertobat dari bacaan kita hari ini. Nabi Yesaya masih menyuarakan amanah Tuhan kepada bangsa Israel untuk menjalankan puasa mereka dengan cara melakukan kebajikan kepada orang lain yang membutuhkan. Jika semua perbuatan baik itu dilakukan maka terangmu akan terbit di tengah kegelapan dan Tuhan akan menuntunnya senantiasa. Dan dalam Injil hari ini mengisahkan tentang panggilan seorang Levi.

Dikisahkan bahwa ketika Yesus melihat seorang pemungut cukai yang bernama Levi itu sedang duduk di rumah cukai. Ketika Yesus lewat di rumah cukai itu Yesus berkata: “Ikutilah Aku!” Bagi Yesus panggilannya terhadap Levi itu pasti menimbulkan kontroversi. Yesus tahu dan kenal bahwa Levi itu seorang pemungut cukai dan apalagi sedang duduk di rumah cukai dan Yesus berani memanggilnya untuk mengikutiNya. Dan ini terkesan aneh karena di kalangan orang Yahudi, seorang pemungut cukai adalah seorang yang berdosa karena dianggap telah banyak berbuat dosa karena korupsi dan lainnya.

Mereka dianggap telah memungut pajak lebih tinggi dari apa yang sudah ditetapkan dan begitu banyak praktek kecurangan yang dilakukan oleh para pemungut pajak ini. Label yang diberikan kepada para pemungut cukai ini membuat mereka sangat dibenci dan dianggap sebagai orang berdosa. Namun Levi, seorang pemungut cukai juga dan memiliki nama dan dipanggil oleh Yesus untuk mengikutiNya. Levi merasa dia dicintai dan disapa oleh Yesus dan “berdirilah Levi dan meninggalkan segala sesuatu lalu mengikuti Dia”. Yang dilakukan oleh Levi ketika dipanggil Yesus adalah “Berdirilah dan meninggalkan segala sesuatu”. Ini sebuah tindakan yang luar biasa sebagai simbol pertobatan, berdiri dan meninggalkan lalu pergi mengikuti Yesus.

Tindakan berdiri dimaksud adalah sebuah sikap siap untuk bangun dari konteks lama (tempat duduk) atau tempat yang nyaman untuk siap meninggalkan segala sesuatunya. Tempat duduk di rumah cukai itu menjadi tempat ternyaman bagi para pemungut cukai untuk mencari nafkah. Dan kemungkinan banyak uang yang didapat dari pekerjaan ini karena lahan basah dalam konteks kita sekarang. Namun Levi dengan sikap siap untuk berdiri dan meninggalkan semua itu dan mengikuti Yesus. Pola inilah yang bagi Yesus menjadi sebuah pola yang tepat untuk sebuah proses pertobatan.

Tapi orang Farisi melihat proses pertobatan itu secara berbeda dan dianggap sangat naif karena Yesus bisa makan bersama dengan para pemungut cukai itu bersama Levi karena Levi mengundang Yesus makan bersama di rumahnya untuk merayakan peristiwa ‘pertobatan’ itu. Dan Yesus menepis anggapan negatif ini “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib tetapi orang sakit! Aku datang bukan untuk memanggil orang yang benar tetapi orang berdosa supaya mereka bertobat.” Jawaban Yesus atas anggapan negatif inilah yang membuat mereka tak mampu melawan Yesus lagi tentang hal ini. Jawaban Yesus yang sama sama inilah juga berlaku untuk kita. Yesus sudah memanggil kita orang yang berdosa ini kepada pertobatan.

Namun banyak di antara kita yang masih saja tidak tahu apa maksud Tuhan memanggil kita. Kita kadang atau seringkali masih sangat kuat mempertahankan “kursi kenyamanan” kita dan yang masih melekat kuat dalam diri kita sehingga sulit untuk berdiri dan siap meninggalkan semua itu untuk mengikuti Yesus karena kursi itu menghasilkan kedudukan, uang, kesenangan, pesta dan seterusnya dan kita masih sulit untuk melepaskannya karena keterikatan secara daging. Maka kita perlu belajar seperti Levi untuk “berdiri dan meninggalkan” semua hal yang mengikat kita. Usaha untuk berdiri itu menjadi usaha terus menerus agar kita tidak kembali di kursi kita yang sama tetapi pada perubahan diri kita pada pertobatan.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Pesan untuk kita, pertama: kita semua dipanggil oleh Yesus untuk mengikutiNya sebagai bentuk pertobatan. Kedua, pertobatan itu dimulai dengan “berdiri dan meninggalkan”. Ketiga, kita kadang bahkan sering sulit untuk meninggalkan karena kelekatan kita maka kita butuh pertobatan agar kita lebih mampu bertobat.

Berita TRIBUNFLORES.COM Lainnya di Google News